107
Konsep Wilayah dan Pewilayahan
E. Batas Wilayah Pertumbuhan
Penentuan batas wilayah pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menentukan batas pengaruh dari suatu pusat pertumbuhan
terhadap wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Identifikasi untuk menentukan batas wilayah pertumbuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain dengan menggunakan Teori Gravitasi dan Teori Grafik.
1. Penentuan Batas Wilayah Pertumbuhan Berdasar- kan Teori Gravitasi
Teori Gravitasi pada awalnya diterapkan dalam lingkup kajian
ilmu fisika. Teori ini dikemukakan oleh Sir Isaac Newton 1642–1727 seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris. Bunyi dari Hukum Newton
secara lengkap mengenai gravitasi adalah sebagai berikut: “Gaya gravitasi antara dua benda berbanding lurus dengan massa masing-masing benda
tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya.” Pernyataan Hukum Newton dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
G =
besarnya gaya gravitasi cmdetik g
= tetapan gravitasi Newton 6,167×10
-8
cm
3
detik M
1
= massa benda 1 gram
M
2
= massa benda 2 gram
D
1.2
= jarak kedua benda tersebut
Secara geografis teori ini dapat dipergunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh interaksi antarwilayah yang berdekatan secara kuan-
titatif, dengan asumsi bahwa suatu wilayah sebagai benda dan jumlah penduduk dari wilayah yang bersangkutan sebagai massanya. Besarnya
kekuatan interaksi dapat diwujudkan dalam bentuk besarnya perpindahan atau transportasi dan komunikasi antara dua wilayah. Wujud dari per-
pindahan tersebut dapat berbentuk orang, barang, dan jasa, atau berupa informasi. Dengan demikian persamaan dari teori Gravitasi Newton
dapat diubah menjadi sebagai berikut.
Keterangan: I
1.2
= kekuatan interaksi antara wilayah 1 dan wilayah 2 K
= konstanta yang nilainya = 1 P
1
= massa 1 = jumlah penduduk pada wilayah 1 P
2
= massa 2 = jumlah penduduk pada wilayah 2 J
1.2
= jarak antara wilayah 1 dan wilayah 2
Contoh perhitungan Diketahui:
Kota J memiliki jumlah penduduk 525.000 orang Kota P memiliki jumlah penduduk 85.000 orang
Kota S memiliki jumlah penduduk 580.000 orang Jarak Kota J ke Kota P = 65 km
Jarak Kota J ke Kota S = 60 km Ditanyakan:
a. Berapakah kekuatan interaksi antara Kota J dan P? b. Berapakah kekuatan interaksi antara Kota J dan S?
Sumber: www.math.fu-berlin.de, 2006
Profil
Sir Isaac Newton 1642 - 1727 ialah seorang ahli fisika
berkebangsaan Inggris. Ia yang menemukan Teori Gravitasi yang
sampai saat ini teorinya tersebut sangat bermanfaat dalam berbagai
kajian ilmu.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XII
108
Jawab: a. I
J.P
= =
10,50 b. I
J.S
= =
84,58 Berdasarkan perhitungan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kekuatan interaksi Kota J dan Kota P adalah 10,50, sedangkan kekua- tan interaksi Kota J dan Kota S adalah 84,58. Hal ini mengandung arti
bahwa kekuatan interaksi berupa perpindahan manusia, barang, dan jasa antara Kota J dan Kota S lebih besar daripada kekuatan interaksi
antara Kota J dan P.
2. Penentuan Batas Wilayah Pertumbuhan Berdasar- kan Teori Titik Henti