97
Konsep Wilayah dan Pewilayahan
B. Perwilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis
Perwilayahan regionalisasi adalah suatu proses penggolongan
wilayah berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi atau penggolongan suatu wilayah dapat dilakukan secara formal atau dapat juga dilakukan
secara fungsional.
Perwilayahan secara geografis adalah pewilayahan yang didasarkan
atas gejala atau objek geografi dalam hubungannya dengan letak suatu tempat di permukaan bumi. Misalnya, Indonesia merupakan suatu
wilayah yang terletak di Asia Tenggara yang memiliki lintang rendah dan berada di antara Benua Asia-Australia, serta di antara Samudera
Pasifik dan Samudera Hindia. Adapun Inggris di Eropa Barat yang memiliki lintang sedang berada di Samudra Atlantik, Laut Utara, dan
Selat Channel di sebelah barat Benua Eropa. Perbedaan letak dari setiap wilayah tersebut mempengaruhi terjadinya perbedaan karak teristik yang khas
dari setiap wilayah di permukaan bumi.
Karakteristik yang bersifat fisik, antara lain sebagai berikut. 1. Jenis iklim, seperti suhu udara dan kelembaban udara
Atmosfer. 2. Jenis batuan, seperti jenis, tekstur, dan struktur tanah
Litosfer. 3. Jenis air, seperti hujan, arus laut, suhu air laut, dan salinitas air laut
Hidrosfer. 4. Jenis tumbuhan atau flora dan jenis binatang atau fauna
Biosfer. Adapun karakteristik yang bersifat sosial budaya, antara lain administrasi
pemerintahan, struktur penduduk, kepartaian, pola dan jenis makanan, rumah, pakaian, mata pencarian, transportasi, pendidikan, kesehatan, penguasaan Iptek,
kepadatan, dan persebaran penduduk Antroposfer.
Pada awal perkembangannya, proses penggolongan wilayah hanya didasarkan pada kriteria alamiah fisik tetapi sejak awal abad ke-19
penggolongan wilayah berkembang secara sistematik dengan memasukan kriteria-kriteria lainnya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Penggolongan wilayah secara garis besar terdiri dari lima bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Natural Region Wilayah Alamiah atau Fisik adalah penggolongan
wilayah yang didasarkan kepada ketampakan yang sebagian besar di- dominasi oleh objek-objek yang bersifat alami, seperti peng golongan
wilayah pertanian dan kehutanan.
2. Single Feature Region Wilayah Ketampakan Tunggal adalah peng-
golongan wilayah berdasarkan pada satu ketampakan, seperti peng- golongan wilayah berdasarkan vegetasi, hewan, atau iklim saja.
3. Generic Region Wilayah Berdasarkan Jenisnya adalah penggolongan
wilayah yang didasarkan kepada ketampakan jenis atau tema tertentu, seperti di wilayah hutan hujan tropis
tropical rain forest, yang ditonjolkan hanyalah salah satu jenis flora tertentu di hutan tersebut, seperti flora anggrek.
4. Spesifik Region Wilayah Spesifik atau Khusus adalah penggolongan
wilayah secara spesifik yang dicirikan dengan kondisi geografis yang khas dalam hubungannya dengan letak, adat istiadat, budaya, dan kependudukan
secara umum, seperti wilayah Asia tenggara, Eropa timur, dan Asia Barat Daya.
5. Factor Analysis Region Wilayah Analisis Faktor adalah peng-
golongan wilayah berdasarkan metoda statistik-deskriptif atau dengan metoda statistik-analitik. Penentuan wilayah berdasarkan analisis fak-
tor terutama bertujuan untuk hal-hal yang bersifat produktif, seperti penentuan wilayah yang cocok untuk tanaman jagung dan kentang.
Sumber: Kalimantan-Borneo, 1990
Mata pencarian penduduk menjadi salah satu faktor penting
untuk menentukan perwilayahan secara geografis.
Gambar 5.6
Sumber: National Geographic Magazine, Oktober
2004
Srigala Artik memiliki kemampuan untuk bertahan dalam frekuensi suhu
yang ekstrim. Ciri khusus ini yang mewujudkan
single feature region.
Gambar 5.7
Di unduh dari : Bukupaket.com
Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XII
98
C. Identifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan