Psikologi Naratif LANDASAN TEORI

36 dengan apa yang ingin diukur dalam penelitian ini. Beberapa kriteria yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Usia Informan Informan yang akan menjadi sampel penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 12 hingga 18 tahun. Batasan usia tersebut sesuai dengan teori yang dipakai untuk mendefinisikan remaja secara usia. Batasan usia Informan menjadi hal yang penting karena merupakan salah satu upaya untuk menjaga kredibilitas dari sebuah penelitian. Hal ini dikarenakan apabila Informan tidak termasuk dalam kriteria usia di atas, maka resiko tidak relevannya data hasil wawancara dengan topik yang akan diteliti akan semakin meningkat. 2. Jenis kelamin Informan Peneliti tertarik untuk melihat secara khusus konsep diri pada remaja putra yang mengalami obesitas. Hal ini didukung oleh hasil pencarian peneliti dimana masih jarang penelitian dengan topik serupa yang menggunakan Informan berjenis kelamin laki-laki atau putra. 3. Kondisi tubuh Informan yang akan dipilih untuk mengikuti penelitian ini harus termasuk dalam kategori obesitas. Obesitas akan diukur dengan melihat IMT Indeks Massa Tubuh. Rumus menghitung IMT terdapat pada bab II. Setelah calon Informan yang memenuhi kriteria di atas terkumpul, peneliti akan memilih 3 Informan secara acak random sampling. Hal 37 tersebut akan dilakukan dengan membuat undian dan mengambil 3 nama calon Informan. Setelah mendapatkan 3 nama calon yang akan dipilih, peneliti akan menghubungi Informan untuk meminta persetujuan dan kemudian diberikan penjelasan singkat mengenai penelitian ini informed consent. Jumlah Informan 3 orang ditentukan dengan mempertimbangkan saran Creswell 2007, dimana jumlah Informan tersebut masih dapat diterima dalam penelitian naratif. Creswell menyatakan bahwa pada penelitian naratif penggunaan sampel pada umumnya berjumlah satu sampai dua individu, kecuali pada penggunaan jumlah partisipan yang lebih besar untuk mengembangkan sebuah cerita kolektif collective story.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam semi terstruktur. Peneliti membuat kerangka pertanyaan dasar namun dalam prakteknya dapat berkembang sesuai dengan pengalaman Informan. Hal ini memberikan keleluasaan pada peneliti untuk memberikan pertanyaan sesuai dengan kondisi saat wawancara berlangsung. Dalam wawancara semi terstruktur, peneliti mencatat pokok-pokok penting yang akan dibicarakan sebagai pegangan untuk mencapai tujuan wawancara, dan responden bebas menjawab menurut isi hati dan pikirannya. Lama wawancara tidak dibatasi dan diakhiri menurut keinginan peneliti. 38 Dengan demikian, peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih luas karena setiap Informan bebas meninjau berbagai aspek menurut pendirian mereka masing-masing, sehingga dapat memperkaya pandangan peneliti Nasution, 2006. Selain wawancara, peneliti juga melakukan observasi pada perilaku dan ekspresi Informan yang kemudian hasilnya dicantumkan sebagai data tambahan. Tabel 3. Panduan wawancara No. Panduan Pertanyaan 1. Pengetahuan tentang diri sendiri  Jika saya bertanya siapa anda, bagaimana anda akan menjawabnya?  Apa hobi atau kegemaran anda?  Apa hal yang anda suka dan tidak sukai? 2. Penilaian terhadap diri sendiri  Bagaimana anda memandang diri sendiri?  Menurut anda, anda orang yang seperti apa? 3. Pengharapan bagi diri sendiri  Apa cita-cita anda ke depan?  Bagaimana anda bisa mewujudkan cita-cita anda? 4. Pengalaman dari lingkungan  Menurut anda masa lalu anda bagaimana? 39  Bagaimana pengalamanmu sewaktu kecil?  Bagaimana pengalamanmu sewaktu SD?  Bagaimana pengalamanmu sewaktu SMP?  Bagaimana pengalamanmu sewaktu SMA?  Apa ada pengalaman menarik dengan kegemukanmu?  Apa ada pengalaman buruk dengan kegemukanmu?  Dari keseluruhan kisah hidup anda kejadian – kejadian apa saja yang paling anda ingat?  Apa hal yang paling mengesankan dalam hidup? Tahapan proses wawancara: 1. Mencari Informan untuk menjadi partisipan penelitian. 2. Melakukan perkenalan, rapport, menjelaskan tujuan, dan memastikan kesediaan Informan. 3. Membuat jadwal wawancara dengan mempertimbangkan kesediaan Informan dan jadwal kegiatan belajar. 4. Melakukan wawancara. Data wawancara direkam dengan menggunakan alat perekam yang kemudian akan disalin dalam transkrip wawancara verbatim. Peneliti juga merekam cerita Informan dengan membuat catatan langsung ketika wawancara berlangsung untuk mengantisipasi hilangnya data jika terjadi gangguan pada alat perekam. Selain wawancara, peneliti juga akan melakukan observasi terhadap perilaku