Kondisi Realisasi Usaha Kecil Menengah di 3 KabupatenKota

Dilakukannya perubahan tahun dasar oleh Badan Pusat Statistik merupakan salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional terhadap perubahan- perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal selama sepuluh tahun terakhir. Dengan pergeseran harga tahun dasar tersebut memberikan dampak pada peningkatan nominal PDRB, perubahan besaran sejumlah indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan saving, nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi, serta menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling dan forecasting. Tabel 4. 2 Produk Domestik Regional Bruto 3 KabupatenKota DIY 2000-2014 PDRB Tahun Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Kulon Progo 2000 1,356,541 845,718 352,854 2001 1,402,576 871,970 359,651 2002 1,452,080 2,800,955 1,284,808 2003 3,993,837 2,932,376 1,338,700 2004 4,195,393 3,080,313 1,399,243 2005 4,399,902 3,234,173 1,465,477 2006 4,572,504 3,299,646 1,524,848 2007 4,776,401 3,448,949 1,587,630 2008 5,021,148 3,618,060 1,662,370 2009 5,244,851 3,779,948 1,728,304 2010 17,202,154 12,114,059 1,781,227 2011 18,206,090 12,728,666 5,246,150 2012 19,189,075 13,407,021 5,475,148 2013 20,239,558 14,138,719 5,741,660 2014 21,312,144 14,867,408 5,997,787 Sumber : Badan Pusat Statistik, data diolah Dalam tabel 4.2 angka PDRB di Kota Yogyakarta pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp 21,312 triliun atau lebih tinggi 5,30 persen dari angka PDRB pada tahun sebelumnya yakni Rp 20,239 triliun. Sektor yang paling besar memberikan kontribusi dalam pembentukan PDRB yakni industri pengolahan. Sementara pada tahun 2014 laju pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta dihitung berdasarkan PDRB mencapai 5,30 persen sedikit lebih rendah dibanding laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 yang mencapai 5,47 persen. Adapun nilai PDRB Kabupaten Kulon Progo dengan perhitungan tahun dasar yang baru mencatat adanya pertambahan sebesar 251,13 miliar rupiah pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan besaran mencapai lebih dari 5,992 miliar rupiah atau hampir mencapai 6 triliun rupiah. PDRB di tiga wilayah KabupatenKota dalam tabel 4.2 menunjukkan peningkatan ditiap tahunnya.PDRB terbesar adalah Kota Yogyakarta dan yang terakhir adalah Kabupaten Kulon Progo. Sesuai dengan Analisis Makro DIT 2014 hal ini terbukti bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi KabupatenKota dalam beberapa tahun terakhir yang berada di atas pertumbuhan ekonomi DIY terjadi di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sementara yang berada di bawah rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi DIY yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Bantul. Sementara itu, Kota Yogyakarta merupakan daerah yang maju dan cepat tumbuh yang dapat dicerminkan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB yang tinggi. Artinya, Kota Yogyakarta secara ekonomi memiliki kekuatan untuk tumbuh terus dalam jangka panjang.