Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

itu, Usaha Menengah UM merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan, merupakan entitas usaha. 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dam Menengah. Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : a Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan b Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah. Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : a Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan b Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah. 4 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316KMK.0161994 tanggal 27 Juni 1994. Usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatanusaha yang mempunyai penjualanomset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau aset setinggi-tingginya Rp 600.000.000 di luar tanah dan bangunan yang ditempati terdiri dari : a Badan usaha Fa, CV, PT, dan koperasi dan b Perorangan pengrajinindustri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa. b. Kriteria UKM Terdapat beberapa ciri-ciri UKM diantaranya : Raselawati, 2011 1 Ketrampilan dasar yang dimiliki umumnya sudah ada secara turun-temurun. 2 Menggunakan teknologi sederhana sehingga mudah dilakukan alih teknologi. 3 Melibatkan masyarakat setempat yang termasuk dalam ekonomi lemah, sehingga secara ekonomis menguntungkan. 4 Bersifat padat karya atau menyerap banyak tenaga kerja. 5 Memiliki peluang pasar cukup luas, sehingga sebagian besar produknya terserap di pasar lokaldomestik dan tidak tertutup sebagian lainnya berpotensi untuk diekspor. c. Klasifikasi kelompok UKM Menurut Rahmana 2009 klasifikasi Usaha Kecil dan Menengah menjadi 4 kelompok, yaitu : 1 Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. 2 Micro Entreprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan. 3 Small Dynamic Entreprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor. 4 Fast Moving Entreprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar UB. d. Pengukuran Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Pengukuran Kinerja UKM menurut Badan Pusat Statistik dapat dilihat dari beberapa indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk, diantaranya : 1 Nilai Tambah. UKM mampu menciptakan nilai tambah yang digambarkan dalam angka Produk Domestik Bruto PDB sektor UKM. 2 Jumlah unit usaha, Penyerapan tenaga kerja dan Produktivitas. Terdapat pengaruh yang diberikan UKM pada kesempatan kerja karena banyaknya jumlah unit usaha UKM. 3 Ekspor. UKM mampu menembus pasar global atau meningkatkan ekspor melalui hasil produksinya yang lebih banyak memanfaatkan sumber daya alam. 4 Investasi. Investasi merupakan penanaman modal pada UKM dalam menjalankan usahanya.