Analisis Deskriptif Ekspor UKM di Kota Yogya, Kabupaten Bantul, dan

yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Karena investasi yang ada tergolong masih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun nilai produksi dan nilai tambah yang dihasilkan cukup besar, namun belum mampu menarik investasi pada industri skala kecil. Tabel 4. 5 Investasi UKM Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo Investasi UKM Tahun Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Kulon Progo 2000 134,882,249 237,401 37,211 2001 136,670,400 249,782 38,774 2002 138,582,549 5,307,540 41,335 2003 146,188,024 264,718 44,063 2004 148,486,788 473,078,410 47,412 2005 151,834,005 359,616,820 47,530 2006 149,585,000 340,124,590 49,897 2007 152,503,686 349,813,930 52,028 2008 155,231,051 358,501,270 53,731 2009 160,292,663 365,087,700 56,875 2010 169,910,223 487,912,200 64,950 2011 170,690,223 488,715,800 65,341 2012 170,700,223 488,862,200 65,882 2013 170,763,803 488,905,130 66,535 2014 125,227,213 493,801,130 72,875 Sumber : Badan Pusat Statistik, data diolah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Kualitas Data

1. Uji Multikolinearitas Asumsi pertama untuk menguji apakah terdapat korelasi pada model regresi antar variabel independen. Apabila pada koefisien korelasi diantara masing- masing variabel bebas lebih besar dari 0,85 maka terjadi multikolinearitas. Untuk mendeteksi multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat koefisien korelasi antar variabel independen seperti dalam tabel 5.1. Tabel 5. 1 Korelasi Antar Variabel TK EKSP INV TK 1 -0.1462 -0.0909 EKSP -0.1462 1 0.82395 INV -0.0909 0.82395 1 Ket: data diolah, sig 5, sumber lampiran 1 Dari hasil korelasi yang dihasilkan pada output diatas, dapat dilihat bahwa nilai koefisien terbesar adalah 0,82 masih berada dibawah 0,85 yaitu korelasi yang terjadi antara INV dan EKSP. Maka, berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat permasalahan multikolinearitas. 2. Heteroskedastisitas Pada permasalahan heteroskedastisitas, dicurigai memang terdapat heteroskedastisitas dalam model ini mengingat data yang ada merupakan perpaduan data cross section dan time series. Terdapat beberapa metode pengujian yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas, yaitu dengam menggunakan Uji Park. Dalam Uji Park, apabila nilai probabilitas masing-masing variabel α = 0.05 atau lebih besar dari tingkat signifikansi maka tidak terdapat permasalahan heteroskedastisitas. Tabel 5. 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Koefisien t-statistik Probabilitas Constanta 73.0227 0.56332 0.5774 TK? -5.3414 -0.3944 0.6961 EKSP? -1.3991 -1.3383 0.1909 INV? -0.6009 -0.361 0.7206 Ket: data diolah, sig 5, sumber lampiran 2 Dari output diatas, dapat diketahui bahwa koefisien dari masing-masing variabel independen bernilai 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas, sehingga hipotesis noll dapat diterima. 3. Autokorelasi Dalam Kuncoro 2011, autokorelasi dapat terjadi akibat residual yang tidak bebas antar satu observasi dengan observasi lainnya. Hal ini dikarenakan kecenderungan terjadinya eror pada individu yang satu ke periode berikutnya. Cara mendekteksi adanya autokorelasi atau tidak dapat digunakan dengan