55
S memiliki masa kecil yang cukup bahagia. Ia berkata dulu sepulang sekolah sering dititipkan di rumah neneknya, tapi orang
tuanya sering membelikan mainan dan mengajak jalan jalan keluar negeri.
S mengatakan bahwa ia sering diejek dan di-bully oleh teman temannya semasa sekolah. Hal tersebut membuat S menutup
dirinya dan kurang berinteraksi dengan teman sebayanya maupun lingkungan sekitarnya.
S lebih suka menyendiri dalam menghabiskan waktu. Ia lebih suka bermain game sendiri. S kurang suka mengikuti
kegiatan klub maupun kegiatan lainnya karena menurutnya hal tersebut percuma dilakukan, hanya akan membuat ia diejek teman
temannya. S merasa dirinya seseorang yang biasa saja, tidak memiliki
suatu bakat tertentu. Secara akademik pun ia menganggap dirinya tidaklah pintar. S merasa dirinya tidak bisa melakukan banyak hal.
S mengalami obesitas sejak ia masih kecil. Kemungkinan ada factor keturunan sebab seluruh keluarga S mengalami obesitas.
Obesitas yang dialami S cukup mengganggunya, sebab membuat dirinya jadi bahan ejekan teman temannya bahkan pernah sampai
berkelahi dengan temannya. S ingin untuk menguruskan tubuhnya, namun berbagai cara sudah dicoba dan belum ada hasilnya.
56
b. Riwayat Hidup
S lahir dan besar di Jogja. Ia menghabiskan banyak masa kecilnya di rumah neneknya. S berkata sepulang sekolah ia sering
dititip di rumah neneknya. S memiliki masa kecil yang tergolong bahagia. Orang tuanya suka membelikan hadiah dan mengajaknya
jalan jalan keluar negeri. S mengalami obesitas semenjak ia kecil. Diduga ada factor
keturunan yang ditunjang juga dengan pola makan yang kurang sehat serta kurangnya aktivitas fisik. Keluarga S juga semuanya
mengalami obesitas. Ketika S memasuki Sekolah Dasar, obesitas yang
dimilikinya mulai mengganggunya. Ia mulai mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari teman dan lingkungannya. Ia sering
dikatai gendut. Perutnya sering dicubit karena dianggap lucu. Perilaku bullying tersebut membuat S sering menutup diri
dari teman dan lingkungannya. S lebih suka menyendiri dalam menghabiskan waktu daripada melakukan kegiatan bersama teman
teman lainnya. Ketika beranjak ke SMP, S masih sering mendapat
perlakuan yang kurang menyenangkan. Salah satu penyebabnya adalah teman temannya yang dulu suka mengerjainya waktu SD,
saat itu masuk di SMP yang sama dengannya.
57
Suatu saat ketika di SMP, S pernah bertengkar dengan temannya karena ia tidak tahan diejek. Menurutnya temannya
sudah keterlaluan, padahal biasanya ia tidak menghiraukan ejekan temannya.
Memasuki masa SMA, S merasa kehidupan SMAnya biasa saja. Ia merasa di SMA lebih menyenangkan karena jumlah murid
di dalam kelasnya lebih sedikit, jadi ia punya waktu lebih banyak untuk menyendiri.
S belum pernah menjalin hubungan asmara dengan lawan jenis. Dulu ada wanita yang ditaksirnya, namun sudah memiliki
pasangan. Hingga saat ini ia merasa belum perlu untuk mencari pasangan lawan jenis.
c. Struktur Naratif
Awal :
S memiliki masa kecil yang menyenangkan. Ia sering dibelikan hadiah dan sering jalan jalan keluar negeri. Selain itu hampir tiap
hari ia dititipkan di rumah neneknya. Disana ia bermain setiap kali: “menyenangkan..”
“Ya karena sering dibelikan mainan” “Biasa dititip di rumah oma.. Disana biasa main.. Sampai
dijemput.. Udah tiap hari kaya gitu”
58
S mengalami kesulitan untuk mengingat pengalamannya di masa kecil:
“Wah sudah lupa”
Di SD Ia banyak mendapat penyiksaan dari teman temannya
karena kondisi obesitasnya:
“Banyakan sih saya gak suka aja, mereka suka ngetawain saya… Karena saya gendut.. Trus suka dicubit perut saya
karna gemuk.. Saya gak suka aja… Olahraga juga suka diketawain
”
S mengalami obesitas sejak dia kecil. Diduga ada factor keturunan di dalamnya:
“Sejak kecil sih.. Keluarga gendut semua.. Memang turunan gemuk katanya”
Pengalaman pengalaman buruk semasa SD membuat S menutup dirinya terhadap teman dan lingkungannya:
“Saya sukanya sendirian.. Tidak banyak bicara..” “Temen ada, tapi gak deket..”