Teknik Analisis Data Keterbatasan Masalah

Analisis Kontribusi Usaha Kecil Menengah Di KabupatenKota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Studi Kasus Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2000-2014 10 b. Heteroskedastisitas Variabel Koef. t-Statis. Prob. Konstanta 73.0227 0.56332 0.5774 T. Kerja -5.3414 -0.3944 0.6961 Ekspor -1.3991 -1.3383 0.1909 Investasi -0.6009 -0.361 0.7206 Dari output diatas, dapat diketahui bahwa koefisien dari masing-masing variabel independen bernilai 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas, sehingga hipotesis noll dapat diterima. c. Autokorelasi Pada penelitian ini, dalam pengujian dengan metode fixed effext nilai DW yang ada sebesar 0,567942 dimana nilai tersebut masih berada jauh diangka 2. Maka, dalam pengujian tersebut terdapat permasalahan autokorelasi sehingga digunakan Metode Cochrane-Orcrutt untuk menyembuhkan permasalahan autokorelasi yang terdapat dalam penelitian ini. Hasil regresi didapatkan bahwa nilai DW statistik adalah 2,00 sementara nilai dL= 1,3064 dU =1,7202. Sehingga nilai 4- dU = 2,2798 dan nilai 4-dL = 2,63936. Hasil tersebut menjelaskan bahwa nilai dL DW 4-dU sehingga uji autokorelasi dalam penelitian ini tidak mengandung autokorelasi. 2. Model Estimasi Data Panel Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Fixed Effect, dapat dijelaskan melalui persamaan sebagai berikut : PDRB = -3,92549 - 3,28779TK + 0,035143 EKSP + 3,362697 Investasi + e Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa apabila variabel lain dianggap konstan, maka kontribusi UKM terhadap PDRB akan turun sebesar 3,92. Dan diikuti dengan: a. Penyerapan Tenaga Kerja UKM memiliki nilai koefisien sebesar - 3,288779. Yang berarti, jika penyerapan tenaga kerja mengalami kenaikan sebesar 1 orang maka PDRB akan turun sebesar Rp 3.288.779,-. b. Ekspor UKM memiliki nilai koefisien sebesar 0,035143. Yang berarti, apabila ekspor UKM mengalami kenaikan sebesar 1 juta rupiah maka PDRB akan mengalami kenaikan sebesar Rp 35.143.000,- cateris paribus. c. Investasi UKM memiliki nilai koefisien sebesar 3,362697. Artinya, apabila investasi mengalami kenaikan sebesar 1 juta rupiah, maka PDRB akan mengalami kenaikan sebesar Rp 3.362.697,- Untuk melihat secara statistik tingkat signifkansi atau pengaruh dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen maka dilakukan uji individu parsial.Dengan membandingkan nilai t-statistik tiap variabel dengan nilai t- tabel dalam menolak atau menerima hipotesis. Jika t-statistik t-tabel yang berarti Ho ditolak. Sementara jika t-statistik t-tabel berarti Ho diterima. Pada tingkat kepercayaan α = 5, df = 39, maka diperoleh t-tabel 1,68488.

a. Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja

UKM terhadap PDRB Diketahui bahwa nilai t-statistik variabel penyerapan tenaga kerja TK UKM sebesar -2,3137. Sementara nilai t- tabel sebesar 1,68488. Yang berarti t- stastitik t-tabel. Maka, dengan diterimanya Ho penyerapan tenaga kerja UKM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDRB dengan nilai koefisien regresi sebesar -3,28779 yang berarti jika penyerapan tenaga kerja UKM mengalami penururnan sebesar 1 orang maka PDRB cenderung turun sebesar Rp 3.287.790,- Berpengaruhnya penyerapan tenaga kerja TK UKM secara negatif terhadap PDRB dikarenakan pada beberapa sektor- Analisis Kontribusi Usaha Kecil Menengah Di KabupatenKota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Studi Kasus Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2000-2014 11 sektor pembentuk PDRB DIY kinerja ekonomi mengalami peningkatan namun tidak diikuti peningkatan penyerapan tenaga kerja tetapi justru terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, masalah yang terdapat dalam usaha kecil dalam melakukan ekspansi adalah bahwa produktivitasnya yang masih rendah dalam penciptaan nilai tambah. Dengan begitu, penyerapan tenaga kerja yang kurang maksimal yang dipengaruhi oleh faktor lain, seperti produktifitas, kualitas, dan peningkatan mutu menyebabkan output yang dihasilkan kurang maksimal. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widhiyana dan Sulastri 2015 dimana akibat kurang maksimalnya peran tenaga kerja maka akan mengakibatkan produksi akan menurunkan tingkat konsumsi yang berakibat menurunnya tingkat investasi. Dengan menurunnya output produksi makan akan menurungkan tingkat konsumsi yang berakibat menurunnya tingkat investasi yang akan membuat kegiatan perekonomian lemah Widhiyana dan Sulastri, 2015. Menurut Madona 2011 dalam penelitian yang dilakukan Widhiyana dan Sulastri 2015 bahwa peningkatan mutu penyerapan tenaga kerja dengan pengelolaan yang efektif dan tepat sasaran diharapkan akan mampu meningkatkan PDRB. Penyerapan tenaga kerja sebagai salah satu sumber daya lokal perlu ditingkatkan kualitasnya. Kondisi tersebut perlu ditingkatkan mengingat semakin ketatnya persaingan yang semakin mengglobal.

b. Kontribusi Ekspor UKM terhadap

PDRB Diketahui bahwa nilai t-statistik variabel ekspor EKSP UKM sebesar - 1.06481 . Sementara nilai t-tabel sebesar 1,68488. Yang berarti t-stastitik t-tabel. Maka dengan diterimanya Ho, ekspor UKM cenderung berpengaruh positif namun secara statistik kurang signifikan . Hal ini ditunjukkan oleh nilai t-statistik yang lebih kecil dari nilai t-tabel. Sementara nilai koefisien regresi ekspor sebesar 0,035143 yang berarti jika ekspor UKM mengalami peningkatan sebesar 1 juta rupiah maka PDRB cenderung turun sebesar Rp 35.143.000,- dan apabila ekspor UKM mengalami penurunan sebesar 1 juta rupiah maka PDRB akan meningkat sebesar Rp 35.143.000,- Hal ini sejalan dengan penelitian Lihan dan Yogi 2003 dimana dari hasil penelitian empiris besarnya nilai ekspor tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan PDRB. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Jung dan Marshall dalam Lihan dan Yogi, 2003 menyatakan bahwa kondisi tersebut diakibatkan oleh kondisi ekspor yang tidak efisien atau menurun efisiennya diukur dengan konsep “domestic resource cost”. Dikarenakan adanya produk baru di sektor ekspor yang sangat bergantung pada input hasil ekspor. Secara statistik ekspor UKM di tiga wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo tidak menyebabkan adanya peningkatan yang signifikan pada PDRB. Hasil temuan ini diperkuat oleh fakta dimana ekspor di tiga wilayah KotaKabupaten Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo belum banyak berperan dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Adanya kondisi ekonomi yang cenderung berfluktuatif menyebabkan kinerja ekspor UKM belum mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB. c. Kontribusi Investasi UKM terhadap PDRB Diketahui bahwa nilai t-statistik variabel investasi INV UKM sebesar - 8.15923. Sementara nilai t-tabel sebesar 1,68488. Yang berarti t-stastitik t-tabel dan Ho ditolak. Maka dengan ditolaknya Ho, investasi UKM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PDRB.