63
Pola Keruangan Desa dan Kota
Sebagai sebuah ketampakan di muka bumi, desa dicirikan dengan hal-hal berikut ini.
a. Suatu wilayah yang tidak luas. b. Corak kehidupan yang bersifat agraris.
c. Kehidupan yang sederhana. d. Jumlah penduduk yang tidak besar.
e. Letaknya relatif jauh dari kota. f. Pada umumnya terdiri atas pemukiman penduduk, rumah dan
pekarangan, serta pesawahan. g. Jaringan jalan belum begitu padat.
h. Sarana transportasi relatif langka. Selain hal-hal tersebut, kehidupan masyarakat desa bukannya
adem ayem dan jauh dari masalah kehidupan dan lingkungan. Justru, kehidupan
masyarakatnya berlangsung dengan dinamis dalam arti senantiasa terus bergerak memanfaatkan sumber daya yang ada.
Permasalahan yang timbul pada masyarakat desa umumnya berasal dari permasalahan geografi, sosial, ekonomi, dan budaya di pedesaan.
Beberapa permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Keterikatan terhadap Kepemilikan Lahan
Penduduknya akan mempertahankan lahan yang dimilikinya walaupun sedikit dan akan terus diturunkan melalui sistem bagi waris. Lahan yang ada
akan terus dimiliki oleh anggota keluarga, kalaupun ada yang keluar dari kepemilikan keluarga itu hanya beberapa pengecualian tentunya dengan
berbagai pertimbangan dari seluruh anggota keluarga.
b. Menurunnya Kesuburan Lahan Pertanian
Menurunnya kesuburan lahan pertanian akan memacu penduduknya merambah ke lahan-lahan yang tidak memiliki daya dukung optimal
untuk dibudidayakan atau tidak produktif. Dewasa ini perambahan lahan sudah mulai masuk ke wilayah-
wilayah yang bukan termasuk kategori lahan budidaya, misalnya lahan hutan yang sebetulnya diperuntukkan untuk wilayah tangkapan air
sehingga pembentukan kawasan lahan kritis semakin luas.
Kehidupan masyarakat desa ber- langsung dengan dinamis dalam
mamanfaatkan sumber daya yang ada.
Gambar 4.2
Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006
c. Lapangan Pekerjaan di Luar Pertanian Nonagraris Hampir Tidak Ada
Masyarakat desa pada umumnya mengandalkan sumber mata pencari- annya hanya dari bidang pertanian, dan hanya sebagian kecil yang memiliki
usaha sampingan di luar bidang pertanian. Walaupun ada sifatnya hanya
Sumber: Irian Jaya Nieuw-Guinea, 1990
Menurunnya kesuburan tanah pertanian memaksa penduduk
merambah lahan-lahan di sekitar hutan.
Gambar 4.3
Di unduh dari : Bukupaket.com
Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XII
64
kerja sambilan pada waktu aktivitas di lahan pertanian sedang senggang. Jenis pekerjaannya pun tidaklah menetap tetapi hanya memilih jenis
pekerjaan yang tidak memakan waktu lama sehingga mereka bisa kembali ke pekerjaan di pertanian tepat pada waktunya.
d. Sistem Upah Pada Sektor Pertanian Rendah bahkan Lebih Rendah dari Sistem Upah Nonpertanian
Hal ini dimungkinkan karena tidak adanya standar upah di sektor pertanian yang pasti sehingga sistem upah yang berlaku hanya didasarkan atas kebiasaan yang
telah berlaku sebelumnya dan terkadang dilakukan secara suka rela.
e. Sistem Kehidupan Sosial Budaya bersifat Tradisional