61
nilainya baik.. Supaya nanti gampang dapat kuliah.. Gampang dapat kerja”
S merasa dirinya tidak memiliki banyak kemampuan, selain itu dia juga merasa hidupnya tidak mengesankan:
“Nilai… Biasa aja ya.. Aku gak pinter orangnya.. Belajar juga males, nanti belum tentu aku pake”
“Hmm.. Apa ya? Hening.. Rasanya biasa aja ya.. Gak ada yang terlalu gimana gimana
gitu” “Gak ada.. Males aku.. Paling nanti diejek.. Aku gak bisa
olahraga, percuma nanti malah jadi marah.” “Hmm.. Apa ya.. Banggain…. Gak ada kayanya.. Biasa
aja..”
d. Narrative Tone
S memiliki narasi hidup yang cenderung regressive.. S memiliki masa kecil yang menyenangkan, namun ketika mulai
bersekolah ia mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari temannya. Hal tersebut terjadi karena kondisi fisiknya yang
obesitas. Masa remajanya juga digambarkan kurang menyenangkan.
Ketika bersekolah di SMP pun, perlakuan bullying terhadap S bukannya berkurang, malah bertambah. Akibatnya, suatu waktu S
62
bertengkar dengan temannya. S merasa masa SMP dan SMAnya biasa saja, malah cenderung kurang menyenangkan.
S akhirnya merasa dirinya sudah biasa jika diejek gendut. S jadi cenderng menutup diri dari teman dan lingkungannya karena
malas diejek. S suka menyendiri. Ia juga tidak ingin mengikuti kegiatan karena menurutnya percuma. S merasa dirinya kurang
pintar, kurang mampu dalam pengerjaan sesuatu.
B. IMAGERY
1. Informan 1 R
R memiliki persepsi yang cenderung negatif terhadap dirinya. Ia melihat dirinya sebagai orang yang pemalu, kurang
percaya diri, dan malas. R juga merasa ia memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan, bahkan ia sampai ingin melupakannya. R
merasa tidak ada hal yang menarik dalam kehidupannya. R mengkonstruksikan lingkungannya secara negatif. R
merasa orang orang di sekitarnya tidak menyukainya karena sifatnya yang pendiam. R tidak memiliki teman dekat selama ini. Ia
juga mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan asmara. R merasa malas berhubungan dengan orang lain di sekitarnya.