12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hall-Hal Teoritik dan Informasi-Informasi Mendasar Terkait Dengan
Masalah yang Diteliti
16. Pembelajaran Matematika
a. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh siswa Sagala, 2014:61. Definisi tersebut hanya menitik beratkan pada subjek yang terlibat dalam
pembelajaran. Sedangkan dilihat dari tujuannya, Mohammad Surya 2004:7 mengatakan bahwa pembelajaran ialah suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi lingkungannya. Tentu saja perubahan perilaku yang diinginkan
dari suatu pembelajaran adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran yang dapat berlangsung dengan
efektif merupakan salah satu faktor keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
Dari beberapa penjabaran di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses komunikasi yang dilakukan
antara peserta didik dengan pendidik untuk menghasilkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perubahan perilaku secara keseluruhan ke arah yang lebih baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Matematika
Matematika berasal
dari kata
mathema
artinya pengetahuan,
mathein
artinya berpikir atau belajar. Matematika merupakan ilmu yang dipelajari di seluruh jenjang pendidikan
dan tidak mudah untuk dikuasai oleh siswa. Penting bagi setiap manusia untuk mengenal dan mempelajari matematika, serta
memahami peran dan manfaat matematika bagi manusia. Johnson dan Myklebust dalam Abdurrahman, 2003:252
mengemukakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Seperti yang telah dipelajari mulai
dari jenjang pendidikan dasar, dalam matematika dikenal banyak simbol maupun notasi yang hanya bisa dibayangkan
dalam pikiran saja namun memiliki makna. Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,
berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan
kontruksi, generalitas dan individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan
analisis Uno, 2008:129. Selain objek kajian yang bersifat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
abstrak, matematika juga memiliki objek kajian yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan mudah untuk
dipahami. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa matematika merupakan bahasa simbol yang disebut dengan pengetahuan, ilmu, atau pola berpikir
terkait logika, bilangan dan ruang, rangkaian metode untuk menarik kesimpulan, serta mempunyai cabang-cabang antara
lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis. c.
Pembelajaran Matematika Berdasarkan pengertian pembelajaran dan matematika
yang telah dijabarkan di atas, peneliti membuat kesimpulan bahwa pembelajaran matematika proses komunikasi yang
dilakukan antara peserta didik dengan pendidik dengan memanfaatkan segala potensi yang ada untuk mempelajari
bahasa simbol yang disebut dengan pengetahuan, ilmu, atau pola berpikir terkait logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang saling berkaitan dalam bidang aljabar, aritmatika, dan geometri untuk menghasilkan perubahan
perilaku secara keseluruhan ke arah yang lebih baik. 17.
Media Pembelajaran Menurut Cecep dan Bambang 2011:8 media pembelajaran
adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berfungsi untuk memperjelas makna yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik. Media
pembelajaran dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran karena banyaknya materi dalam matematika yang sifatnya abstrak sehingga
sulit untuk dipahami maknanya. Menurut Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad , 2010:3 media pembelajaran itu meliputi orang, bahan,
peralatan, atau
kegiatan yang
menciptakan kondisi
yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran meliputi banyak unsur, salah satunya adalah orang yang juga berperan penting
dalam penggunaan media pembelajaran, baik guru maupun siswa. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi serta
sikap yang mendukung keberhasilan media yang digunakan agar siswa dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran yang
berfungsi untuk memperjelas makna sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
18. Program
GeoGebra
Dalam pembelajaran matematika, komputer banyak digunakan untuk materi yang memerlukan gambar, visualisasi dan warna.
Banyak program komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran
matermatika, antara lain:
Microsoft Mathematics, Cabri 3D, Maple,
GeoGebra,
dan lain-lain. Program
GeoGebra
adalah program komputer untuk membelajarkan matematika khususnya geometri dan
aljabar Hohenwarter, 2008. Sedangkan Syahbana 2016:2 mengatakan bahwa program
GeoGebra
adalah program dinamis yang memiliki fasilitas untuk memvisualisasikan atau mendemonstrasikan
konsep-konsep matematika serta sebagai alat bantu untuk mengkontruksi
konsep-konsep matematika.
Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa program
GeoGebra
adalah program komputer yang
memiliki fasilitas
untuk memvisualisasikan
atau mendemonstrasikan konsep-konsep matematika serta sebagai alat
bantu untuk mengkontruksi konsep-konsep matematika khususnya geometri dan aljabar. Program ini dapat dimanfaatkan secara bebas
dengan mengunduh dari www.
GeoGebra.org
. Tampilan menu utama pada
GeoGebra
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Tampilan Awal Program
GeoGebra
GeoGebra
juga dapat menampilkan tampilan tiga dimensi
view 3D
. Dengan menekan
menu view,
lalu pilih
3D graphics,
maka akan ditampilkan tampilan tiga dimensi seperti ini.
Gambar 2.2 Tampilan tiga dimensi pada
GeoGebra
Pada jendela utama
GeoGebra
terpampang menubar dan
toolbar.
Pada menubar terdapat beberapa pilihan menu yaitu
File, Edit, View, Options, Tools, Window,
dan
Help.
Dimana pada masing-masing menu pada menubar menyuguhkan beberapa pilihan sesuai kebutuhan.
Adapun beberapa
toolbar
yang berkaitan dengan penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Toolbar
dalam
GeoGebra
Toolbar Kegunaan
Axes Menampilkan koordinat Cartesius
Grid Menampilkan kotak-kotak
Move Menggeser atau memilih objek
Rotate 3D Memutar objek ke arah yang diinginkan
Polygon Menggambar segiempat, segitiga, dan segi-n
Angle Mengukur sudut
Distance or Length Mengukur panjang suatu segmen garis
Segment between Two Points
Menggambar segmen garis antara dua titik Intersect Two Objects
Menggambar perpotongan dua objek Perpendicular Line
Membuat garis yang melalui suatu titik dan tegak lurus terhadap suatu garis atau bidang
Parallel Line Membuat garis yang melalui suatu titik dan
sejajar terhadap suatu garis Line through Two Points
Memperpanjang segmen garis Plane through 3 Points
Membuat sebuah bidang dari tiga titik Perpendicular Plane
Membuat sebuah bidang yang melalui sebuah titik dan tegak lurus terhadap suatu garis
Parallel Plane Membuat sebuah bidang yang melalui sebuah
titik dan sejajar terhadap suatu bidang Pyramid
Membuat sebuah limas segi-n Prism
Membuat sebuah prisma segi-n Cube
Membuat sebuah kubus
Menurut Hohenwarter dan Fuchs 2004:3,
GeoGebra
sangat bermanfaat sabagai media pembelajaran matematika dengan beragam
aktivitas, yakni: a.
Sebagai media demonstrasi dan visualisasi Guru memanfaatkan
GeoGebra
untuk mendemonstrasikan dan menvisualisasikan konsep-konsep matematika tertentu.
b. Sebagai alat bantu konstruksi
Dalam hal ini
GeoGebra
digunakan untuk menvisualisasikan konsep matematika tertentu contohnya sisi-sisi yang sejajar pada
segiempat. c.
Sebagai alat bantu proses penemuan Dalam hal ini
GeoGebra
digunakan sebagai alat bantu bagi siswa untuk menemukan suatu konsep matematika, contohnya
menemukan sifat jajargenjang bahwa sudut-sudut yang berhadapan besarnya sama.
19. Motivasi Belajar
Motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu dan berusaha mengadakan
perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya Uno, 2013:3. Sedangkan menurut Prawira 2014:320
motivasi pada dasarnya adalah suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu, termasuk didalamnya
kegiatan belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar adalah dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan
belajar dalam mencapai suatu tujuan. Sardiman 2011 :77 mengatakan bahwa untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses
dan motivasi yang baik pula. Robertus Angkowo dan A. Kosasih 2007:36 juga mengatakan bahwa adanya usaha yang tekun dan rajin
didasari motivasi yang kuat akan membangun siswa mencapai prestasi yang baik. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan lebih giat
dan tekun belajar daripada siswa yang memiliki motivasi rendah. Menurut Made Wena 2009:33, motivasi dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu: d.
Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang
disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu. Dalam proses belajar mengajar siswa yang termotivasi secara intrinsik
dapat dilihat dari kegiatan yang tekun dalam mengerjakan tugas- tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan
belajar yang sebenarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan
keinginan yang sebenarnya yang ada di dalam diri siswa untuk belajar. Tujuan individu melakukan kegiatan adalah mencapai
tujuan yang terletak diluar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar.
Menurut Made Wena 2009:33, motivasi pada diri siswa dilihat dari karakter tingkah laku siswa, yaitu keantusiasan dalam belajar,
minat atau perhatian dalam pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam
belajar, selalu berusaha mencoba serta aktif mengatasi tantangan yang ada di dalam pembelajaran.
Pada penelitian ini, motivasi siswa dilihat dari aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas. Aspek-
aspek yang menunjukkan karakteristik tingkah laku siswa yang termotivasi antara lain:
a. Minat
Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu,
kecenderungan ini berasal dari rasa tertarik dan perasaan senang yang menetap, sehingga mendorong seseorang untuk berperilaku
tertentu terhadap suatu obyek Muhibbin Syah, 2008:151. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu obyek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai
banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar Sardiman, 2011:45.
c. Konsentrasi
Konsentrasi belajar adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan pada suatu obyek yang dipelajari dengan menghalau
atau menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan obyek yang dipelajari. Pemusatan dalam hal inilah
merupakan aktivitas berfikir dan tindakan untuk memberi tanggapan yang lebih intensif terhadap fokus atau obyek tertentu
Hendra, 2011:111. d.
Ketekunan Ketekunan dalam belajar berarti kesungguhan siswa dalam
belajar, ciri-ciri siswa yang termotivasi belajar yaitu tekun dan ulet dalam menghadapi tugas, dalam hal ini bekerja terus
menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai Sardiman, 2011:83.
e. Keantusiasan
Dalam KBBI 1988:44, antusias berarti adanya gairah dan semangat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu.
Keantusiasan siswa dalam belajar dapat dilihat dari semangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan tanggapan pada setiap pertanyaan maupun penjelasan dari guru dan teman
dengan semangat yang tinggi. f.
Keterlibatan Dalam KBBI 1998:668, keterlibatan berarti dalam
keadaan terlibat, adanya keikutsertaan individu atau berperannya sikap ataupun emosi individu dalam situasi tertentu.
Keterlibatan siswa dalam belajar antara lain berdiskusi, bekerja sama dalam memecahkan masalah, mempresentasikan jawaban,
mengungkapkan ide, serta menggunakan media pembelajaran dalam pemecahan masalah.
g. Rasa ingin tahu
Dalam motivasi terdapat hal yang mendorong siswa untuk belajar yaitu rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang
lebih luas Arden dalam Sardiman, 2011:46. h.
Berusaha mencoba dan aktif mengatasi tantangan Pada karakteristik motivasi ini berusaha mencoba terlihat
dari rasa senang siswa dalam mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Sedangkan aktif mengatasi tantangan ditunjukkan
dengan keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan dan tidak lekas putus asa Sardiman, 2011:83.
20. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya Nana Sudjana,
2010 : 22. Menurut Ahmad Susanto 2013 : 5 hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan belajar.
Hasil belajar dapat diketahui dengan adanya suatu alat evaluasi pembelajaran yang tepat. Melalui alat evaluasi yang tepat bukan saja
kita dapat menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga melihat efektifitas program desain
yang kita rencanakan. Wina Sanjaya, 2010 : 25 Dalam pembelajaran matematika, hasil belajar siswa tidak hanya
tergantung dari bagaimana siswa mengerjakan soal saja, namun ada berbagai faktor yang bisa mempengaruhi hasil belajar. Menurut
Ahmad Susanto 2013 : 12 faktor-faktor yang bisa mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :
i. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
j. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang memengaruhi hasil belajar. Misalnya keluarga,
sekolah, dan masyarakat. 21.
Efektivitas Pembelajaran Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan
gambaran seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya pada keluaran yang dihasilkan Yamit, 2003:14.
Sedangkan pembelajaran yang efektif merupakan kesatuan dari keterampilan, perasaan, penguasaan materi, pemahaman arti belajar
yang bermuara pada satu perilaku, yaitu kemampuan membangun dan mengembangkan proses belajar siswa secara optimal Kauchak, dalam
Kartika Budi, 2001:48. Menurut Kartika Budi 2001:48, suatu strategi adalah efektif bila dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran dan berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan. Elis dalam Kartika Budi, 2001:48 mengatakan bahwa efektifitas
selain mengacu pada proses, juga mengacu pada hasil yaitu peringkat prestasi akademik yang dicapai siswa melalui tes ujian baku. Dengan
demikian suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang diinginkan
yaitu keberhasilan pada prestasi akademik siswa. Tingkat keberhasilan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa tersebut harus sesuai dengan acuan yang berlaku atau Kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut. Pembelajaran
dikatakan berhasil jika siswa telah tuntas KKM setidak-tidaknya 75 dari seluruh siswa dalam kelas Mulyasa, 2014:131. Nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM pada mata pelajaran matematika di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah 75.
Soemosasmito dalam Trianto, 2009:20 menyatakan bahwa suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi
beberapa persyaratan utama keefektifan pembelajaran, yaitu: a.
Persentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM
b. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara
siswa. c.
Ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa orientasi keberhasilan belajar diutamakan, dan
d. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif,
mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir b, tanpa mengabaikan butir d.
Sedangkan tujuan pembelajaran yang efektif adalah agar murid mampu mewujudkan perilaku belajar yang baik pada proses
pembelajaran, diantaranya seperti yang dinyatakan oleh Ian James Mitchell dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:209 yaitu:
a. Perhatian siswa yang aktif terfokus kepada pembelajaran.
b. Berupaya dan menyelesaikan tugas dengan benar.
c. Siswa mampu menyelesaikan hasil belajarnya.
d. Siswa berani menyatakan kepada guru apa yang belum
dipahami. e.
Siswa terbiasa bertanya dengan pertanyaan yang mencerminkan keingintahuan.
f. Siswa terbiasa membentuk atau mengembangkan kaitan topik
dan subyek, atau antara kehidupan nyata dengan tugas sekolah. Maka dapat dikatakan bahwa efektivitas dalam pembelajaran
selain mengacu pada hasil belajar berupa prestasi akademik, juga mengacu pada motivasi belajar yang ditunjukkan dari perilaku-
perilaku siswa pada proses pembelajaran. Dari beberapa pendapat dan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang efektif adalah keberhasilan atau ketepatgunaan dari suatu pembelajaran dalam pencapaian tujuan pembelajaran,
ditinjau dengan adanya perilaku siswa yang termotivasi dan keberhasilan siswa dalam belajar.
22. Pembelajaran Matematika Materi Geometri
Suatu bangun ruang dapat digambarkan pada berbagai kedudukan. Sebagai contoh, sebuah kubus dapat digambarkan pada
berbagai kedudukan, misalnya sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.3 Kubus dalam Berbagai Kedudukan
Untuk menggambar suatu bangun ruang tertentu pada suatu kedudukan tertentu, dengan cermat, diperlukan pemahaman tentang
beberapa pengertian, sebagai berikut Suwarsono, 2013: a.
Bidang tempat gambar, yaitu permukaan papan tulis atau permukaan kertas tempat kita menggambar.
b. Bidang frontal, yaitu bidang tempat gambar atau bidang yang
sejajar dengan bidang tempat gambar. Untuk bangun-bangun yang terletak pada bidang frontal, bentuk dari ukuran bangun-
bangun tersebut pada gambar sama dengan bentuk dan ukuran bangun-bangun tersebut yang sebenarnya.
c. Garis frontal, yaitu garis yang terletak pada bidang frontal. Di
antara garis-garis frontal, yang terpenting adalah garis-garis vertikal dan garis-garis frontal yang horisontal.
Arah vertikal = arah pada gambar dari bawah ke atas. Arah horisontal = arah yang tegak lurus pada arah vertikal.
d. Garis orthogonal, yaitu garis yang tegak lurus pada bidang
frontal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Sudut surut sudut menyisi, yaitu sudut pada gambar antara
garis frontal horisontal arah ke kanan dan garis orthogonal arah ke belakang. Pada bangun yang sebenarnya, besar
sudut tersebut sesungguhn a adalah 9
f. Perbandingan orthogonal perbandingan proyeksi, yaitu
perbandingan antara panjang suatu ruas garis orthogonal dalam gambar dan panjang ruas garis itu sebenarnya.
Ruang memiliki banyak unsur diantaranya adalah titik, garis lurus, dan bidang datar. Relasi antara unsur-unsur tersebut adalah
sebagai berikut Suwarsono, 2013: a.
Relasi antara titik dan garis Jika ada sebuah titik dan sebuah garis maka ada dua
kemungkinan relasi yang bisa terjadi yaitu: 1
Titik itu terletak pada garis tersebut 2
Titik itu tidak terletak pada garis tersebut b.
Relasi antara titik dan bidang Jika ada sebuah titik dan sebuah bidang maka ada dua
kemungkinan relasi yang bisa terjadi yaitu: 3
Titik itu terletak pada bidang tersebut 4
Titik itu tidak terletak pada bidang tersebut c.
Relasi antara garis dan bidang Jika ada sebuah garis dan sebuah bidang maka ada tiga
kemungkinan relasi yang bisa terjadi yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Garis itu terletak pada bidang tersebut
Sebuah garis dikatakan terletak pada suatu bidang tertentu bila dan hanya bila setiap titik pada garis tersebut
terletak pada bidang yang dimaksud. 6
Garis itu memotong menembus bidang tersebut Sebuah garis dikatakan memotong menembus
suatu bidang tertentu bila dan hanya bila garis dan bidang tersebut hanya memiliki tepat satu titik persekutuan.
7 Garis itu sejajar bidang tersebut
Sebuah garis dikatakan sejajar suatu bidang tertentu bila dan hanya bila garis dan bidang tersebut hanya tidak
memiliki titik persekutuan. d.
Relasi antara dua garis Jika terdapat dua buah garis maka ada tiga kemungkinan relasi
yang bisa terjadi yaitu: 1
Kedua garis saling berpotongan Dua buah garis disebut berpotongan bila dan hanya
bila kedua garis itu terletak pada satu bidang yang sama dan keduanya mempunyai tepat satu titik persekutuan.
2 Kedua garis saling sejajar
Dua buah garis disebut sejajar bila dan hanya bila kedua garis itu terletak pada satu bidang yang sama dan
keduanya tidak mempunyai titik persekutuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Kedua garis saling bersilangan
Dua buah garis disebut bersilangan bila dan hanya bila tidak dapat dibuat satu bidang tertentu yang memuat
kedua garis tersebut. e.
Relasi antara dua bidang Jika terdapat dua buah garis maka ada dua kemungkinan
relasi yang bisa terjadi yaitu: 1
Kedua bidang saling berpotongan Dua buah bidang disebut berpotongan bila dan
hanya bila kedua bidang itu bersekutu tepat pada satu garis. Garis persekutuan ini disebut garis potong antara
kedua bidang tersebut. 2
Kedua bidang saling sejajar Dua buah bidang disebut sejajar bila dan hanya bila
kedua bidang itu tidak memiliki titik sekutu. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP,
materi geometri pada jenjang Sekolah Menengah Atas dipelajari di kelas X Semester 2 yaitu ruang dimensi tiga. Adapun Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
Standar Kompetensi: 6.
Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
Kompetensi Dasar 6.2
Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga.
6.3 Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua
bidang dalam ruang dimensi tiga. Dalam penelitian ini, materi geometri yang dipelajari adalah
konsep jarak serta sudut antar titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
a. Jarak dalam ruang
Jarak adalah panjang lintasan terpendek suatu garis lurus yang menghubungkan dua buah titik.
Cara menggambar jarak dalam geometri ruang pada prinsipnya sama dengan cara menggambar garis hubung
terpendek. 1
Menghitung jarak antara dua titik Jarak antara dua titik adalah panjang garis yang
menghubungkan kedua titik itu. Jarak titik A ke titik B dalam suatu ruang dapat digambarkan dengan cara
menghubungkan titik Adan titik B dengan ruas garis
AB
. 2
Menghitung jarak antara titik dan garis Jarak antara titik dan garis
merupakan panjang ruas garis yang ditarik dari suatu titik di luar garis
Gambar 2.4 Jarak antara titik dan garis
sampai memotong garis tersebut secara tegak lurus. Diketahui titik A berada diluar garis g, maka dapat
dibuat tepat satu garis yang tegak lurus garis
g
melalui titik A. Titik B merupakan titik potong antara garis
g
dan garis yang tegak lurus garis
g
melalui titik A. Akan dibuktikan bahwa ruas garis
AB
merupakan garis terpendek yang menghubungkan titik A dan garis
g.
Pembuktian: Diambil dua titik sembarang pada garis
g,
misalnya titik
C
dan titik
D.
Dari kedua titik tersebut dibuat ruas garis yang menghubungkan titik-titik tersebut dengan titik A, maka
diperoleh gambar sebagai berikut: a
̅̅̅̅ b
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
̅̅̅̅
Gambar 2.5 Pembuktian Jarak
merupakan segitiga siku-siku yang keduanya siku-siku di titik B. Dapat diamati bahwa:
a ̅̅̅̅ merupakan sisi miring dari , akibatnya
panjang ̅̅̅̅ panjang
̅̅̅̅. b
̅̅̅̅ merupakan sisi miring dari , akibatnya panjang
̅̅̅̅ panjang ̅̅̅̅.
Dari dua pernyataan diatas, terbukti bahwa ruas garis
AB
merupakan garis terpendek yang menghubungkan titik A dan garis
g.
Dengan kata lain, garis terpendek yang menghubungkan titik A dan garis
g
adalah ruas garis yang tegak lurus garis
g
melalui titik A. Jadi, jarak antara titik A dengan garis
g
adalah ̅̅̅̅,
karena ̅̅̅̅ tegak lurus dengan garis
g.
3 Menghitung jarak antara titik dan bidang
Jarak antara titik dan bidang adalah panjang ruas garis yang ditarik dari suatu titik diluar bidang sampai
memotong tegak lurus bidang. Diketahui
titik A
berada diluar bidang
H
, maka dapat dibuat tepat satu
garis yang
tegak lurus
bidang
H
melalui titik A. Titik B merupakan titik persekutuan antara bidang
H
dan garis yang tegak lurus bidang
H
melalui titik A, misalnya garis
g.
Akan dibuktikan bahwa ruas garis
AB
merupakan garis terpendek yang menghubungkan titik A dan bidang
H.
Pembuktian:
Gambar 2.6 Jarak antara titik dan bidang
Diambil dua garis sembarang pada bidang
H
yang melalui titik B
,
misalnya garis
k
dan garis
l.
Berdasarkan definisi, suatu garis dikatakan tegak lurus pada suatu bidang bila
dan hanya bila garis tersebut tegak lurus pada semua garis yang terletak pada bidang tersebut. Jika garis
g
tegak lurus terhadap bidang
H,
maka garis
g
juga tegak lurus terhadap garis
k
dan garis
l.
Berdasarkan pembuktian yang sudah dilakukan pada bagian 2 tentang jarak antara titik dan garis, telah
terbukti bahwa garis terpendek yang menghubungkan sebuah titik dan garis
adalah ruas garis yang tegak lurus garis tersebut melalui titik yang dimaksud. Maka, dapat
disimpulkan bahwa ruas garis
AB
adalah garis terpendek yang menghubungkan titik A dan garis
k
maupun garis
l.
Garis
k
dan garis
l
merupakan anggota dari bidang
H
, sehingga dapat dikatakan bahwa ruas garis
AB
adalah garis terpendek yang menghubungkan titik A dan bidang
H.
Jadi, jarak titik A ke bidang
H
adalah ̅̅̅̅, karena
̅̅̅̅ tegak lurus dengan bidang
H.
b. Sudut dalam ruang
4 Sudut antara dua garis
a Sudut antara dua garis berpotongan
Gambar 2.8 Sudut antara dua garis bersilangan
Sudut antara dua garis berpotongan diambil sudut yang lancip.
Garis
g
berpotongan dengan garis
h
di titik A,
sudut yang
dibentuk adalah α b
Sudut antara dua garis bersilangan Sudut antara dua garis bersilangan ditentukan
dengan membuat garis sejajar dari salah satu garis bersilangan tersebut dan memotong garis yang lain.
Sudut yang dimaksud adalah sudut antara dua garis berpotongan tersebut.
Garis
g
bersilangan dengan
garis
h
. Garis
h’ merupakan garis yang sejajar
dengan garis
h
dan memotong garis
g.
Sudut antara garis
g
dan
h
sama dengan sudut antara garis
g
dan h’ aitu α
5 Sudut antara garis dan bidang
Kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang kemungkinannya adalah:
c. garis terletak pada bidang,
Gambar 2.7 Sudut antara dua garis berpotongan
Gambar 2.9 Sudut antara garis dan bidang
d. garis sejajar bidang, dan
e. garis memotong atau menembus bidang.
Jika sebuah
garis memotong atau menembus
bidang, maka
terdapat ukuran sudut yang dibentuk
oleh garis dan bidang itu. Misalkan bahwa garis
g
memotong bidang α di titik tembus
P.
Maka, sudut antara garis
g
dengan bidang α didefinisikan sama dengan sudut terkecil antara garis
g
dengan proyeksi garis
g
pada bidang α, aitu garis g’. Proyeksi garis
g
pada bidang α dapat ditentukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a Ambil sembarang titik
Q
pada garis
g
b Melalui titik
Q
, buatlah garis
h
yang tegak lurus terhadap bidang
α. Garis
h
ini menembus bidang α
di titik
Q
c Garis
garis g’
adalah proyeksi garis
g
pada bidang α Besar sudut
QPQ
ditetapkan sebagai ukuran besar sudut antara garis
g
dan bidang α yang
berpotongan. Berdasarkan paparan di atas, definisi dari sudut
antara garis
g
dan bidang α adalah sudut terkecil dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sudut-sudut yang dibentuk oleh garis
g
dengan garis-garis lain pada
bidang α
6 Sudut antara bidang dengan bidang
Sudut antara dua bidang terjadi jika kedua bidang saling
berpotongan. Sudut antara bidang α dan bidang β adalah sudut
terkecil yang terbentuk oleh garis
PQ
dan
PR
dimana titik
P
terletak pada garis potong α, β, titik
Q
terletak pada salah satu bidang, titik
R
terletak pada bidang yang lain, dan garis
PQ
garis α, β, garis
PR
garis α, β Untuk menentukannya dapat dilakukan langkah berikut:
a Tentukan garis potong kedua bidang
garis α, β b
Ambil sembarang titik
P
pada garis potong α, β.
c Melaui titik
P,
buatlah garis
PQ
pada bidang α dan
garis
PR
pada bidang β yang masing-masing tegak
lurus terhadap garis potong α, β.
d Besar sudut
QPR
ditetapkan sebagai ukuran sudut antara bidang
α dan bidang β yang berpotongan.
B. Kerangka berpikir