Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XII
72
a. Potensi Desa
Potensi desa terdiri atas: 1 tipe LKMD;
2 jalan utama desa; 3 sebagian besar penduduk bergantung pada potensi sektor;
4 rata-rata tanah pertanian yang diusahakan per rumah tangga tani
untuk pertanian; 5 jarak dari kelurahan ke ibu kota kecamatan;
6 fasilitas pendidikan; 7 fasilitas kesehatan;
8 tenaga kesehatan tinggal di desa; 9 sarana komunikasi;
10 pasar.
b. Perumahan dan Lingkungan
Indikatornya berupa: 1 kepadatan
penduduk; 2 sumber air minum;
3 wabah penyakit selama satu tahun terakhir; 4 bahan
bakar; 5 pembuangan
sampah; 6 jamban;
7 penerangan; 8 rasio banyaknya tempat ibadah per 1000 penduduk.
c. Kepadatan Penduduk
Indikatornya berupa: 1 tingkat kelahiran kasar per 1000 penduduk;
2 tingkat kematian kasar per 1000 penduduk; 3
enrollment ratio penduduk; 4 rata-rata banyaknya ternak per rumah tangga;
5 persentase rumah tangga memiliki televisi; 6 persentase rumah tangga menggunakan telepon;
7 sosial budaya penduduk.
d. Tambahan Variabel untuk Daerah Pedesaan
1 persentase rumah tangga pertanian; 2 angkutan
penduduk. Kondisi kehidupan penduduk pedesaan yang miskin menciptakan
kemiskinan struktural dalam kondisi kehidupan masyarakatnya sendiri. Kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang diderita oleh suatu go-
longan masyarakat tertentu karena struktur masyarakat tersebut struktur sosial tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang
sebenarnya tersedia bagi mereka. Contohnya, petani pemilik tanah dan petani yang tak memiliki tanah petani pemilik dan buruh tani, petani
pemiik lahan luas dan petani pemilik lahan sempit, dan buruh yang tidak memiliki keterampilan
unskilled laborers dan buruh terlatih. Timbulnya kemiskinan struktural di desa bukannya tanpa sebab.
Berbagai hal dapat diidentifikasi sebagai faktor penyebab terjadinya kemiskinan struktural di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
Fokus
t Unskilled Laborers t Enrollment Ratio
Horison
Dalam masa pembangunan saat ini Indonesia berorientasi kepada
konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satu tujuannya adalah untuk
menyusun suatu undang-undang penataan ruang, sebagaimana yang
dinyatakan dalam laporan dari seminar lingkungan nasional oleh sutau komite
gabungan, LIPI,
Goethe Institute dan Pemda Kaltim LIPI, 1990 dan ini
diwujudkan dalam UUNo. 24. Tahun 1992. Soemarwoto 1990 menjelaskan
bahwa walaupun ada sistem bio-geofisik dalam keberadaan sumber daya, mereka
seharusnya dikelola sepantasnya. Manajemen semacam itu dapat
menghindari eksploitasi berlebihan dan kerusakan pada sistem biogeofisik. Hal
ini mengakibatkan bahwa sumber daya regional seharusnya dikelola sepantasnya
untuk mendorong terciptanya pembangunan berkelanjutan.
Sumber: Perspektif Lingkungan Desa-Kota Teori dan
Kasus, 1997
Di unduh dari : Bukupaket.com
73
Pola Keruangan Desa dan Kota
a. Pengetahuan dan teknologi yang masih rendah. b. Distribusi dan struktur kependudukan tidak seimbang.
c. Kebudayaan yang melangsungkan kemiskinan, yaitu sistem bagi
waris untuk lahan pertanian, upacara-upacara dalam kehidupan, dan rendahnya pendidikan.
d. Proses ekonomi negara. Perkembangan ekonomi lebih menguntung- kan di daerah perkotaan.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut, dewasa ini pembangunan pede- saan tengah digalakan dan tenyata mendapatkan perhatian karena:
a. sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan; b. pola hidup penduduknya masih bersifat tradisional yang belum
berkembang sehingga memerlukan usaha keras dalam penentuan program dan teknik pembangunannya;
c. desa memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber tenaga kerja, sumber bahan mentah, dan sumber bahan makanan.
Pembangunan pedesaan terdiri atas tiga dimensi, yaitu sebagai berikut: a. masalah
kemiskinan; b. timbulnya
pengangguran; c. distibusi pendapatan yang tidak seimbang.
Selama ini pembangunan pedesaan sudah banyak dilakukan oleh
pemerintah melalui berbagai bantuan, seperti program Inpres Desa Ter- tinggal IDT yang berfokus pada pemberian subsidi bagi pengembangan
desa miskin. Pembangunan pedesaan ditujukan untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki desa baik potensi fisik maupun potensi
sosial budaya.
Perkembangan sebuah desa tidak hanya dipengaruhi potensi yang dimiliki oleh desanya sendiri baik potensi sosial maupun potensi alam.
Akan tetapi, terdapat faktor ekstern yang ikut menentukan, di antaranya lokasi dan aksesibilitas dari desa ke tempat lain.
Kemajuan dunia transportasi memberi kemudahan untuk men capai wilayah-wilayah terisolasi sehingga sedikit demi sedikit keterisolasian
sebuah desa akan berkurang. Lokasi sebuah desapun akan menentukan kecepatan perkembangannya. Desa yang berlokasi di dekat kota atau
pusat pertumbuhan lainnya cenderung akan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan desa yang terletak di pinggiran kota.
Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006
Sarana transportasi ikut ambil bagian dalam menunjang pembangunan
dan membuka keterisolasian wilayah.
Gambar 4.15
Di unduh dari : Bukupaket.com
Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XII
74
Dalam istilah tata ruang perkotaan, daerah yang mendapat pengaruh dari tata kehidupan kota disebut
urban areas. Daerah ini disebut juga sebagai
sub urban fringe, yaitu suatu wilayah yang melingkari wilayah urban sebagai wilayah peralihan antara wilayah rural dan wilayah kota.
Daerah ini ditandai oleh berbagai karakteristik fisik dan sosial yang khusus, seperti peningkatan harga tanah yang drastis, perubahan fisik
penggunaan tanah, perubahan komposisi penduduk dan tenaga kerja, dan berbagai aspek lainnya.
Akibat letaknya yang berdekatan dengan pusat kegiatan ekonomi, petani yang tinggal di
urban areas keadaan ekonominya lebih maju dibandingkan dengan keadaan petani lainnya. Penduduknya memiliki
berbagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan selain dari hasil bertani, misalnya dengan berdagang.
Wilayah-wilayah desa di pinggiran kota pada umumnya berfungsi sebagai
hinterland atau daerah penyangga bagi daerah utamanya, yaitu kota. Daerah penyangga berfungsi sebagai pensuplai kebutuhan pokok
seperti bahan pangan.
Analisis Geografi 4.2
Dewasa ini, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi berakibat pada banyak hal, salah satu di antaranya penggunaan lahan. Analisis oleh Anda, bagaimana perilaku
manusia dalam memanfaatkan sumber daya lahan yang terbatas. Kerjakan dalam buku tugas Anda dan hasilnya dapat dikumpulkan kepada guru.
B. Struktur Keruangan Desa Kota
Di Indonesia, penggunaan sumber daya pertanahan dapat digambar- kan secara lebih luas dalam beberapa tahap.
1. Penggunaan tanah dimulai dengan perladangan berpindah, saat di mana ada sejumlah tanah yang bebas dimiliki.
2. Penduduk bertambah dan perladangan berpindah tidak mudah lagi dilaksanakan karena tanah bebas yang bisa digunakan menjadi semakin
sedikit sehingga pertanian menetap sudah mulai dikembangkan.
Fokus
t Urban areas
t Sub urban fringe
t Urban
t Rural
t Hinterland
3. Berkembangnya pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertanian yang berakibat pada penggarapan lahan sehingga penggarapan lahan
diperlakukan secara ekstensif dan intensif.
Dewasa ini, untuk pemenuhan kebutuhan akan lahan,
penduduk sudah mulai bergeser mengusahakan lahan-lahan
perbukitan untuk pertanian.
Gambar 4.16
Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006
Di unduh dari : Bukupaket.com