Kontribusi lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa
ditolak, jika terjadi sebaliknya F
hitung
lebih kecil dari pada F
tabel
maka H
diterima. Dalam pengujian hipotesis kelima ini, F
hitung
lebih kecil daripada F
tabel
7.558 2,59 maka H ditolak dan H
a
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada kontribusi dan signifikan
persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar
Dari hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menyatakan bahwa ada kontribusi yang signifikan sebesar 39 terhadap pretasi
belajar. Tetapi dari kontribusi ini belum cukup membuat prestasi belajar mahasiswa masuk dalam kategori sedang atau tinggi. Karena
pada kenyataanya prestasi responden masih rendah, memang secara statistik dalam pengujian hipotesis dikatakan bahwa ada kontribusi
yang signifikan. Akan tetapi diluar faktor ini ada faktor lain juga yang memberikan kontribusi terhadap prestasi belajarnya. Faktor tersebut
adalah faktor intern individu tersebut. Kemampuan adalah faktor yang lebih dominan yang dapat
memberikan kontribusi lebih dibandingkan hanya melihat dari pesepsi mereka tentang metode mengajar dosen, atau melihat sarana
belajarnya, atau intensitas belajarnya saja. Karena dengan melihat kenyataanya bahwa responden dalam penelitian ini memiliki prestasi
rendah padahal mereka menyatakan bahwa dilihat persepsi mereka terhadap metode mengajar dosen, sarana belajar atau intensitas belajar
mereka memiliki kontribusi yang signifikan untuk prestasi mereka akan tetapi ternyata kontribusi dari ketiga hal tersebut tidak cukup
untuk membuat hasil prestasinya bagus. Menurut hasil pengamatan saya ketika saya bertanya langung
kepada responden , mereka menyatakan bahwa sebenarnya mereka sudah cukup bekerja keras belajar untuk memahami materi mata
kuliah ini, mereka saat belajar baik dalam perkuliahan maupun dalam belajar mandiri sebenarnya mereka bisa mengerti apa yang mereka
pelajari, tetapi kemampuan memahami karakteristik mata kuliah ternyata masih rendah. Mereka hanya mengerti apa yang mereka
pelajari saat itu. Kemudian setelahnya cenderung lupa karena sebenarnya mereka
dalam belajar cenderung hanya mengingat tetapi tidak berusaha menganalisis bagaimana sebenarnya maksud dari materi-materi yang
diajarkan mengingat karakteristik mata kuliah ini adalah banyak menghitung dan biasanya kemampuan analisis juga diperlukan dalam
mata kuliah ini. Jadi mereka apabila menemui soal-soal latihan, atau ketika ujian mereka sulit untuk menjawab karena biasanya apabila
bentuk soalnya sudan sedikit dirubah tidak sesuai dengan contoh- contoh yang dipelajari mereka akan kebingungan dan hasilnya nilai
mereka kurang dari harapan.
Selain itu mereka juga responden mengatakan bahwa sebenarnya tidak berminat dalam mata kuliah ini karena karakteristik mata kuliah
ini dianggap sulit oleh mereka. Mereka mengatakan tidak suka atau tidak berminat dengan mata kuliah ini karena sebagian besar dari
responden mengatakan bahwa mereka lemah untuk mata kuliah hitung menghitung apalagi butuh analisis juga untuk materi tertentu.
Sebagian besar dari mereka lebih menyukai mata kuliah yang karakteristiknya adalah lebih banyak teori.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden, ternyata responden mengatakan bahwa gaya belajar mereka kurang baik.
Dimana sebagian besar mereka hanya belajar ketika mereka berada dikampus saja. Intensitas belajar mandiri ketika diluar kampus masih
sangat kurang. Mereka belajar hanya ketika mereka kuliah saja, tetapi belajar mandiri mereka sebagian responden masih kurang baik.
Sebagian responden selain menyatakan bahwa gaya belajar mereka masih kurang baik karena hanya mereka belajar ketika
mereka dikampus saja, belajar mandiri yang kurang, mereka juga menyatakan bahwa mereka cenderung belajar dengan istilah sistem
kebut semalam karena. Kebiasaan mereka tentang istilah belajar kebut semalam ternyata sudah mendarah daging. Misalnya adalah
ketika mereka ada tugas, mereka akan mengerjakan tugas tersebut semalaman suntuk karena besok pagi harus dikumpulkan, mereka
biasanya tidak mempersiapkanya dengan baik jauh-jauh hari. Begitu juga ketika mereka harus mengahadapi ujian, baik ujian sisipan,
maupun ujian akhir semester, mereka juga akan belajar hanya malam itu saja mereka tidak akan mempersiakan diri dengan baik ketika
harus menjalani ujian. Gaya belajar seperi itulah yang harus dirubah oleh mahasiswa. karena dengan gaya belajar yang seperti itu, yang
biasanya bisa membuat prestasi belajarnya rendah. Ketika mahasiswa bisa menerapkan gaya belajar yang baik misalnya dengan membuat
jadwal belajar setiap kemudian melaksanakanya dengan baik sesuai dengan jadwal yang dibuat hari hal ini akan bisa meningkatkan
prestasi belajarnya. Mengingat prestasi mereka untuk mata kuliah dasar-dasar akuntansi II ini juga masih rendah, dengan memperbaiki
gaya belajar mereka diharapkan juga akan mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
124