Tahapan Persalinan Mekanisme Persalinan Normal

Seperti halnya menurut Gorrie Mc Kinney dan Murray 1998, faktor ‐faktor yang berperan di dalam mulainya persalinan adalah meningkatnya produksi glukokortikoid dan androgen dari kelenjar adrenal janin sehingga menurunkan sekresi progesteron dan meningkatnya produksi prostaglandin yang menstimulasi kontraksi uterus, perubahan rasio estrogen dan progesteron serta peregangan atau tekanan dari uterus dan serviks.

2.1.2. Faktor Essensial Persalinan

1. Power, kontraksi uterus, dinding perut. Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. 2. Passageway, jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus lubang luar vagina janin harus dapat menyesuaikan diri dengan jalan lahir tersebut. 3. Passanger, atau janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi dari beberapa faktor, yakni : ukuran kepala janin, presentasi letak kepala, letak, sikap dan posisi janin 4. Psikologikal Respon, perilaku wanita dan pasangan secara keseluruhan merupakan petunjuk tentang jenis dukungan yang diperlukan. 5. Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan

2.1.3. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Kala I Dimulai dari saat tanda-tanda persalinan timbul, yaitu mulai timbul his dan keluar lendir yang bersemu darah, sampai terjadi pembukaan lengkap. Penyulit yang mungkin timbul adalah ancaman robekan rahim, selaput janin pecah pada saat pembukaan masih kecil, gangguan pembukaan pintu jalan lahir, prolaps bagian kecil tubuh janin, dan gawat janin Manuaba, 1998. 2. Kala II Dimulai dari pembukaan lengkap 10cm sampai bayi lahir. Penyulit yang mungkin timbul adalah keadaan gawat ibu dan janin, gangguan kekuatan untuk mendorong janin, kelainan letak dan posisi janin serta disproporsi kepala panggul menyebabkan janin tidak dapat melewati pintu bawah panggul, dan ancaman robekan rahim Manuaba, 1998. 3. Kala III Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung 6 sampai 15 menit. Penyulit yang mungkin timbul adalah gangguan pelepasan plasenta retensio plasenta dan ancaman perdarahan Kala III dan jam-jam berikutnya lebih berbahaya untuk ibu daripada waktu-waktu lainnya. Pengelolaan yang salah pada Kala III ini akan menyebabkan terjadinya perdarahan banyak Oxorn dan Forte, 1996. 4. Kala IV Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. Penyulit yang mungkin timbul adalah bahaya perdarahan yang mengancam pada 2 jam Universitas Sumatera Utara pertama akibat masih adanya sisa plasenta dan kontraksi otot rahim yang lemah Manuaba, 1998.

2.1.4. Mekanisme Persalinan Normal

1. Engagement, bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul kepala dikatakan telah menancap engaged pada pintu atas panggul. 2. Penurunan, gerakan bagian prsentasi melewati panggul. 3. Fleksi, segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi. 4. Putaran paksi dalam, setiap kali terjadi kontraksi, kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis, dan kepala hamper selalu berputar saat mencapai otot panggul. 5. Ekstensi, saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi. 6. Restitusi dan putaran paksi luar, merupakan gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan kepala. 7. Ekspulsi, setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis. Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Komplikasi Pada Persalinan