b. Konsep diri negatif
Calhoun dan Acocella 1990 membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:
1. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak
teratur, tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan
dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya, tidak memiliki harapan atau tidak merasa dirinya mampu.
2. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal
ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan
adanya penyimpangan dan seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.
Dapat disimpulkan, individu yang memiliki konsep diri negatif terdiri dari dua tipe. Tipe pertama adalah individu yang
tidak tahu siapa dirinya dan tidak mengetahui kelebihan dan kelemahannya serta tidak memiliki harapan akan dirinya,
sedangkan tipe kedua adalah individu yang memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil.
4. Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan melalui proses interaksi dengan pengalaman sepanjang hidup seorang manusia.
Centi Rola, 2006, mengatakan bahwa konsep diri berasal dan berkembang sejalan pertumbuhannya, terutama akibat dari hubungan
individu dengan individu lainnya. Konsep diri juga terbentuk melalui interaksi dengan orang tua, kawan sebaya, dan masyarakat.
Argy Hardy
Heyes, 1985,
mengatakan bahwa
perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a. Reaksi dari orang lain
Cooley Hardy Heyes, 1998 membuktikan bahwa dengan mengamati cerminan perilaku diri sendiri terhadap respon
yang diberikan oleh orang lain, maka individu akan mempelajari dirinya sendiri. Hal tersebut akan membentuk konsep diri
seseorang. Jika seseorang merasa ia diperhatikan, dikagumi, dibutuhkan,
didengarkan, maka
ia akan
cenderung mengembangkan konsep diri yang positif. Sebaliknya apabila ia
merasa dijauhi, ditolak, tidak diharapkan, maka ia akan cenderung mengembangkan konsep diri yang negatif.
b. Perbandingan dengan orang lain
Konsep diri yang dimiliki individu tergantung kepada bagaimana individu membandingkan dirinya dengan orang lain.
Jika seseorang memandang bahwa dirinya lebih baik dari orang lain, maka ia akan cenderung mengembangkan konsep diri yang
positif. Sebaliknya jika ia merasa dirinya lebih tidak berhasil dari orang lain, maka ia cenderung mengembangkan konsep diri yang
negatif.
c. Peranan sosial
Setiap individu memiliki peranan sosial yang berbeda dan pada setiap peran tersebut individu akan melakukan perbuatan
dengan cara tertentu. Konsep diri seseorang dipengaruhi oleh peran yang dimiliki seseorang karena harapan-harapan dan pengalaman-
pengalamannya. Peran yang dianggap baik dan memiliki prestise seperti dokter, pilot, artisaktor cenderung membuat seseorang
memiliki konsep diri yang positif. Sebaliknya peran sosial yang dianggak kurang baik seperti kriminal, pengangguran, pasien
rumah sakit jiwa, cenderung membuat seseorang memiliki konsep diri yang negatif.
d. Identifikasi terhadap orang lain
Konsep diri juga dapat dipengaruhi melalui identifikasi terhadap peran atau figur yang diberikan dari lingkungan sekitar.
Seorang individu akan mengikuti dan meniru beberapa nilai, perbuatan, dan keyakinan yang diberikan dari lingkungan sekitar.
Seseorang yang dapat mengidentifikasi peran yang diharapkan lingkungan terhadap dirinya, dapat dikatakan memiliki konsep diri
positif. Sebaliknya jika ia tidak dapat mengidentifikasi maka dapat dikatakan memiliki konsep diri yang negatif.
5. Dampak Konsep Diri Terhadap Perilaku
Konsep diri sangat mempengaruhi bagaimana seseorang akan berperilaku. Pengetahuan individu terhadap dirinya memiliki dampak
ke perilaku terutama jika seorang individu mengetahui apa peran sosialnya, apa kemampuan yang dimilikinya, apa respon yang dapat ia
berikan terhadap stimulus dari lingkungan maka ia dapat bereaksi atau berperilaku dengan tepat.
Penilaian individu terhadap dirinya memiliki dampak ke perilaku tergantung dari hasil penilaian individu tersebut. Jika ia
menilai bahwa dirinya mampu, ia akan cenderung melakukan banyak hal dan berani untuk mencoba. Sebaliknya jika ia merasa dirinya tidak
mampu, ia cenderung menghindar atau memilih untuk diam.
Harapan individu terhadap dirinya berdampak pada perilaku terkait dengan seberapa besar harapan yang dimiliki seseorang pada
dirinya. Jika ia memiliki harapan yang besar, maka ia akan cenderung berperilaku lebih aktif untuk mencapai tujuan dan harapannya. Namun
jika ia tidak memiliki harapan yang besar, ia cenderung diam dan stagnan dalam berperilaku.
Apabila seseorang memandang dirinya positif, memiliki pengharapan atas dirinya, serta mengetahui kemampuan-kemampuan
yang dimilikinya, maka orang tersebut akan mampu berfungsi secara baik di dalam lingkungannya dan dapat berkembang. Orang yang
positif cenderung tidak mudah menyerah, lebih gigih dalam berjuang, dan berpikir optimis.
Sebaliknya orang yang memiliki konsep diri negatif, dimana ia menganggap dirinya tidak memiliki harapan, tidak mampu, maka
dalam berperilaku pun orang tersebut tidak dapat berfungsi secara baik. Orang dengan konsep diri negatif cenderung mudah merasa
susah, merasa tidak mampu, dan berpikir pesimis.
B. REMAJA
1. Definisi dan Batasan Usia Remaja
Piaget Santrock, 2002 mengatakan bahwa remaja adalah usia dimana individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
Seorang remaja mulai meninggalkan status dan sifatnya yang di masa