68
ke sisi psikologis dirinya. Selain itu, S bingung ketika ditanyakan tentang pengalaman masa lalunya.
Dari aspek pengharapan yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri, S terlihat kurang memiliki harapan terhadap dirinya. Harapan
yang dimiliki S adalah untuk membanggakan orang tuanya, namun S tidak memiliki harapan untuk pengembangan dirinya sendiri.
Dari aspek penilaian terhadap diri individu terhadap dirinya sendiri, S melihat dirinya sebagai orang yang biasa saja. Ia merasa
dirinya tidak pintar, malas, serta suka menyendiri. Penilaian S terhadap dirinya cenderung negatif.
D. PEMBAHASAN
Remaja adalah suatu usia dimana seseorang mulai mengembangkan dan mencari jati dirinya. Salah satu faktor penting yang menjadi jati diri
seseorang adalah konsep diri, yang disebut juga sebagai inti kepribadian seorang remaja. Dalam mengembangkan konsep dirinya, seseorang
mengambil informasi dari lingkungan sekitar. Remaja yang obesitas cenderung mendapatkan informasi yang kurang baik dari lingkungan. Hal
tersebut berkaitan dengan bentuk tubuh yang dimiliki oleh remaja obesitas termasuk bentuk tubuh yang kurang populer atau kurang disukai di
beberapa budaya, termasuk Indonesia. Remaja yang mengalami obesitas cenderung mendapat perlakuan
dan respon yang kurang baik dari lingkungan sekitarnya. Beberapa contoh
69
yang muncul adalah kekerasan verbal maupun fisik. Hal lainnya yang muncul adalah sulitnya mendapatkan pasangan lawan jenis yang berakibat
sulitnya membangun hubungan dengan lawan jenis. Tugas perkembangan remaja salah satunya adalah membangun
hubungan dengan lawan jenis. Apabila remaja kesulitan untuk melakukan hal tersebut, ia gagal dalam tugas perkembangannya yang dapat
mempengaruhi perkembangannya di tahap dewasa. Apabila seorang remaja banyak mengalami kegagalan di masa remajanya, hal tersebut
dapat mempengaruhi perkembangan konsep dirinya. Remaja akan cenderung mengembangkan konsep diri yang negatif.
Hasil dari analisa di atas akan dibahas untuk melihat konsep diri pada kedua informan dalam penelitian ini. Hal yang pertama akan dilihat
adalah kondisi narrative tone informan. Informan R 18 tahun memiliki narrative tone yang bersifat regressive. Informan R 18 tahun mengalami
narasi yang bersifat regresif dari awal hingga akhir narasi. Demikian pula pada Informan S 16 tahun, narrative tone nya juga bersifat regressive. S
mengalami banyak perlakuan yang tidak menyenangkan di masa dulu akibat kondisi fisiknya yang obesitas. Perlakuan tidak menyenangkan
tersebut berlangsung hingga saat ini. Hal kedua yang dilihat adalah imagery informan. Informan R 18
tahun memiliki imagery yang negatif, baik pada dirinya sendiri maupun pada orang lain serta lingkungannya. R cenderung merasa dirinya kurang
disukai dan kurang dapat berbuat sesuatu untuk hidupnya. Pada Informan
70
S 16 tahun, ia juga memiliki imagery yang cenderung negatif terhadap dirinya dan orang lain. S melihat dirinya sebagai seseorang yang kurang
mampu dan tidak dapat banyak berbuat apa apa. Selain itu S juga lebih suka menyendiri daripada menjalin relasi social, sebab menurtnya
menjalin relasi social adalah kegiatan yang percuma. Pada proses menggunakan analisa konsep diri, didapatkan dari
hasil analisa ketiga aspek dari konsep diri yaitu pengetahuan akan diri sendiri, harapan akan diri sendiri, dan penilaian akan diri sendiri, dapat
disimpulkan bahwa konsep diri R dan J sama sama cenderung negatif. R memiliki pengetahuan yang sedikit tentang dirinya. Ia terlihat
kesulitan mengidentifikasi tentang dirinya. Ia juga tidak menyebutkan peran sosial apa yang sedang ia jalani. R juga kurang memiliki harapan
yang besar terhadap dirinya. Tidak terlihat adanya suatu keinginan yang besar untuk perkembangan dirinya. Ia juga terlihat merasa dirinya tidak
pantas untuk memiliki harapan yang besar. Dalam hal penilaian pun, R cenderung menilai dirinya secara negatif dan kurang yakin akan dirinya. R
kurang mengetahui siapa dirinya dan tidak mengetahui kelebihan dan kelemahannya.
R merasa kondisi obesitas yang dimilikinya tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap perilaku-perilaku buruk yang
diterimanya dari teman teman dan lingkungannya. Perilaku buruk yang diterima R membuat ia gagal mengembangkan hubungan sosial dengan
lingkungannya. R juga tidak terkesan memiliki keinginan untuk menjalin
71
hubungan dengan lawan jenis. Dapat disimpulkan R cenderung gagal dalam melaksanakan tugas perkembangannya sebagai seorang remaja. Hal
ini mempengaruhi konsep dirinya juga. Dinamika konsep diri pada informan R dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:
Informan S 16 tahun juga memiliki pengetahuan yang kurang tentang dirinya sendiri. Hal hal yang diketahui S hanya sebatas informasi
dangkal dan umum seperti Informan S 16 tahunebelumnya. Selain itu, S juga mengalami kesulitan bila diminta mengingat pengalamannya. S tidak
terlihat memiliki harapan yang besar terhadap dirinya. Baginya, hidup hanya untuk membanggakan orang tua saja sudah cukup. Ia tidak
menyebutkan suatu harapan kepada dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik. Dari sisi penilaian diri, S menilai dirinya cenderung negatif, ia
melihat dirinya memiliki fisik yang kurang ideal, sering dikerjai oleh