79
Pola Keruangan Desa dan Kota
secara langsung kemajuan sarana transportasi mempercepat pemban- gunan pertanian. Tanpa fasilitas transportasi, hampir tidak mungkin
pengembangan pertanian ekonomi bisa terdorong. Begitu pula di daerah perkotaan, akses yang baik dalam transportasi perkotaan akan
mendorong pembangunan dan pengembangan industri dan jasa. Hal inilah yang berpengaruh langsung terhadap pengembangan ekonomi
secara umum.
Santos pada awalnya merumuskan generasi kota berdasarkan empat
periode dalam sejarah, yaitu sebagai berikut. a. Periode sebelum perdagangan dunia sebelum abad ke-16.
b. Periode perdagangan dunia sejak abad ke-16. c. Masa revolusi industri dan pengangkutan sejak tahun 1850.
d. Perode masa kini setelah tahun 1945.
Generasi suatu kota ditentukan oleh salah satu periode tersebut di mana kota itu dibentuk.
3. Teori Struktur Kota
Para ahli dapat mengadakan klasifikasi kota menurut masa pembentukkannya dalam sejarah dan berbagai fase-fase yang telah dilalui selama
pertumbuhannya. Masa dalam sejarah ketika kota terbentuk akan memberi pengaruh terhadap struktur fisik dan sosial kota tersebut nantinya. Kemudian,
fase-fase yang dilaluinya menyebabkan munculnya bentuk-bentuk khusus, di antaranya fungsi-fungsinya, jaringan komunikasi dan kegiatan perencanaan.
Berdasarkan hal inilah diadakan penggolongan kota.
a. Teori Dasar Analisis Regional
Tori dasar analisis regional didasarkan atas pendekatan lokasi. Pola penyebaran penggunaan lahan perkotaan banyak dipengaruhi oleh faktor-
faktor pembentuk kota yang memungkinkan. Salim menyebutkan bahwa dalam mengungkapkan pola pem-
bangunan kota terdapat lima faktor yang berperan, yaitu penduduk, pertumbuhan industri, jasa, pendapatan dan simpul-simpul aksesibilitas
terhadap aktivitas ekonomi kota. Pada dasarnya kelima komponen ini merupakan komponen sosial-ekonomi.
Kota dapat ditinjau sebagai pola ruang terhadap aspek kesempatan aktivitas sosial dan ekonomi. Pengukuran kesempatan akses diturunkan
melalui teori dasar gaya tarik menarik gravitasi dalam hukum fisika.
Rumusan konsep tersebut diformulasikan menjadi:
Keterangan: G
12
: daya tarik massa tertentu. M
1
: massa pertama. M
2
: massa kedua. d
2
: jarak kuadrat atau nilai ekponensial antara dua massa tersebut. Modifikasi dari teori tarik menarik ini dilakukan terutama untuk
memberikan gambaran kondisi sosial terutama aspek kependudukan. Nilai potensi kesempatan aksesibilitas lokasi terhadap aspek yang ditinjau
dapat diformulasikan menjadi:
Sumber:
Tempo, 6 Nopember 2006
Pertumbuhan industri dan jasa akan mempengaruhi pola pem-
bangunan kota.
Gambar 4.22
G
12
=
Di unduh dari : Bukupaket.com
Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XII
80
Keterangan: Aij : kesempatan aksesibilitas lokasi i ke j.
Pi : aspek yang diukur misal jumlah penduduk ke lokasi i. Pj : aspek yang diukur di lokasi j.
d
2
: faktor peluruhan, dapat berupa jarak, waktu atau biaya.
Secara mudah, hipotesisnya dapat digambarkan seperti pada Gambar 4.23 berikut.
Keterangan: Fase I : daya tarik pekerjaan pada mulanya terjadi di pusat kota utama
lama. Ini menarik penduduk dari daerah belakang pedesaan pindah ke daerah pusat inti kota.
Fase II : pergeseran kesempatan kerja dan pemusatan penduduk ke
daerah tengah kota. Pada saat yang sama, migrasi desa ke kota semakin nyata.
Fase III : pergeseran semakin nyata ke arah pinggiran kota.
Profil hierarki terhadap pola kota inti, tengah, dan pinggiran meru- pakan salah satu bentuk ideal yang digambarkan dalam penjabaran nilai
akses. Lokasi tengah dan tepi kota dianggap sangat cocok untuk menun- jukkan profil lokasi desa-kota.
b. Teori Konsentris