Hasil Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user Tabel 28. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif Ditinjau dari Sikap Ilmiah S 2 B χ 2 Hitung χ 2 Tabel Kesimpulan 32,1108 116,0121 0,5417 3,84 Homogen Tampak dari Tabel-tabel di atas bahwa harga statistik uji χ 2 tidak melampaui harga kritik χ 2 , dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang homogen.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan pada Tabel berikut: Tabel 29. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Kognitif Sumber JK dk RK F obs F  Keputusan Model Pembelajaran A Sikap Ilmiah B Interaksi AB Galat 235,8212 264,5097 0,1476 2236,6322 1 1 1 75 235,8212 264,5097 0,1476 29,8218 7,9077 8,8697 0,0049 - 3,98 3,98 3,98 - H 0A Ditolak H 0B Ditolak H 0AB Diterima - Total 2737,1106 78 - - - - Tabel 30. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Afektif. Sumber JK dk RK F obs F  Keputusan Model Pembelajaran A Sikap Ilmiah B Interaksi AB Galat 564,2417 234,0163 0,9973 1826,1402 1 1 1 75 564,2417 234,0163 0,9973 29,8218 23,1735 9,6111 0,0410 - 3.98 3.98 3.98 - H 0A Ditolak H 0B Ditolak H 0AB Diterima - Total 26253955 78 - - - - Tabel 31. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Psikomotor. Sumber JK dk RK F obs F  Keputusan Model Pembelajaran A Sikap Ilmiah B Interaksi AB Galat 78,8546 25,0299 0,0560 241,2120 1 1 1 75 78,8546 25,0299 0,0560 241,2120 24,5182 7,7825 0,0174 - 3.98 3.98 3.98 - H 0A Ditolak H 0B Ditolak H 0AB Diterima - Total 345,1525 78 - - - - commit to user Berdasarkan Tabel 28,29 dan 30 menunjukkan bahwa : 1. Pada efek utama A, H ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran SSCS dan model EDI terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit, maka diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda. 2. Pada efek utama B, H ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah siswa pada kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit, maka diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda. 3. Pada efek utama interaksi AB, H diterima. Hal ini berarti tidak ada interaksi bersama antara penggunaan model pembelajaran SSCS dan model EDI dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit, maka tidak dilakukan uji pasca anava. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31 2. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Dua Jalan Analisis variansi mempunyai keuntungan dan kelemahan. Untuk menutupi kelemahan-kelemahan itu, maka perlu dilakukan uji lanjut anava yaitu uji komparasi ganda. Hal ini diperlukan untuk mengetahui karakteristik pada variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini uji komparasi ganda dilakukan pada hipotesis pertama dan kedua. Pada hipotesis ketiga tidak diperlukan uji komparasi ganda, karena keputusan H diterima. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32. H 0A ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris. Hasil perhitungan uji lanjut anava untuk commit to user aspek kognitif disajikan dalam Tabel 29 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32. H 0B ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom. Hasil perhitungan uji lanjut anava aspek kognitif disajikan dalam Tabel 32. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32. Tabel 32. Rangkuman Uji Komparasi Ganda antar Baris Aspek Kognitif Komparasi F Kritik Keputusan 1 vs 2 33,5544 3,98 Ditolak µ 1 = Nilai prestasi kelas SSCS µ 2 = Nilai prestasi kelas EDI Tabel 33. Rangkuman Uji Komparasi Ganda antar Kolom Aspek Kognitif Komparasi F Kritik Keputusan 1 vs 2 37,6140 3,98 Ditolak µ 1 = Nilai prestasi kelas SSCS µ 2 = Nilai prestasi kelas EDI Dari rangkuman Tabel 32 tersebut dapat disimpulkan bahwa : H ditolak karena F hitung F tabel . Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas SSCS sikap ilmiah tinggi dan siswa kelas EDI sikap ilmiah tinggi terhadap prestasi belajar kognitif siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32 . Dari rangkuman Tabel 33 dapat disimpulkan bahwa : H ditolak karena F hitung F tabel . Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara antara siswa kelas SSCS sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah dan siswa kelas EDI sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah, terhadap prestasi belajar kognitif siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32. Hasil perhitungan uji lanjut anava untuk aspek afektif disajikan dalam Tabel 34 dan Tabel 35. Tabel 34. Rangkuman Uji Komparasi Ganda antar Baris Aspek Afektif Komparasi F Kritik Keputusan 1 vs 2 98,3314 3,98 Ditolak commit to user µ 1 = Nilai prestasi kelas SSCS µ 2 = Nilai prestasi kelas EDI Tabel 36. Rangkuman Uji Komparasi Ganda antar Kolom Aspek Afektif Komparasi F Kritik Keputusan 1 vs 2 40,7582 3,98 Ditolak µ 1 = Nilai prestasi kelas SSCS µ 2 = Nilai prestasi kelas EDI Dari rangkuman Tabel 34 tersebut dapat disimpulkan bahwa : H ditolak karena F hitung F tabel . Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas SSCS sikap ilmiah tinggi dan siswa kelas EDI sikap ilmiah tinggi terhadap prestasi belajar afektif siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33 . Dari rangkuman Tabel 35 disimpulkan bahwa : H ditolak karena F hitung F tabel . Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas SSCS sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah dan siswa kelas EDI sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar afektif siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33. Hasil perhitungan uji lanjut anava untuk aspek psikomotor disajikan dalam Tabel 36 dan Tabel 37. Tabel 36. Rangkuman Uji Komparasi Ganda antar Baris Aspek psikomotor Komparasi F Kritik Keputusan 1 vs 2 104,0373 3,98 Ditolak µ 1 = Nilai prestasi kelas SSCS µ 2 = Nilai prestasi kelas EDI Tabel 37. Rangkuman Uji Komparasi Ganda antar Kolom Aspek Psikomotor Komparasi F Kritik Keputusan 1 vs 2 33,0037 3,98 Ditolak µ 1 = Nilai prestasi kelas SSCS µ 2 = Nilai prestasi kelas EDI Dari rangkuman Tabel 36 tersebut dapat disimpulkan bahwa : H ditolak karena F hitung F tabel . Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara siswa commit to user kelas SSCS sikap ilmiah tinggi dan siswa kelas EDI sikap ilmiah tinggi terhadap prestasi belajar psikomotor siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35. Dari rangkuman Tabel 37 disimpulkan bahwa : H ditolak karena F hitung F tabel . Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas SSCS sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah dan siswa kelas EDI sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar psikomotor siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Media ICT pada PBL Terhadap Hail Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

0 12 0

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

0 5 11

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 21

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MACROEMDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 27

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 3 22

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT.

0 2 24

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 4 19

PENGARUH PENGGUNAAN GAYA BELAJAR VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK (V-A-K) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 1 25

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SIFAT SIFAT LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

0 0 20

Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektr

0 0 3