a. Pendekatan Produksi PDRB merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
seluruh unit usaha kegiatan ekonomi di suatu daerahwilayah tertentu. Unit-unit ekonomi tersebut dikelompokkan menjadi 9 lapangan usahasektor, yaitu; 1
Pertanian, 2 Pertambangan dan Penggalian, 3 Industri Pengolahan, 4 Listrik, Gas,dan Air Bersih, 5 Konstruksi, 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 7
Pengangkutan dan Komunikasi, 8 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan, 9 Jasa-jasa.
b. Pendekatan Pengeluaran PDRB merupakan jumlah seluruh komponen permintaan akhir suatu
daerah dalam jangka waktu tertentu satu tahun. Komponen tersebut, meliputi; pengeluaran rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba,
pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan infrastruktur, dan ekspor neto.
c. Pendekatan Pendapatan PDRB merupakan jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-
faktor produksi yang ikut serta pada proses produksi suatu daerahwilayah dalam jangka waktu tertentu satu tahun. Misalnya, upah dan gaji, sewa tanah, bunga
modal, dan keuntungan. PDRB mencakup penyusutan barang modal tetap dan pajak tak langsung.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Eko Oesman 2006, yang mengkaji tentang kinerja dan daya tahan UKM terhadap perubahan kebijakan makro
ekonomi pemerintah di Jawa Timur dengan menggunakan pendekatan Input- Output. Hasil dari penelitian tersebut menghasilkan usaha kecil dan menengah
mampu menyediakan kebutuhan barang dan jasa masing-masing sebesar 32,73 persen dan 12,54 persen. Kemudian permintaan akhir konsumsi rumah tangga dan
ekspor barang-barang dan jasa UKM mampu meningkatkan sebesar 10 perekonomian Jawa Timur akan tumbuh sebesar 3,28, penyerapan tenaga kerja
sebesar 4,78 persen, dan pendapatan masyarakat sebesar 3,35 persen. Dengan menaikkan permintaan komponen konsumsi rumah tangga dan ekspor
untuk masing-masing skala usaha memperlihatkan bahwa usaha kecil memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dibanding dengan
usaha besar. Sementara dengan adanya kenaikan BBM mampu memberikan dampak terhadap semua skala usaha dengan nilai impact yang berbeda. Kenaikan
BBM tersebut memberikan efek kenaikan harga secara total pada usaha kecil sebesar 5,08 persen, usaha menengah sebesar 4,36 persen dan usaha besar sebesar
14,20.
Sementara Wirda Hanum 2010 melakukan penelitian tentang sejauh mana kontribusi UKM secara umum terhadap pertumbuhan Sektor Industri Sumatera
Utara. Dengan menggunakan metode yang digunakan adalah metode kuantitatif data sekunder yang berbentuk angka tahun 1994-2008. Variabel yang digunakan
dalam penelitian tersebut, terdiri atas variabel dependen yaitu pertumbuhan. Dan variabel independen terdiri atas penyerapan tenaga kerja UKM X1, total output
industri UKM X2 dan jumlah usaha industri UKM X3, karena variabel- variabel independen sangat mempengaruhi pertumbuhan industri Sumatera Utara.
Hasilnya adalah sektor UKM memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya PDRB sektor industri. Terdapat juga faktor-faktor yang
menjadi tantangan terhadap perkembangan UKM, serta faktor kewirausahaan berperan penting dalam peningkatan kapabilitas UKM di Indonesia, khususnya di
Sumatera Utara. Ade Raselawati 2011 mengemukakan bahwa perkembangan UKM mampu
memberikan kontribusi terhadap sektor UKM di Indonesia. Indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian seperti penyerapan tenaga kerja UKM, ekspor
UKM, jumlah unit UKM, dan investasi UKM. Dalam penelitiannya, investasi merupakan faktor pendukung karena mampu memberikan nilai tambah secara
signifikan terhadap PDB UKM. Sementara variabel ekspor memberikan pengaruh cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di Indonesia
karena dengan adanya perdagangan luar negeri dapat memberikan sumbangan yang akan mempercepat perkembangan ekonomi suatu Negara. Namun faktor lain