Profil Riwayat Hidup Informan 1 R

51 R merasa tidak mengetahui penyebab kenapa orang banyak memberi perlakuan yang kurang baik kepadanya: “gak tau.. paling ya gak seneng aja sama saya.. gak tau kenapa” Banyaknya pengalaman buruk di masa kecil membuat R malas mengingat masa lalunya dan berusaha melupakannya: “apa ya.. lupa aku.. udah malas saya ingat ingat lah masa lalu.. udah agak saya lupain” Ketika SD, ia mulai mengalami obesitas. Ia mengatakan obesitas yang ia dapat karena terlalu banyak asupan makanan: “gemuknya mulai dari SD pas saya ke Solo itu.. Disana saya banyak makan, makanya jadi gemuk..” Tengah : Memasuki masa SMP, R masih menjadi korban bullying: “ya buku saya diambilin, diumpetin” “ya.. suka ngata ngatain saya..” R merasa sifatnya yang pendiam dan susah bergaul menjadi penyebab Ia sering diganggu temannya: 52 “mungkin saya orangnya pendiem jadi dia gak seneng” “sukanya pendiem, susah bergaul sama orang, jadi saya sering dikata katain” Ketika SMP, R mulai agak nakal. Ia mulai belajar merokok dan minum minuman keras, bahkan ia mengajak teman-temannya: “SMP mulai agak nakal gitu.. Mulai belajar merokok” “Ya sebenarnya saya sendiri, trus mulai ngajak teman- teman” Menurut R, merokok membuat ia terlihat keren sehingga ia melakukannya: “pengen kelihatan gaya, pengen kelihatan keren gitu” Akhir : Pada masa SMA, R merasa tidak ada hal yang menarik yang dapat ia ceritakan: “SMA biasa aja” “Iya, SMA gitu-gitu aja..” R sejak dulu tidak memiliki teman dekat, ia baru mulai menemukannya akhir-akhir ini: “yang paling deket ini pas baru ini yang deket” 53 R mengalami kesulitan dalam mengingat pengalaman berkesan dalam hidupnya. Menurutnya tidak ada hal berkesan selama hidupnya selama ini: “bingung.. gak ada yang menarik dari hidup saya..” R memiliki cita-cita ingin menjadi orang yang berguna. Ia merasa tidak perlu memiliki cita-cita yang muluk muluk: “ya.. cita cita ya.. ya pengen jadi orang yang berguna buat orang lain lah.. gak muluk muluk pengen jadi apa..” R mengalami kebingungan mengenai cita-citanya, menurutnya cara mewujudkan cita-citanya adalah dengan membahagiakan kedua orang tuanya: “gimana ya.. susah ngungkapinnya.. berguna.. masih bisa membuat orang senang.. orang bisa.. gimana ya ngomongnya..”

d. Narrative Tone

Narasi hidup R merupakan narasi yang bersifat regressive. Narasi yang regresif adalah narasi yang dari awal hingga akhirnya memiliki progress yang bersifat regresi atau cenderung negatif 54 Smith, 2008. Narator melihat nilai hidupnya cenderung negatif dan tidak mengalami perubahan. Sn memiliki narasi hidup yang bersifat tragis pada masa awal kehidupannya. R banyak menjadi korban bullying oleh teman-temannya di sekolah. Bahkan, ia juga kurang disenangi oleh saudaranya sendiri. Hal tersebut membuat R cenderung ingin melupakan masa lalunya. R juga memiliki sifat pemalu dan susah bergaul dengan orang lain. Seiring bertumbuhnya R, ia merasa tidak banyak perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Di masa SMP ia juga masih menerima perlakuan yang kurang menyenangkan dari lingkungan sekolahnya. Selain itu R semasa SMP mengembangkan diri ke arah yang cenderung negatif, yaitu dengan merokok dan minum minuman keras. R merasa tidak ada hal yang menarik dalam hidupnya.

2. Informan 2 S

a. Profil

Informan 2 memiliki inisial S. S adalah seorang remaja berusia 16 tahun. S memiliki seorang adik perempuan yang masih bersekolah di SMP. Ayah S adalah seorang pengusaha bengkel, dan ibu S adalah seorang ibu rumah tangga. 55 S memiliki masa kecil yang cukup bahagia. Ia berkata dulu sepulang sekolah sering dititipkan di rumah neneknya, tapi orang tuanya sering membelikan mainan dan mengajak jalan jalan keluar negeri. S mengatakan bahwa ia sering diejek dan di-bully oleh teman temannya semasa sekolah. Hal tersebut membuat S menutup dirinya dan kurang berinteraksi dengan teman sebayanya maupun lingkungan sekitarnya. S lebih suka menyendiri dalam menghabiskan waktu. Ia lebih suka bermain game sendiri. S kurang suka mengikuti kegiatan klub maupun kegiatan lainnya karena menurutnya hal tersebut percuma dilakukan, hanya akan membuat ia diejek teman temannya. S merasa dirinya seseorang yang biasa saja, tidak memiliki suatu bakat tertentu. Secara akademik pun ia menganggap dirinya tidaklah pintar. S merasa dirinya tidak bisa melakukan banyak hal. S mengalami obesitas sejak ia masih kecil. Kemungkinan ada factor keturunan sebab seluruh keluarga S mengalami obesitas. Obesitas yang dialami S cukup mengganggunya, sebab membuat dirinya jadi bahan ejekan teman temannya bahkan pernah sampai berkelahi dengan temannya. S ingin untuk menguruskan tubuhnya, namun berbagai cara sudah dicoba dan belum ada hasilnya.