83
Pola Keruangan Desa dan Kota
kedua tempat. Pola interaksinya tidak hanya terbatas pada faktor ekonomi saja tetapi lebih dari itu pola interaksinya berlangsung dalam seluruh aspek
kehidupan. Selain itu, interaksi ini akan memunculkan gerakan penduduk dari kedua tempat sebagai bentuk nyatanya.
Pola pergerakan penduduk dari desa ke kota atau sebaliknya dapat dengan mudah dipelajari melalui pendekatan keilmuan geogafi. Karena
pada dasarnya, pergerakan manusia tidak akan pernah luas dari aspek keruangan yang di dalamnya terkandung berbagai unsur baik unsur fisik,
sosial, ekonomi, dan budaya.
Sehubungan dengan adanya pola hubungan ini, Ullman menge- mukakan sedikitnya ada tiga peristiwa yang mempengaruhi munculnya
interaksi antardua wilayah, yaitu sebagai berikut.
1. Adanya Wilayah yang Saling Melengkapi
Adanya wilayah yang saling melengkapi dimungkinkan karena ketersediaan dan persebaran sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia
tidak merata di semua tempat. Adakalanya di satu tempat terdapat sumber daya yang melimpah, sedangkan di tempat lain kekurangan sumber daya.
Munculnya keadaan yang seperti ini memaksa kedua tempat un- tuk melakukan interaksi bagi terpenuhinya kebutuhan yang tidak bisa
hanya dipenuhi dari satu tempat. Contohnya, Karawang sebagai salah satu pusat lumbung padi Jawa Barat dan Bekasi sebagai pusat industri.
Kedua tempat ini melakukan interaksi secara simultan bahkan mungkin saja bukan hanya di antara kedua tempat tersebut tetapi sudah meluas
interaksi nya ke daerah lain.
2. Munculnya Kesempatan untuk Berintervensi
Munculnya kesempatan untuk berintervensi dimungkinkan karena terdapat wilayah antara di antara dua wilayah yang akan saling berinter-
aksi. Akibatnya, akan muncul persaingan di antara dua wilayah. Sebagai contoh, kota A kekurangan barang B yang terdapat di kota
B, sedangkan kota B membutuhkan barang A yang terdapat di kota A. Keadaan ini secara langsung akan menimbulkan interaksi antara kota A dan
kota B. Akan tetapi, dengan munculnya kota C yang menyediakan barang A dan B yang dibutuhkan oleh kota A dan kota B, hubungan kedua kota
tersebut melemah. Di sinilah muncul persaingan di antara ketiga kota tersebut sehingga ketiga kota berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan. Pada
akhirnya, pemenuhan kebutuhan untuk masing-masing kota dipengaruhi oleh keterjangkauan aksesibilitas sehingga bisa menekan biaya untuk
mendapatkan kebutuhan tersebut.
3. Kemudahan Pemindahan dalam Ruang
Pada umumnya, pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu tempat akan memilih tempat-tempat yang memiliki berbagai kemudahan
dalam pemenuhanannya. Salah satu faktor pertimbangannya adalah jarak dan biaya pengangkutan. Semakin mudah pengangkutannya dan jarak yang
ditempuh, semakin dekat akan memperkuat interaksi dua wilayah.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa interaksi dua wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hukum gravitasi gaya tarik
menarik dari ilmuwan fisika Sir Issac Newton dapat dengan mudah di aplikasikan untuk meneliti seberapa kuat interaksi dua wilayah. Melalui
B C
A SDA +, SDM –
SDA –, SDM + SDA +, SDM +
Sumber: Dokumentasi Penerbit
SDA + A
SDM + SDA –
B SDM –
Interaksi dua wilayah yang saling melengkapi.
Gambar 4.27
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Kesempatan untuk berinteraksi melebihi satu wilayah untuk
mencukupi kebutuhan.
Gambar 4.28
Di unduh dari : Bukupaket.com
Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XII
84
A
B C
Jumlah penduduk 75.000 jiwa
Jumlah penduduk 70.000 jiwa Jumlah
penduduk 65.000
jiwa 50 Km
30 Km
35 Km
pendekatan geografi, hukum fisika tersebut dimodifikasi oleh W.J. Reilly yang pada dasarnya memiliki tujuan sama yaitu mengukur kekuatan
interaksi dua wilayah.
Reilly mengemukakan bahwa kekuatan interaksi dua atau lebih suatu wilayah dapat diukur dengan memperhatikan jumlah penduduk dari
setiap wilayah dan jarak mutlak di antara kedua tempat tersebut. Secara matematis, Reilly menunjukannya dengan rumus sebagai berikut.
Keteranagan: I
AB
= Kekuatan antarregion A dan region B k
= Nilai konstanta empiris i P
A
= Jumlah penduduk region A P
B
= Jumlah penduduk region B d
AB
= Jarak mutlak yang menghubungkan regin A dan B Perhatikan contoh berikut.
Kota A berpenduduk 75.000 jiwa, Kota B berpenduduk 70.000 jiwa, dan kota C berpenduduk 65.000 jiwa. Jarak dari kota A ke kota B
adalah 30 km, jarak kota B ke kota C adalah 35 km, dan jarak dari kota A ke kota C adalah 50 km. Dari ketiga kota tersebut, manakah yang
paling besar kekuatan interaksinya? I
AB
= 1 × 75.000 × 70.000 : 900 I
AB
= 1 × 5.250.000 : 900 I
AB
= 5.833 kekuatan interaksi antara kota A dan B I
BC
= 1 × 75.000 × 65.000 : 1.225 I
BC
= 1 x 4.875.000 : 1.225 I
AB
= 3.979 kekuatan interaksi antara kota B dan C I
AC
= 1 × 70.000 × 65.000 : 50 I
AC
= 1 × 4.550.000 : 2.500 I
AC
= 1.820 kekuatan interaksi antara kota A dan C Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perbandingan kekuatan interaksi
antara kota A–B, B–C, dan A–C adalah 5.833 : 3.979 : 1.820. Dari hasil perhitungan sederhana ini saja, sudah bisa ditafsirkan besarnya jumlah
penduduk dan jarak yang dekat sangat mempengaruhi interaksi antara dua tempat. Hal ini dibuktikan dengan tingginya interaksi antara kota A
dan kota B apabila dibandingkan dengan interaksinya dengan kota B ke kota C. Kecilnya interaksi antara kota A ke kota C lebih banyak dipengaruhi
oleh jarak tempuh yang relatif jauh. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan, penduduk kota A lebih memilih kota B dibandingkan dengan kota C. Begitu
pula sebaliknya, penduduk kota C akan lebih memilih kota B dibandingkan dengan kota A karena jaraknya lebih dekat.
Penggunaan persamaan Reilly yang mengukur besarnya kekuatan interaksi antarwilayah hanya dapat diterapkan apabila wilayah tersebut
memiliki berbagai persyaratan, yaitu sebagai berikut. 1 Kesamaan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya antarwilayah.
2 Kesamaan topografi wilayah. 3 Kesamaan sarana dan prasarana angkutan sebagai penghubung dua
wilayah.
Di unduh dari : Bukupaket.com
85
Pola Keruangan Desa dan Kota
Oleh karena itu, untuk menerapkan konsep interaksi wilayah dengan menggunakan persamaan Reilly harus terlebih dulu dicermati ketiga
faktor tersebut. Adakalanya sebuah wilayah yang jaraknya jauh memi- liki nilai interaksi yang tinggi karena letaknya di daerah pedataran yang
dihubungkan oleh jalan yang bagus dan kemudahan sarana transportasi dibandingkan dengan wilayah di dekatnya yang berjarak pendek tetapi
akses untuk menuju ke wilayah tersebut agak sulit.
Selain teori yang dikemukakan oleh Reilly tersebut, terdapat teori lain untuk mengukur besarnya kekuatan interaksi dua wilayah, yaitu
The Breaking Point Theory. Secara garis besar, teori ini merupakan hasil modifikasi dari teori
terdahulu dari Reilly. Teori ini memperkirakan garis batas sebuah lokasi yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan yang berbeda ukuran-
nya dan perkiraan penempatan sebuah lokasi industri atau penempatan tempat-tempat pelayanan sosial antardua wilayah sehingga mudah dijangkau
oleh dua wilayah.
D. Konflik Lahan Wilayah Desa Kota