PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI-KURANG DAN GIZI-LEBIH

53 Indikator keberhasilan: a Diketahuinya besaran masalah gizi pada tempat pengungsian b Terbentuknya model intervensi untuk penduduk dalam keadaan darurat. c Menurunnya kasus gizi-kurang di daerah pengungsian

E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI-KURANG DAN GIZI-LEBIH

1. Pencegahan dan penanggulangan KEP

Tujuan : a Menurunkan jumlah penderita dan angka kematian gizi buruk b Meningkatkan status gizi bayi dan anak balita. Strategi operasional : a Memantapkan upaya pencegahan memburuknya kondisi gizi b Pengembangan tatalaksana gizi buruk c Deteksi dini BBLR d Pengembangan paket pelayanan gizi yang terintegrasi dengan kegiatan lintas program dan sektor. e Peningkatan jaringan pelayanan dan rujukan gizi. f Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pola asuh anak. Kelompok Sasaran : a Bayi b Anak balita Kegiatan : a Pemantauan tumbuh kembang balita dengan KMS di Posyandu, Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lain. b Melakukan tata laksana gizi buruk c Setiap bayi lahir, berat badan ditimbang d Pembinaan keluarga dalam asuhan keperawatan dan gizi e Pemberian Makanan Tambahan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan. f Melakukan pelayanan gizi terpadu dengan KI A, pelayanan kesehatan dan program penanggulangan kemiskinan. 54 Indikator Keberhasilan: a D S dan N S = 80 b Prevalensi gizi-kurang setinggi-tingginya 20 c Prevalensi gizi buruk setinggi-tingginya 5

2. Pencegahan dan penanggulangan KEK Tujuan :

a Meningkatkan status gizi WUS dan ibu hamil b Mencegah BBLR Strategi operasional : a Deteksi dini resiko KEK b Memantapkan upaya intervensi WUS dan ibu hamil KEK c Peningkatan koordinasi pelayanan gizi yang terintegrasi dengan kegiatan lintas program dan sektor. d Peningkatan jaringan pelayanan dan rujukan gizi. e Meningkatkan kepedulian keluarga dalam kesehatan dan gizi. Kelompok Sasaran : a WUS b I bu hamil dan ibu nifas Kegiatan : a Penapisan penderita risiko KEK dan KEK melalui pengukuran LI LA dan I MT b Pelaksanaan intervensi terhadap penderita KEK melalui pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan c Melakukan pelayanan gizi terpadu dengan KI A, pelayanan kesehatan dan program penanggulangan kemiskinan. d Pembinaan keluarga dalam asuhan keperawatan dan gizi Indikator keberhasilan a Penurunan prevalensi KEK setinggi-tinginya 20 b Prevalensi BBLR setinggi-tingginya 7 55

3. Pencegahan dan penanggulangan gizi-lebih Tujuan :

Meningkatkan kualitas gaya hidup sehat di keluarga Strategi operasional : a Mengembangkan model intervensi pada penderita gizi-lebih misal: posyandu usila, pusat kebugaran b Peningkatan kualitas pelayanan pada penderita gizi-lebih c Peningkatan koordinasi pelayanan gizi yang terintegrasi dengan kegiatan lintas program dan sektor. Kelompok Sasaran: a Balita b Remaja c Anak Sekolah d Dewasa Kegiatan : a Melaksanakan pemantauan secara berkala berat badan dan tinggi badan b Melaksanakan promosi gaya hidup sehat c Melakukan konseling gizi d Melaksanakan manajemen terpadu penanganan kasus gizi-lebih dan penyakit degeneratif serta penyakit lainnya Indikator keberhasilan: a Menurunkan prevalensi kegemukan setinggi-tingginya 3 pada balita b Menurunkan prevalensi kegemukan setinggi-tingginya 10 pada orang dewasa dan usila

4. Asuhan dan Konseling Gizi Tujuan :

Meningkatkan kemandirian anggota keluarga dalam pelayanan gizi 56 Strategi operasional : a Peningkatan dan pengembangan fasilitas asuhan dan konseling gizi b Peningkatan tata laksana asuhan dan konseling gizi c Pemanfaatan tenaga profesional dalam asuhan dan konseling gizi Kelompok Sasaran: Anggota Keluarga Kegiatan : a Menyusun standar tata laksana asuhan dan konseling gizi b Melaksanakan kegiatan asuhan dan konseling gizi di setiap sarana pelayanan kesehatan c Melaksanakan kegiatan asuhan dan konseling gizi secara profesional Indikator keberhasilan: 50 dari institusi pelayanan kesehatan telah melaksanakan asuhan dan konseling gizi dengan tenaga profesional.

F. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KURANG ZAT GIZI MIKRO