KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

50 b Terinventarisasinya I KM Pangan yang sudah ada dan dapat diberdayakan menjadi I KM Pangan pendukung ketahanan pangan lokal. c Jumlah I KM Pangan yang dibina dalam rangka mendukung ketahahan pangan. d Berdirinya I KM Pangan berbasis potensi lokal yang mendukung ketahanan pangan yang kuat dan dinamis. e Terserapnya produk-produk pertanian lokal secara kontinyu dan harga yang bersaing. f Terjadinya nilai tambah produk pertanian di tingkat lokal.

D. KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

1. Pemantapan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi Tujuan : Meningkatkan sistem penyediaan informasi pangan dan gizi secara kontinyu dan berkala untuk pengambilan keputusan, perumusan kebijakan, perencanaan program dan evaluasi. Strategi operasional: a Peningkatan kemampuan, ketrampilan Tim SKPG dalam menanggulangi masalah pangan dan gizi b Meningkatkan kualitas data c Peningkatan pemanfaatan SKPG oleh pemerintah daerah untuk penanggulangan masalah pangan dan gizi Kelompok Sasaran : Tim Pangan dan Gizi tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa Kegiatan : a Advokasi terhadap pimpinan daerah, DPRD, lintas sektor serta lembaga swadaya masyarakat b Pembinaan berjenjang tim pangan dan gizi c Pelatihan tehnis untuk TPG kabupaten termasuk instrumen data prosesing d Melakukan studi khusus berkaitan dengan pengembangan indikator e Pengumpulan, pengolahan dan analisis data 51 f Validasi dan cheking situasi pangan dan gizi g Desiminasi informasi dan publikasi h Pemanfaatan informasi untuk penentuan alternatif intervensi Indikator keberhasilan: a Semua Kabupaten kota sudah melaksanakan pemetaan, peramalan dan pengamatan situasi pangan dan gizi di wilayahnya. b Sudah dimanfaatkannya informasi SKPG untuk pengambilan keputusan, perumusan kebijakan, perencanaan program dan evaluasi c Tertanggulanginya masalah kerawanan pangan dan gizi buruk secara lebih dini

2. Pencegahan dan Penanggulangan Kerawanan Pangan

Tujuan : Mencegah dan menanggulangi kerawanan pangan melalui sistem pemantauan pangan. Strategi operasional : a Peningkatan efektivitas sistem pemantauan ketahanan pangan b Pemantapan sistem penanggulangan kerawanan pangan yang lebih menekankan pada pembinaan kemandirian c Peningkatan pendapatan, kesempatan kerja dan kemampuan berusaha. Kelompok Sasaran : a Wilayah miskin dan rawan pangan daerah kumuh, daerah terisolir, daerah lahan marjinal, daerah rawan kekeringan dan rawan banjir b keluarga rawan pangan transien daerah terkena bencana alam dan kerusuhan. Kegiatan : a Pengembangan indikator ketahanan pangan nasional, wilayah dan rumah tangga b Pemantauan ketahanan pangan nasional, wilayah dan rumah tangga secara periodik dan kontinyu melalui penerapan SKPG c Pengembangan sistem menanggulangi masalah kerawanan pangan melalui kerjasama pemerintah, swasta dan masyarakat. 52 d Fasilitasi peningkatan pendapatan masyarakat antara lain melalui diversifikasi usaha, konsolidasi usaha kelompok, perbaikan teknik dan manajemen usaha, dukungan sarana dan pemodalan usaha. e Optimalisasi skim penyaluran subsidi pangan seperti OPK, dsb. Indikator Keberhasilan : a Teridentifikasinya indikator ketahanan pangan wilayah dan rumah tangga. b Teridentifikasinya wilayah dan rumah tangga rawan pangan. c Teratasinya masalah-masalah kerawanan pangan di tingkat wilayah dan rumah tangga. d Berkurangnya jumlah rumah tangga rawan pangan.

3. Penanggulangan Masalah Gizi dalam Keadaan Darurat

Tujuan : Memberikan pelayanan gizi yang tepat pada tempat pengungsian sebagai akibat dari gejolak sosial dan politik, bencana alam serta tempat darurat lainnya. Strategi operasional: a Mengembangkan model intervensi gizi pada tempat pengungsian b Mengintegrasikan pelayanan gizi dengan kegiatan intervensi lain di tempat pengungsian c Memantapkan pemantauan dan penilaian intervensi gizi yang dilakukan pada tempat pengungsian Kelompok Sasaran: Penduduk yang terkena bencana dan penduduk pada tempat -tempat pengungsian khusus. Kegiatan: a Melakukan pengumpulan data untuk kebutuhan data dasar berkaitan dengan status gizi pada setiap tempat pengungsian b Melakukan identifikasi kelompok risiko tinggi pada tempat pengungsian c Mengembangkan model intervensi gizi pada tempat pengungsian d Melaksanakan pelayanan gizi di tempat pengungsian e Pemantauan dan penilaian intervensi gizi yang dilakukan pada tempat pengungsian 53 Indikator keberhasilan: a Diketahuinya besaran masalah gizi pada tempat pengungsian b Terbentuknya model intervensi untuk penduduk dalam keadaan darurat. c Menurunnya kasus gizi-kurang di daerah pengungsian

E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI-KURANG DAN GIZI-LEBIH