36
b. Pemberdayaan lembaga penelitian dan pendidikan yang ada di daerah untuk
menunjang perumusan kebijakan dan pelaksanaan program.
c. Penguatan tugas pokok dan fungsi sektor terkait dalam pelaksanaan
program pangan dan gizi di daerah melalui penyediaan dan peningkatan sumber daya fisik dan manusia sesuai misi masing-masing sektor yang
berbasis pada pemberdayaan masyarakat dalam rangka menuju visi yang sama.
B. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Untuk masa mendatang dan sesuai dengan rencana pelaksanaan UU No 22 dan No 25 tahun 1999 serta PP No 25 tahun 2000 yang penerapannya akan
dimulai pada tahun 2001, diperlukan pengembangan kelembagaan pangan dan gizi di Pusat maupun di Daerah. Berdasarkan ketentuan tersebut tugas dan fungsi
kelembagaan tingkat Pusat lebih ditekankan pada perumusan kebijakan, pengembangan koordinasi, advokasi, standarisasi, sertifikasi, akreditasi, monitoring
dan evaluasi serta pengaturan bantuan luar negeri.
Bertolak dari pemikiran tersebut, maka perlu dilakukan upaya pemantapan dan pengembangan kelembagaan dibidang pangan dan gizi yang sesuai dengan
fungsi-fungsi tersebut di atas, sehingga di masa mendatang kelembagaan di bidang pangan dan gizi akan meliputi 6 enam kelembagaan seperti telah disebutkan
diatas, yaitu : Kelembagaan di bidang penetapan kebijakan, penelitian, pelaksanaan program, pendidikan dan pelatihan, KI E, dan pemberdayaan pendampingan
masyarakat.
1. Pengembangan kelembagaan di tingkat Pusat
Kelembagaan di bidang pangan dan gizi yang perlu dikembangkan adalah :
a. Kelembagaan yang mempunyai tugas dan fungsi dalam penetapan kebijakan.
Oleh karenanya perlu dibentuk suatu I nstansi Lembaga non struktural, yang berfungsi memberi nasihat dan membantu Pemerintah dalam perumusan kebijakan,
mengkoordinasikan kegiatan standarisasi, sertifikasi, akreditasi, monitoring dan evaluasi. Keanggotaannya terdiri dari : 1 para pakar berbagai disiplin ilmu terkait,
seperti pangan, gizi, kemasyarakatan, pendidikan, kesehatan, kependudukan, pertanian, industri, tehnologi, dll.; 2 Organisasi Profesi; 3 LSM; 4 Swasta; 5
Perwakilan sektor terkait, seperti Departemen Pertanian, Kesehatan, Pendidikan, I ndustri Perdagangan, BULOG, BKKBN, dll.
37
Tugas dan fungsi I nstansi Lembaga tersebut adalah membantu Pemerintah dalam : 1.
Merumuskan kebijakan pangan dan gizi nasional, 2.
Mengkoordinasikan implementasi kebijakan dan perumusan standarisasi, akreditasi,sertifikasi, monitoring dan evaluasi,
3. Mengembangan sistem informasi pangan dan gizi nasional sebagai basis
indentifikasi masalah dan perumusan kebijakan pangan dan gizi nasional secara rutin,
4. Mengembangan model-model intervensi dan kaji tindak untuk pengembangan
kebijakan dalam pencegahan dan penanggulangan masalah pangan dan gizi. 5.
Memberikan masukan bagi perumusan kebijakan pelatihan dan orientasi bagi tenaga pangan, gizi dan kesehatan.
6. Mengintegrasikan program penelitian dari berbagai pusat-pusat studi pangan,
gizi dan kesehatan. I mplementasi kebijakan yang dirumuskan oleh I nstansi Lembaga tersebut
dilaksanakan oleh sektor-sektor terkait seperti Kesehatan, Pertanian, I ndustri, Perdagangan, Pendidikan, dll.
b. Kelembagaan yang mempunyai tugas dan fungsi dalam bidang penelitian.
Di samping keberadaan lembaga-lembaga penelitian yang telah dibentuk, di masa mendatang perlu dibentuk pusat-pusat studi dan pengembangan RD dari
berbagai bidang ilmu terkait dengan pangan dan gizi dalam satu wadah, sehingga kebijakan yang bersifat nasional mempunyai dukungan akademik yang cukup kuat.
c. Kelembagaan yang mempunyai tugas dan fungsi KIE.
Agar supaya seluruh lapisan masyarakat dapat memahami, menghayati dan melakukan tindakan yang mendukung keberhasilan program, perlu dibentuk suatu
I nstansi Lembaga pemerintah yang didukung LSM, dengan tugas pokok mensosiaisasikan upaya peningkatan gizi masyarakat. Dengan demikian tugas dan
fungsi I nstansi Lembaga tersebut adalah :
1. Menyebar luaskan informasi tentang pangan, gizi dan kesehatan secara
luas, baik kepada institusi maupun kepada masyarakat. 2.
Melakukan advokasi kepada sektor dalam pemerintah dan organisasi lain dalam bidang pangan dan gizi.
38
d. Kelembagaan yang mempunyai tugas dan fungsi pemberdayaan pendampingan masyarakat.
Keberhasilan program pangan dan gizi sangat dipengaruhi dan sangat tergantung dari peran aktif masyarat, LSM dan Swasta. Oleh karenanya kelompok
tersebut perlu diberdayakan seoptimal mungkin. Untuk mewujudkan upaya tersebut perlu dibentuk I nstansi Lembaga pemerintah yang mempunyai tugas khusus dalam
upaya peningkatan pemberdayaan, pembinaan dan bantuan teknis kepada masyarakat, LSM dan Swasta.
2. Pengembangan kelembagaan di tingkat Daerah.
I nstansi Lembaga yang terkait dengan pangan dan gizi daerah yang telah dibentuk perlu dimantapkan dan ditingkatkan fungsinya.
a. Tim Pangan dan Gizi daerah agar berfungsi sebagai instansi lembaga yang
merumuskan kebijakan
pangan dan
gizi daerah;
mengkoodinasikan pelaksanaan program, advokasi, monitoring dan evaluasi; pengaturan bantuan-
bantuan serta meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat. b.
Daerah dapat mengembangkan kelembagaan yang mempunyai tugas dan fungsi dalam bidang KI E, pemberdayaan dan pendampingan masyarakat sesuai
kebutuhan.
Untuk mewujudkan kelembagaan tersebut di masa mendatang diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengembangan rancangan kelembagaan yang mempunyai tugas dan fungsi
dalam bidang perumusan kebijakan pangan dan gizi nasional tingkat Pusat, dan pengembangan tugas dan fungsi Tim Pangan dan Gizi Daerah. Penyusunan
rancangan tersebut dilakukan oleh satu tim lintas sektor dan organisasi profesi yang terkait dengan pangan dan gizi.
b. Diseminasi dan pemasaran sosial rancangan. Untuk mendapat masukan serta
menampung aspirasi daerah maka rancangan tersebut perlu disebarluaskan ke berbagai pihak di pusat maupun di daerah untuk mendapatkan tanggapan dan
saran-saran perbaikan.
c. Pertemuan ahli.
d. Pertemuan tersebut melalui suatu seminar, lokakarya yang dihadiri oleh para
ahli dari berbagai disiplin ilmu dan profesi untuk mendapat tanggapan dan penyempurnaan.
e. Perumusan akhir rancangan oleh tim penyusun.
f. Pengusulan dan pengesahan rancangan.
g. Rancangan selanjutnya direkomendasikan kepada Pemerintah untuk diatur
dalam peraturan pemerintah dan diresmikan pembentukannya.
39
Masalah pangan dan gizi bersifat multi dimensi, oleh karena itu penanganannya harus bersifat multi sektoral dan multi disiplin seperti Pertanian,
Kesehatan, I ndustri-Perdagangan dan Pendidikan Kesehatan. Agar supaya pelaksanaan program pangan dan gizi berdaya guna dan berhasil guna, maka
upaya tersebut perlu dilaksanakan secara terkoordinasi mulai dari penetapan kebijaksanaan,
perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan sampai
pada monitoring dan evaluasi.
Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan adanya kelembagaan yang spesifik, dengan tugas pokok dan fungsi yang jelas, baik di pusat maupun di
daerah. Kelembagaan yang diperlukan meliputi :
1. Kelembagaan dengan tugas pokok dan fungsi dalam bidang perumusan
kebijaksanaan. 2.
Kelembagaan dengan tugas pokok dan fungsi dalam bidang penelitian. 3.
Kelembagaan dengan tugas pokok dan fungsi dalam bidang pendidikan dan latihan.
4. Kelembagaan dengan tugas pokok dan fungsi pelaksanaan
Dewasa ini kelembagaan dimaksud telah ada dan telah melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya. Namun demikian tiap lembaga belum memisahkan antara
tugas penentu kebijakan dan tugas pelaksanaan serta bersifat sektoral. Di samping itu pembentukan kelembagaan masih terfokus pada bidang pelaksanaan
penanganan masalah dan bidang pendukungnya yaitu penelitian, pendidikan dan pelatihan. Sedangkan pembentukan kelembagaan yang menangani penentuan
kebijakan dan koordinasi pangan dan gizi belum terwujud.
Sehubungan dengan masalah tersebut di atas dan mengingat bahwa program pangan dan gizi perlu dilaksananakan secara terkoordinasi, maka
kelembagaan yang ada dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaannya. Agar pelaksanaan program dapat berdaya guna dan berhasil guna perlu dilakukan upaya
pemantapan dan pengembangan secara bertahap baik di pusat maupun di daerah, yang mencakup : 1 Penguatan tugas pokok dan fungsi, 2 Penguatan sumber daya
fisik dan manusia, 3 Penguatan metode dan sistem termasuk sistem informasi. Penguatan tugas pokok dan fungsi di tingkat pusat meliputi :
a.
Penajaman tugas dan fungsi lembaga penelitian untuk penyediaan data terkini bagi perumusan kebijakan.
b. Peningkatan tugas dan fungsi tim SKPG menjadi Tim Pangan dan Gizi Nasional
dengan tugas pokok merumuskan kebijaksanaan dan koordinasi dalam pelaksanaan dan evaluasi program pangan dan gizi.
40
c. Penajaman tugas dan fungsi lembaga pendidikan dalam menghasilkan tenaga
multi strata di bidang pangan dan gizi yang bermutu sesuai kebutuhan program. Penguatan tugas pokok dan fungsi di tingkat daerah meliputi :
a.
Penguatan tugas pokok dan fungsi Tim Pangan dan Gizi TPG daerah dalam perumusan kebijaksanaan program, dan koordinasi dalam implementasi
program pangan dan gizi di daerah.
b. Penguatan tugas dan fungsi sektor masing-masing dalam pelaksanaan program
pangan dan gizi di daerah melalui penyediaan dan peningkatan sumber daya fisik dan manusia sesuai misi masing-masing sektor yang berbasis
pemberdayaan masyarakat dalam rangka menuju visi yang sama.
41
Program-program yang mendukung aksi pangan dan gizi disusun dengan mengacu kepada Program Pembangunan Nasional Propenas 2001-2005 bidang
Pertanian, Kesehatan dan I ndustri. Program-program dalam aksi pangan dan gizi ini dirancang sedemikian rupa, sehingga merupakan ramuan yang sinergis antara
ketiga bidang tersebut di atas, dengan tetap memberi ruang gerak yang luas dalam implementasinya. Rincian program dimaksud adalah dapat dilhat pada Tabel 9.
A. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PANGAN DAN GIZI