Analisis Deskriptif Penyerapan tenaga kerja UKM di Kota Yogya,

Tabel 4. 4 Ekspor UKM Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo Ekspor UKM Tahun Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Kulon Progo 2000 38,548,122.95 - 4,098,795 2001 37,753,016.35 - 4,933,053 2002 45,546,631.13 - 6,383,527 2003 39,418,773.36 16,102,056.52 4,764,644 2004 41,605,120.12 14,614,028.17 4,222,876 2005 36,042,571.09 21,138,272.72 8,042,220 2006 25,930,827.45 23,633,291.93 6,940,592 2007 26,063,497.34 20,152,747.86 5,012,368 2008 29,952,837.07 20,548,229.92 4,621,524 2009 20,938,268.62 24,041,480.47 5,457,656 2010 21,060,982.16 39,225,845.00 5,271,647 2011 117,685,291.26 36,962,152.00 4,571,171 2012 12,074,0149.64 44,582,627.05 7,827,040 2013 17,217,090.67 54,350,443.46 11,958,075 2014 16,596,486.46 307,100,417.11 15,078,455 Sumber : Badan Pusat Statistik, data diolah Pada tahun 2014, nilai ekspor non-migas Kota Yogyakarta pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp 16,596,486.46 atau turun 3,60 persen dibandingkan ekspor tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp 17,217,090.67. Adanya penurunan ini sebagai dampak dari menurunnya volume komoditi ekspor dan melemahnya nilai rupiah. Adapun ekspor Kabupaten Bantul pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 yang tercatat 54,350,443.46. Hal ini menunjukkan bahwa iklim usaha di Kabupaten Bantul sudah membaik. Sementara ekspor di Kabupaten Kulon Progo sebesar 15,078,454.87. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 3,117,379.87 atau meningkat sebesar 26,06 persen dari tahun sebelumnya.

4. Analisis Deskriptif Investasi UKM di Kota Yogya, Kabupaten Bantul,

dan Kabupaten Kulon Progo Sektor industri juga sangat membutuhkan investasi untuk dapat mengembangkan usahanya. Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembangunan ekonomi karena mempunyai keterkaitan dengan keberlangsungan kegiatan ekonomi di masa yang akan datang. Dengan melakukan investasi diharapkan kapasitas produksi dapat ditingkatkan, artinya akan ada peningkatan output. Sehingga pendapatan akan meningkat karena output meningkat. Akumulasi investasi dalam jangka panjang, dapat mendorong perkembangan berbagai aktivitas ekonomi sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayahNegara. Dengan begitu, adanya investasi pada UKM akan mendorong peningkatan lapangan kerja dan peningkatan nilai tambah. Investasi sangat diperlukan untuk mendorong perkembangan kegiatan UKM di tiga wilaya Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo terutama untuk mengembangkan usahanya sehingga dapat turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Selain itu, dengan adanya investasi maka akan memberikan kesempatan kerja dan menyerap tenaga kerja. Akan tetapi besaran investasi yang masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Akan tetapi, masih terdapat hambatan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah UKM yaitu permasalahan permodalan. Padahal, permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Karena investasi yang ada tergolong masih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun nilai produksi dan nilai tambah yang dihasilkan cukup besar, namun belum mampu menarik investasi pada industri skala kecil. Tabel 4. 5 Investasi UKM Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo Investasi UKM Tahun Kota Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Kulon Progo 2000 134,882,249 237,401 37,211 2001 136,670,400 249,782 38,774 2002 138,582,549 5,307,540 41,335 2003 146,188,024 264,718 44,063 2004 148,486,788 473,078,410 47,412 2005 151,834,005 359,616,820 47,530 2006 149,585,000 340,124,590 49,897 2007 152,503,686 349,813,930 52,028 2008 155,231,051 358,501,270 53,731 2009 160,292,663 365,087,700 56,875 2010 169,910,223 487,912,200 64,950 2011 170,690,223 488,715,800 65,341 2012 170,700,223 488,862,200 65,882 2013 170,763,803 488,905,130 66,535 2014 125,227,213 493,801,130 72,875 Sumber : Badan Pusat Statistik, data diolah