1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang
lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis, dan geometri Erman Suherman, 2001:16. Matematika memiliki objek
kajian yang bersifat abstrak, karena dalam matematika dikenal banyak simbol maupun notasi yang hanya bisa dibayangkan dalam pikiran saja. Hal
inilah yang menjadi salah satu alasan matematika tidak diminati oleh banyak siswa, padahal pelajaran ini diberikan pada semua jenjang dalam
satuan pendidikan. Salah satu materi matematika yang diajarkan di sekolah adalah
geometri. Geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika karena banyaknya konsep-konsep yang termuat di dalamnya. Geometri
menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah melalui gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor, dan transformasi.
Pembelajaran geometri, khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas saat ini menitik beratkan pada materi ruang dimensi tiga yang meliputi
hubungan antara titik, garis, dan bidang dalam ruang, dan berbagai hal yang muncul akibat adanya hubungan tersebut.
Penguasaan objek geometri yang bersifat abstrak pada siswa sekolah menengah di lapangan ternyata tidak seperti yang diharapkan. Sudarman
dalam Abdussakir , 2009:343 berpendapat, bukti-bukti empiris di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
geometri, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, Ozerem 2012 juga menyimpulkan bahwa penguasaan siswa terhadap
geometri masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya kesalahan miskonsepsi yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal geometri. Siswa berpendapat bahwa dalam memahami, menggambar lukisan, serta menyelesaikan permasalahan geometri sangat
memakan waktu sehingga geometri tidak menarik bagi siswa. Masalah utama dalam matematika adalah kemampuan berpikir dan penalaran yang
tidak memadai. Siswa memiliki sejumlah kesalahpahaman dan kurangnya pengetahuan terkait dengan geometri. Materi visual dan metode yang
mengarahkan pada lima panca indera siswa harus digunakan untuk meningkatkan pemahaman.
Salah satu materi geometri yang dipelajari di tingkat SMA adalah ruang dimensi tiga. Dalam materi tersebut dipelajari tentang kedudukan,
jarak, dan sudut dalam ruang. Khotimah 2013 menyatakan bahwa persentase penguasaan materi soal matematika ujian nasional SMAMA
pada kemampuan menghitung jarak dan sudut antara dua objek titik garis dan bidang di ruang di kota Yogyakarta yaitu 57,52. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih jauh dari 100 dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
persentase yang diperoleh rendah dibandingkan dengan kemampuan yang lain. Rendahnya hasil ujian nasional pada materi ruang dimensi tiga
merupakan salah satu bukti bahwa siswa mengalami permasalahan dalam menyelesaikan soal geometri khusunya ruang dimensi tiga.
Berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan salah satu guru matematika yang mengajar di kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta,
dperoleh informasi bahwa siswa kelas X mengalami kesulitan pada materi ruang dimensi tiga. Siswa sulit dalam membayangkan objek dimensi tiga
yang disajikan dalam gambar dua dimensi. Hal tersebut terlihat dari proses pembelajaran dan hasil ulangan harian siswa yang sering mengalami
ketidaktuntasan. Guru tersebut juga mengatakan bahwa selama ini beliau menggunakan alat peraga dalam pembelajaran ruang dimensi tiga, namun
hanya terdapat alat peraga berbentuk kubus saja sehingga guru lebih sering menggunakan papan tulis untuk menggambar bangun yang diinginkan.
Selain itu, diperoleh juga informasi lain bahwa siswa kelas X memiliki motivasi yang rendah terhadap pembelajaran matematika. Oleh karena itu,
peneliti melakukan observasi dalam pembelajaran matematika di kelas X. Dari hasil pengamatan, diperoleh bahwa banyak siswa yang tidak
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Beberapa siswa sibuk dengan telepon genggam masing-masing dan beberapa siswa yang lain
sibuk bercerita dengan teman sebangkunya. Bahkan terdapat dua siswa yang tidur di kelas. Guru tersebut mengatakan bahwa kondisi siswa pada kelas X
yang lain sama seperti kelas yang diobservasi. Hal ini menunjukkan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
motivasi belajar siswa kelas X terhadap pembelajaran matematika masih rendah.
Dalam pencapaian
pendidikan yang
lebih baik,
Indonesia membutuhkan pendidik yang kreatif, inovatif, serta mampu menjadi
fasilitator yang baik. Hingga kini masih banyak pendidik yang hanya mengandalkan papan tulis sebagai media penyampaian materi tanpa
menyadari bahwa hal tersebut dapat mematikan kreatifitas siswa. Padahal, jika seorang siswa mendapat kesulitan dalam pemahaman objek matematika
yang bersifat abstrak, ketertarikan ataupun motivasi belajar akan sulit tumbuh dalam diri siswa. Motivasi belajar merupakan dorongan dalam diri
seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula Sardiman, 2011 :77.
Adanya usaha yang tekun dan rajin didasari motivasi yang kuat akan membangun siswa mencapai prestasi yang baik. Siswa yang memiliki
motivasi yang tinggi akan lebih giat dan tekun belajar daripada siswa yang memiliki motivasi rendah Angkowo dan Kosasih, 2007:36. Dengan tidak
adanya motivasi belajar dalam diri siswa, maka hasil belajar tidak akan optimal. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya Nana Sudjana, 2010:22. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar Dimyati dan Mudjiono, 2002:3.
Dalam usaha menumbuhkan motivasi belajar siswa, diperlukan adanya alat bantu atau media dalam pembelajaran matematika. Tujuan
pemanfaatan media adalah pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi, bahan pelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar
Sudjana, 2002:2. Media dalam pembelajaran matematika sangat beragam, misalnya alat ukur, alat peraga, OHP, internet, dan komputer.
Komputer merupakan salah satu teknologi yang telah berkembang dengan sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah
dikendalikan oleh
komputer. Pekerjaan-pekerjaan
yang dahulu
membutuhkan banyak tenaga manusia, sekarang telah tergantikan oleh mesin yang dikendalikan komputer.
Di sisi lain, komputer juga sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Banyak pekerjaan di dunia pendidikan yang dapat dibantu
pekerjaannya oleh komputer. Mulai dari mengetik, menghitung, sampai mencari materi pelajaran dari internet. Dalam pembelajaran matematika,
komputer dapat digunakan sebagai alat hitung untuk mencari logaritma, perbandingan, trigonometri, dan sebagainya. Komputer juga dapat
digunakan sebagai alat penyampaian materi pelajaran yang memerlukan gerak animasi, gambar, teks, dan warna. Semua fasilitas tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memvisualisasikan konsep abstrak dalam matematika menjadi kontekstual.
Software-software
pembelajaran yang dapat digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam pembelajaran matermatika, antara lain :
Microsoft Mathematics, Cabri 3D, Maple, GeoGebra,
dan lain-lain.
GeoGebra
merupakan salah satu media pembelajaran modern berbasis komputer yang berkembang dengan pesat. Program
GeoGebra
adalah program komputer untuk membelajarkan matematika khususnya geometri
dan aljabar Hohenwarter, 2008:1. Program tersebut dapat menggambarkan bangun ruang sisi datar, seperti kubus, balok, prisma, maupun limas dengan
grafik tiga dimensi. Program tersebut mampu memvisualisasikan bentuk- bentuk geometri sehingga akan membantu meningkatkan pemahaman
konsep geometri. Selain itu,
GeoGebra
juga menyuguhkan fasilitas yang dapat digunakan untuk menghitung jarak ataupun besar sudut yang belum
diketahui nilainya. Berdasarkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh program tersebut,
GeoGebra
merupakan program yang tepat untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika khususnya materi geometri,
dimana pada kelas X akan dipelajari konsep jarak titik, garis, dan bidang serta konsep sudut pada bangun ruang.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti memilih program
GeoGebra
untuk digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi geometri kelas X. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Efektivitas Penggunaan Program
GeoGebra
Pada Pembelajaran Matematika Materi Geometri Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Di Kelas
X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ”
B. Identifikasi Masalah