Pengertian Prestasi Belajar Prestasi Belajar

commit to user 1 Sikap ingin tahu curiosity 2 Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru originality 3 Sikap kerjasama cooperative 4 Sikap tidak putus asa perseverance 5 Sikap tidak berprasangka open mindedness 6 Sikap mawas diri self awareness 7 Sikap bertanggungjawab responsibility 8 Sikap berfikir bebas independence in thinking 9 Sikap kedisiplinan discipline Carin dan Sund dalam bukunya teaching Science Through Discovery, seperti yang dikutip oleh Margono mengemukakan aspek sikap ilmiah yaitu: 1. Sikap ingin tahu curiosity 2. Kerendahan hati humility 3. Ketidakpercayaan scepticism 4. Tidak fanatik avoidance of dogmatism or gullibility 5. Tidak berprasangka open midedness 6. Pendekatan positif pada kegagalan a positive approach to failure Pendapat lain tentang aspek ilmiah adalah seperti yang dikemukakan oleh Gega dalam Saifuddin Azwar 1987: 1. Sikap ingin tahu curiosity 2. Menciptakan sesuatu yang baru anvestiveness 3. Berpikir kritis critical thinking 4. Ketekunan persistence Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat diambil aspek sikap ilmiah yang penting yakni keingintahuan, tidak berprasangka, daya cipta dan ketekunan.

6. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari kata prestasi dan belajar. Menurut Zainal Arifin 1989:2-3 kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestatie” kemudian dalam commit to user bahasa indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud 1988:700 Dalam hal ini yang telah dilakukan adalah belajar. Prestasi yang dimaksud meliputi kemampuan, ketrampilan, dan sikap dalam menyelesaikan suatu hal. Biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru. Prestasi belajar merupakan tolok ukur keberhsilan belajar, dengan demikian proses belajar mengajar selalu berkaitan dengan prestasi belajar. Menurut Zainal Arifin 1990: 3-4, prestasi belajar memiliki beberapa fungsi utama,antara lain: 1 Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2 Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebutkan prestasi sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan. 3 Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestai belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4 Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5 Sebagai indikator terhadap daya serap siswa. Kemampuan lulusan suatu jenjang pendidikan hasil belajar sesuai dengan tuntutan penerapan kuurikulum berbasis kompetensi yang mencakup tiga ranah yaitu: 1 Ranah kognitif Berhubungan dengan kemampuan berfikir,termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi.Depdiknas 2003: 1 commit to user 2 Ranah Afektif Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Depdiknas 2003:1 3 Ranah Psikomotor Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktifitas fisik. Depdiknas 2003:1

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Media ICT pada PBL Terhadap Hail Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

0 12 0

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

0 5 11

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 21

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MACROEMDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 27

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 3 22

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT.

0 2 24

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 4 19

PENGARUH PENGGUNAAN GAYA BELAJAR VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK (V-A-K) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 1 25

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SIFAT SIFAT LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

0 0 20

Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektr

0 0 3