Informan 2 S ANALISIS KONSEP DIRI INFORMAN

71 hubungan dengan lawan jenis. Dapat disimpulkan R cenderung gagal dalam melaksanakan tugas perkembangannya sebagai seorang remaja. Hal ini mempengaruhi konsep dirinya juga. Dinamika konsep diri pada informan R dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut: Informan S 16 tahun juga memiliki pengetahuan yang kurang tentang dirinya sendiri. Hal hal yang diketahui S hanya sebatas informasi dangkal dan umum seperti Informan S 16 tahunebelumnya. Selain itu, S juga mengalami kesulitan bila diminta mengingat pengalamannya. S tidak terlihat memiliki harapan yang besar terhadap dirinya. Baginya, hidup hanya untuk membanggakan orang tua saja sudah cukup. Ia tidak menyebutkan suatu harapan kepada dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik. Dari sisi penilaian diri, S menilai dirinya cenderung negatif, ia melihat dirinya memiliki fisik yang kurang ideal, sering dikerjai oleh 72 teman temannya, ia merasa percuma berteman dengan orang lain karena hanya akan diejek. Selain itu S juga merasa dirinya kurang pintar, cenderung pendiam, dan tidak ada yang bisa dibanggakan. S pernah mengalami pengalaman buruk dan penolakan dari teman- temannya, yaitu ketika ia diejek sebab ia tidak bertubuh ideal. Hal tersebut membuat S menarik diri dari pergaulan dan tidak mengembangkan hubungan sosial dengan teman dan lingkungannya. S juga tidak terlihat memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Dari hal-hal tersebut, dapat dikatakan S gagal dalam melaksanakan tugas perkembangannya sebagai remaja yang kemudian dapat mempengaruhi konsep dirinya. Dinamika konsep diri pada informan R dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut: 73

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN,

DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek, baik subjek R maupun subjek S memiliki konsep diri yang cenderung negatif. Keduanya memiliki struktur narasi yang mirip, dimana kenangan dan pengalaman masa awal dan tengah kehidupannya terdapat penolakan dan penyiksaan dari teman dan lingkungan sekitarnya. Perilaku bullying yang diterima oleh kedua subjek menyebabkan mereka memiliki struktur narasi bagian akhir yang bersifat regresif. Kedua subjek memiliki penilaian yang cenderung negatif terhadap diri mereka. Ciri- ciri yang ditemukan sangat mirip, keduanya merasa diri mereka kurang mampu, kurang pintar secara akademik, kurang menarik, kurang dapat dibanggakan. Kedua subjek juga merasakan bahwa pengalaman hidup mereka selama ini kurang berkesan. Mereka merasakan tidak ada hal yang menarik dalam hidup mereka. Baik subjek R maupun subjek S keduanya juga memiliki harapan yang kecil terhadap diri mereka. Mereka kurang berani memiliki harapan besar terhadap diri mereka sendiri.