kelas II MA Al Asror Gunung Pati baik secara simultan maupun parsial. Besarnya pengaruh secara simultan yang diberikan oleh ketiga variabel adalah 11,4 untuk
kesiapan belajar, 18,2 untukmotivasi belajar dan 10,89 untuk pengulangan materi pelajaran.
4.2.3 Pengaruh Antara Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran Jurnal Khusus Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal Tahun ajaran 20122013
Besarnya kontribusi variabel lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal
adalah sebesar 14,90. Ini menunjukkan bahwa hipotesis tiga H
3
yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara lingkungan keluarga terhadap hasil
belajar mata pelajaran jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01
Kendal tahun ajaran 20122013 diterima. Jumlah pengaruh variabel lingkungan
keluarga siswa terhadap hasil belajar memang tidak terlalu besar, namun keluarga merupakan orang-orang terdekat bagi seorang anak sehingga banyak kesempatan
dan waktu bagi seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut sudah pasti besar pengaruhnya bagi perilaku
dan prestasi seseorang. Berdasarkan analisis deskriptif variabel lingkungan keluarga memiliki skor
rata-rata 60 atau 75,43 dalam kategori cukup baik. Hal ini menandakan bahwa kondisi lingkungan keluarga siswa cukup mendukung agar siswa mampu
meningkatkan hasil belajarnya. Keadaan lingkungan keluarga yang berbeda-beda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap pendidikan anak-anaknya
di sekolah. Sehingga lingkungan keluarga siswa yang baik akan berpengaruh baik pula terhadap pendidikan siswa tersebut, begitu pula sebaliknya.
Indikator cara orang tua mendidik memiliki skor rata-rata sebesar 8 atau 80 dalam kategori baik. Ini menunjukkan bahwa orang tua siswa memiliki
kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan yang mampu mendorong semangat anak untuk belajar. Cara orang tua dalam mendidik anaknya yang salah akan
berpengaruh pada pola belajar anak sehingga hasil belajarnya kurang optimal. Kebiasaan-kebiasaan baik yang dimaksud misalnya orang tua selalu
mengingatkan anaknya untuk belajar setiap hari atau orang tua selalu menanyakan hasil ulangan, nilai tes maupun nilai raport kepada anaknya.
Indikator relasi antaraanggota keluarga memiliki skor rata-rata sebesar 9 atau 90 dalam kategori sangat baik. Ini menunjukkan bahwa relasi
antaraanggota keluarga sangat harmonis. Relasi antara siswa dengan orang tua sangat penting, selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota
keluarga yang lain pun sama pentingnya serta turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan
pengertian, ataukah diliputi kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Begitu juga jika relasi anak dengan
saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain tidak baik, akan dapat menimbulkan problem sejenis yang akan mempengaruhi hasil belajarnya.
Indikator suasana rumah memiliki skor rata-rata sebesar 9 atau sebesar 60 dalam kategori baik. Ini menunjukkan bahwa suasana rumah siswa mampu
mendukung siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. Suasana rumah juga
merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan memberikan
ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga besar yang banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan
sering terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah. Akibatnya
belajar anak menjadi kacau sehingga hasil belajar anak menjadi kurang optimal. Indikator keadaan ekonomi keluarga memiliki skor rata-rata sebesar 12 atau
80 dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua mampu memberikan fasilitas belajar yang cukup untuk anaknya. Dengan fasilitas belajar
yang memadai diharapkan siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
Indikator pengertian orang tua memiliki skor rata-rata sebesar 12 atau 80 dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua siswa perhatian
terhadap pendidikan anaknya.Ketika anak sedang belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Misalnya anak sedang belajar jangan diganggu dengan
tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang pula anak mengalami lemah semangat, sehingga orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu
sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anak tersebut, untuk mengetahui perkembangannya di sekolah.
Indikator latar belakang kebudayaan memiliki skor rata-rata sebesar 10 atau 69,00 dalam kategori cukup baik. Ini menunjukkan bahwa orang tua siswa
memiliki latar belakang kebudayaan yang cukup baik. Yang termasuk dalam latar
kebudayaan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Tingkat pendidikan orang tua
cukup berpengaruh misalnya ketika siswa mengalami kesulitan belajar di rumah dan siswa bertanya kepada orang tuanya, apabila orang tua memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi maka akan membantu siswa dalam memecahkan masalah tersebut. Sedangkan apabila tingkat pendidikannya rendah, siswa akan hanya
mendapatkan pemecahan masalahnya di sekolah kepada guru mereka. Pada anak juga perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat
anak untuk belajar. Misalnya kebiasaan keluarga memberikan hadiah ketika anak memperoleh nilai yang baik juga dapat meningkatkan semangat belajar anak.
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan anak. Menurut Ihsan 2008:57 keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam
masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang
digunakan oleh anak sebagai dasar megikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Pendapat ahli lainnya yaitu menurut Tu’u 2004:16 pengaruh utama dan pertama
bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan orang-orang terdekat
bagi seorang anak. Banyak kesempatan dan waktu bagi seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut
sudah pasti besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang.
Penelitian ini
sejalan dengan
penelitian yang
dilakukan oleh
Kusumaningrum 2008 menyatakan bahwa ada pengaruh secara parsial maupun simultan antara lingkungan keluarga dan disiplin belajar terhadap hasil belajar
mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 3 Pemalang tahun ajaran 20072008. Besarnya pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar
ekonomi sebesar 7,78 sedangkan pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar sebesar 22,18.
4.2.4 Pengaruh Antara Pemanfaatan Perpustakaan Terhadap Hasil Belajar