Pusat Pertumbuhan Berdasarkan Teori Kutub Per- tumbuhan Growth Poles Theory

103 Konsep Wilayah dan Pewilayahan Teori sektor dari Losch menyebutkan bahwa jaringan heksagon tidaklah sama penyebarannya. Akan tetapi, di sekeliling tempat sentral tersebut masih ada enam sektor yang memiliki wilayah luas dan ada enam sektor yang memiliki wilayah sempit. Atas dasar pertimbangan ini, Losch menggambarkannya dalam bentuk roda, seperti yang tampak pada Gambar 5.19. Menurut Losch, munculnya daerah pasar di sekeliling setiap tempat sentral juga dipengaruhi oleh adanya jaringan daerah-daerah pasar untuk setiap kelompok barang. Jaringan-jaringan ini terletak secara sistematis di dalam wilayah-wilayah ekonomi yang terbagi di seluruh dunia menurut hukum tertentu.

4. Pusat Pertumbuhan Berdasarkan Teori Kutub Per- tumbuhan Growth Poles Theory

Teori kutub pertumbuhan atau sering pula disebut teori pusat per- tumbuhan kali pertama diperkenalkan oleh Perroux pada 1955. teori ini menyatakan bahwa pembangunan sebuah kota atau wilayah merupakan hasil proses dan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau lokasi yang menjadi pusat pembangunan atau pengembangan dinamakan kutub pertumbuhan. Kota pada umumnya merupakan pusat pertumbuhan yang terus mengalami perkembangan mulai dari pusat pertumbuhan, lalu menjalar dan mempengaruhi daerah sekitarnya atau ke pusat pertumbuhan yang lebih rendah ke arah perkembangan yang lebih besar dan kompleks. Dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas membagi be- berapa kota besar di Indonesia yang memiliki letak sentral sebagai pusat pertumbuhan yang terdiri atas empat wilayah, yaitu Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makassar Ujungpandang. Dari empat wilayah utama tersebut kemudian dibagi lagi menjadi wilayah-wilayah pembangunan dengan pusat-pusat kota yang terdekat. Keterangan: – Sektor-sektor dengan banyak tempat diberi tanda arsir. – Tempat sentral alternatif diberi tanda kurung – Titik biasa menunjukkan tempat asli. – Titik dalam lingkaran adalah pusat daerah pasar yang besarnya ditandai dengan angka. Sumber: Kota di Dunia Ketiga Pengantar Sosiologi Kota, 1984 Sepuluh sektor daerah terkecil yang banyak tempatnya. Gambar 5.18 Pola roda bergerigi melingkari kota sentral menurut Losch. Gambar 5.19 Sumber: Kota di Dunia Ketiga Pengantar Sosiologi Kota, 1984 Di unduh dari : Bukupaket.com Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XII 104 Adapun tujuan utama dari pembagian wilayah pembangunan di Indonesia antara lain sebagai berikut. a. Pemerataan pembangunan dan menghindari pemusatan pembangunan yang berlebihan pada suatu wilayah tertentu. b. Keserasian dan keseimbangan pembangunan antarwilayah, serta memudahkan koordinasi dan administrasi sektoral di berbagai bidang di setiap wilayah. c. Memudahkan prioritas pembangunan wilayah. d. Menciptakan lapangan kerja di berbagai wilayah.

D. Contoh Perwilayahan Secara Formal dan Fungsional

Pengertian perwilayahan baik secara formal maupun fungsional sudah dijelaskan secara rinci pada awal bagian ini. Apabila Anda sudah memahami betul, Anda akan lebih mudah untuk memberikan beberapa contoh dari kedua perwilayahan tersebut.

1. Contoh Perwilayahan secara Formal

Perwilayahan secara formal adalah perwilayahan yang didasarkan atas gejala atau objek yang ada di tempat tersebut atau perwilayahan berdasarkan administrasi pemerintahan. Berikut ini beberapa contoh perwilayahan secara formal, yaitu sebagai berikut. a. Provinsi Jawa Barat adalah penamaan perwilayahan secara formal, karena penamaan ini didasarkan pada undang-undang yang telah ditetapkan dengan batas-batas yang jelas berupa sungai, punggungan igir, dan laut. Tabel 5.1 Wilayah Pembangu- nan Utama Pembagian Wilayah Pembangunan di Indonesia Pusat Pertumbuhan Wilayah Pembangu- nan Wilayah yang dikembangkan A Medan I Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara dengan pusat di Medan II Sumatra Barat dan Riau yang berpusat di Pekanbaru B Jakarta III Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu dengan pusat di Palembang IV Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY yang berpusat di Jakarta V Kalimantan Barat yang berpusat di Pontianak C Surabaya VI Jawa Timur dan Bali yang berpusat di Surabaya VII Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan yang berpusat di Balikpapan dan Samarinda D Ujungpandang VIII Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara yang berpusat di Ujungpandang Makasar IX Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara yang berpusat di Menado X Maluku dan Papua yang berpusat di Sorong Di unduh dari : Bukupaket.com