Keadaan Geografis DIY GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Terdapat beberapa pendekatan dalam menghitung PDRB, diantaranya yaitu; a Pendekatan Produksi dimana PDRB merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usahaekonomi dalam suatu daerahwilayah pada suatu periode tertentu, b Pendekatan Pengeluaran, PDRB merupakan jumlah semua komponen permintaan akhir di suatu daerahwilayah dalam jangka waktu tertentu, c Pendekatan Pendapatan, PDRB merupakan jumlah seluruh balas jasa yang diterima faktor-faktor produksi yang ikut serta. PDRB disajikan dalam dua versi penilaian, yaitu “atas dasar harga berlaku” yakni menggunakan harga tahu berjalan serta “atas dasar harga konstan”, yaitu menggunakan data harga tahun tertentu tahun dasar. Penggunaan data PDRB dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana kegiatan ekonomi dimasing-masing wilayah dapat berjalan. Dan untuk melihat kontribusi UKM dalam semua lapangan usaha yang ada di beberapa wilayah, yaitu; a Kota Yogyakarta, b Kabupaten Bantul, c Kabupaten Kulon Progo pada PDRB DIY secara keseluruhan. Pada tahun 2014 dilakukan pergantian tahun dasar dalam penghitungan PDBPDRB dari tahun dasar 2000 menjadi tahun dasar 2010 agar perhitungan PDBPDRB lebih sempurna dan up to date. Salah satu revisi yang dilakukan adalah dengan perubahan klasifikasi lapangan usaha PDBPDRB menurut lapangan usaha dengan tahun dasar 2000 menggunakan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI tahun 2009, yang dikelompokkan kedalam 17 kategori. Sehingga kegiatan ekonomi yang ikut berkontribusi pada kenaikan PDRB cukup besar. Dilakukannya perubahan tahun dasar oleh Badan Pusat Statistik merupakan salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional terhadap perubahan- perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal selama sepuluh tahun terakhir. Dengan pergeseran harga tahun dasar tersebut memberikan dampak pada peningkatan nominal PDRB, perubahan besaran sejumlah indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan saving, nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi, serta menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling dan forecasting. Tabel 4. 2 Produk Domestik Regional Bruto 3 KabupatenKota DIY 2000-2014 PDRB Tahun Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Kulon Progo 2000 1,356,541 845,718 352,854 2001 1,402,576 871,970 359,651 2002 1,452,080 2,800,955 1,284,808 2003 3,993,837 2,932,376 1,338,700 2004 4,195,393 3,080,313 1,399,243 2005 4,399,902 3,234,173 1,465,477 2006 4,572,504 3,299,646 1,524,848 2007 4,776,401 3,448,949 1,587,630 2008 5,021,148 3,618,060 1,662,370 2009 5,244,851 3,779,948 1,728,304 2010 17,202,154 12,114,059 1,781,227 2011 18,206,090 12,728,666 5,246,150 2012 19,189,075 13,407,021 5,475,148 2013 20,239,558 14,138,719 5,741,660 2014 21,312,144 14,867,408 5,997,787 Sumber : Badan Pusat Statistik, data diolah Dalam tabel 4.2 angka PDRB di Kota Yogyakarta pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp 21,312 triliun atau lebih tinggi 5,30 persen dari angka PDRB pada