memang keras, misalnya: perpustakaan, meja belajar, ruang belajar, ruang kelas, dan lain-lain sedangkan yang dimaksud dengan
perangkat lunak adalah yang secara fisik memang lunak misalnya : modul, buku tulis, alat-alat tulis dan lainya.
5. Lingkungan belajar
a. Pengertian lingkungan belajar Selain faktor individu, faktor lingkungan lebih-lebih lingkungan
belajar sangat menentukan motivasi belajar seseorang untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik, sebab individu secara
sadar atau tidak senantiasa tersosialisasi oleh lingkunganya. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat
belajar. b. Jenis-jenis lingkungan belajar
Lingkungan belajar ini meliputi : lingkungan fisik dan lingkungan sosial Ali imron, 1996:103. Adapun uraianya adalah sebagai
berikut: 1
Lingkungan fisik Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar tersebut
belajar sehingga si pembelajar dapat merasakan apakah tempat belajarnya nyaman ataukah tidak. Hal yang demikian sangat
berpengaruh pada motivasi belajar yang pastinya akan berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar seseorang.
Demikian juga tempat yang berantakan, tidak tertata rapi, tidak
akan memberi gairah untuk belajar seseorang. Sebaliknya, tempat belajar yang teratur, yang tertata dengan rapi akan
mendorong seseorang bergairah dalam belajar. Tempat belajar yang bising pun dapat menganggu belajar seseorang, tapi
sebaliknya tempat belajar yang tenang bisa menimbulkan gairah belajar.
2 Lingkungan sosial Lingkungan sosial adalah suatu tempat dimana seseorang
itu ada keterkaitan dengan orang lain. Lingkungan sosial ini bisa berupa lingkungan sepermainan, lingkungan teman
sebaya, kelompok belajar, dan lingkungan keluarga. Walaupun faktor pribadi seseorang lebih menentukan terhadap diri sendiri
haruslah diakui bahwa kelompok belajar, teman sebaya, lingkungan sepermainan, maupun lingkungan keluarga ini pun
sangat menetukan motivasi seseorang dalam pencapaian prestasi belajar yang baik.
Misalnya jika dalam lingkungan sosial seseorang tidak terbiasa dengan aktivitas belajar, atau dapat disebut belajar
belum membudaya maka seseorang itu kurang memotivasi atau bahkan tidak termotivasi sama sekali untuk belajar.
Begitupun dalam
lingkungan keluarga
yang kurang
mendukung bahkan tidak adanya dorongan dan pengertian dari
orang tua maupun anggota keluarga yang lainya, terkadang seseorang mengalami lemah semangat untuk belajar.
Padahal lingkungan keluarga sangat berperan penting untuk mengajarkan seseorang agar dapat membiasakan belajar
sebagai sebuah kewajiban. Apabila dalam lingkungan keluarga, anggota keluarga tidak membiasakan hal tersebut
biasanya seseorang tersebut tidak akan termotivasi dalam belajar karena menganggap itu bukan budaya dalam
keluarganya.
B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
1. Kerangka Berpikir a. Kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen
terhadap prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan penelitian H.M Farid Nasution 2001 yang
berjudul “Hubungan metode mengajar dosen, keterampilan belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa“ menunjukan ada hubungan yang positif dan signifikan antara metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa
yang berarti semakin baik metode mengajar dosen akan semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa. Kontribusi antara persepsi
mahasiswa tentang metode mengajar dosen dalam kegiatan belajar mengajar, penulis menduga metode mengajar dosen mempunyai
kontribusi atau andil yang kuat dalam menentukan prestasi belajar