sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya
membuang tenaga, waktu dan biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik,
dengan kata lain ia harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran. Jadi, kebiasaan untuk memusatkan pikiran ini mutlak perlu
dimiliki oleh setiap mahasiswa dalam belajar. Akan tetapi dalam kenyataanya seseorang sering mengalami
kesulitan untuk berkonsentrasi, hal ini disebabkan misalnya karena terganggu oleh keadaan lingkungan yang bising, pikiran yang kacau
dengan banyak urusan atau masalah, atau bosan terhadap pelajaran. Jadi sebenarnya untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi tidak
semata-mata hanya ditentukan kontribusinya dari intensitas belajar yang dikatakan sedang dan tinggi saja, akan tetapi dengan intensitas
belajar rendah tetapi dengan tingkat konsentrasi yang baik atau tinggi bisa mencapai prestasi yang baik atau tinggi pula.
c. Kontribusi fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa
Hasil pengujian hipotesis ketiga mengenai kontribusi fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa menunjukkan bahwa
fasilitas belajar tidak ada kontribusi positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan statistik
yang menunjukkan nilai sig. probabilitas sebesar 0,47 lebih kecil dari
0,05. Oleh karena itu H ditolak dan H
a
diterima artinya ada kontribusi dan signifikansi fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan analisis
deskriptif responden
menunjukan sebagian besar fasilitas belajar yang dimiliki responden berada dalam
kategori cukup memadai. Hal ini ditunjukan dari jumlah responden yang memiliki fasilitas belajar berjumlah 30 responden atau sebesar
71..4 dari total keseluruhan 42 responden. Sedangkan analisis deskripsi data tentang prestasi belajar
mahasiswa yang ditunjukan dengan nilai final mata kuliah Dasar- Dasar Akuntansi II menunjukan bahwa sebagian responden termasuk
dalam kategori rendah. Hal ini ditunjukan dari jumlah responden yang masuk dalam kategori rendah berjumlah 33 responden dari total
keseluruhan responden. Responden yang masuk dalam kategori sedang berjumlah 7 sedangkan responden yang masuk dalam kategori tinggi
berjumlah 2 dari total keseluruhan responden. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan
prestasi responden yang masuk dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa
fasilitas belajar memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 25.53 akan tetapi prestasi belajar mahasiswa masih rendah. Hal ini
bisa saja terjadi karena kepemilikan fasilitas belajar yang cukup memadai tersebut bukan menjadi penyebab utama penentu
keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Karena fasilitas belajar hanya sebagai faktor penunjang belajar.
Responden mengatakan bahwa fasilitas yang mereka miliki cukup memadai sehingga hasil pengujian hipotesis menyatakan ada
kontribusi yang signifikan, tetapi apakah pada kenyataanya fasilitas belajar yang mereka miliki tersebut bisa digunakan dengan baik
sebagaimana fungsinya atukah tidak. Hal ini bisa saja terjadi terbukti dari pencapaian prestasi belajar yang masih rendah padahal seharusnya
dengan fasilitas belajar yang cukup memadai dan dikatakan memiliki kontribusi membuat prestasinya bisa masuk dalam kategori sedang.
Mereka biasanya difasilitasi buku-buku kuliah yang lengkap tapi apakah mereka menggunkaan buku-buku tersebut untuk
menambah pengetahuanya,
banyak diantara
mereka hanya
menggunkanya sebagai koleksi saja, dan tidak menggunakan fungsi dari buku tersebut dengan baik.
Jadi sebenarnya fasilitas yang cukup memadai memang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap prestasi belajar tetapi
pada kenyataanya sebenarnya fasilitas belajar itu hanya sebagai penunjang dalam belajar saja yang fungsinya belum bisa dugunakan
sebagaimana mestinya oleh mahasiswa.