commit to user
kelas SSCS sikap ilmiah tinggi dan siswa kelas EDI sikap ilmiah tinggi terhadap prestasi belajar psikomotor siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 35. Dari rangkuman Tabel 37 disimpulkan bahwa : H ditolak karena
F
hitung
F
tabel
. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas SSCS sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah dan siswa kelas EDI sikap
ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar psikomotor siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi pada pembelajaran kimia pokok bahasan larutan elektrolit dan non
elektrolit antara yang menggunakan model SSCS dan EDI yang ditinjau dari sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar.
Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis. Hasil analisis variansi dua jalan, diperoleh dua hipotesis yang diajukan ditolak dan satu hipotesis yang
diterima. Analisis dilakukan dengan taraf signifikansi 0,05, derajat kebebasan 1 dan jumlah sampel 79 siswa didapatkan :
1. Pengujian hipotesis pertama Untuk menguji hipotesis yang pertama pembelajaran kimia dengan model
SSCS dan EDI memberi pengaruh terhadap prestasi belajar pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit, digunakan analisis variansi dua jalan sel tak
sama. Dari anava dua jalan dengan sel tak sama aspek kognitif diperoleh F
hit
= 7,9077 3,98 = F
tab
. Hal ini berarti pembelajaran dengan mengunakan model SSCS dan model EDI memberikan perbedaan pengaruh terhadap prestasi belajar
kognitif siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Untuk aspek afektif diperoleh F
hit
= 23,1735 3,98 = F
tab
. Hal ini berarti pembelajaran dengan mengunakan model SSCS dan model EDI memberikan perbedaan pengaruh
terhadap prestasi belajar afektif siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit. Untuk aspek psikomotor diperoleh F
hit
= 24,5182 3,98 = F
tab
. Hal ini berarti pembelajaran dengan mengunakan model SSCS dan model EDI
commit to user
memberikan perbedaan pengaruh terhadap prestasi belajar psikomotor siswa pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit
Berdasarkan analisis data, ternyata terdapat perbedaan selisih prestasi belajar yaitu antara kelompok siswa yang dikenai pembelajaran dengan model
SSCS dan model EDI. Rerata nilai prestasi belajar pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit pada kelas yang dikenai pembelajaran dengan model
EDI lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang dikenai pembelajaran dengan model SSCS. Pada prestasi belajar kognitif siswa, kelas yang dikenai dengan
model EDI memperoleh prestasi rata-rata = 17,08 lebih tinggi dibanding dengan kelas yang dikenai pembelajaran dengan model SSCS yang mempunyai rata-rata
= 13,08. Sedangkan untuk prestasi belajar afektif siswa, kelas yang dikenai dengan model EDI memperoleh prestasi rata-rata = 45,65 lebih tinggi dibanding
dengan kelas yang dikenai pembelajaran dengan model SSCS yang mempunyai rata-rata = 39,77. Untuk prestasi belajar psikomotor siswa, kelas yang dikenai
dengan model EDI memperoleh prestasi rata-rata = 18,10 lebih tinggi dibanding dengan kelas yang dikenai pembelajaran dengan model SSCS yang mempunyai
rata-rata = 15,92. Tingginya rata-rata prestasi aspek kognitif, rata-rata prestasi aspek afektif maupun rata-rata prestasi aspek psikomotor yang dikenai
pembelajaran dengan model EDI menunjukkan bahwa model EDI memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan prestasi belajar aspek kognitif, aspek
afektif maupun aspek psikomotor pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
mengunakan model SSCS dan model EDI memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kimia pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit dimana
pembelajaran model EDI memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model SSCS dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penggunaan model pembelajaran EDI ternyata memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini dikarenakan pada model EDI merupakan kombinasi dari
metode eksperimen, demonstrasi dan ceramah. Dalam model ini, dengan kombinasi metode eksperimen dan demonstrasi siswa dapat melihat gambaran
yang kongkrit tentang suatu peristiwa, mengamati proses, mengembangkan
commit to user
ketrampilan inkuiri, ditambah dengan metode ceramah guru mudah menerangkan bahan pelajaran dan juga menguasai kelas dengan baik. Untuk model SSCS siswa
memang dituntut untuk lebih mandiri dan aktif dalam berpikir sesuai kreativitas mereka, tetapi siswa harus menemukan sendiri permasalahan, mencari pemecahan
sendiri dimana masih sulit dilakukan sebagian besar siswa. 2. Pengujian Hipotesis Kedua
Pada pengujian hipotesis yang kedua menyatakan bahwa sikap ilmiah siswa berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar pada pokok bahasan
larutan elektrolit dan non elektrolit. Hasil pengujian menunjukkan untuk aspek kognitif bahwa F
hitung
= 8,8697 F
tabel
3,98 yang berarti Ho ditolak dan H
1
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa sikap ilmiah siswa memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif. Untuk aspek afektif diperoleh F
hit
= 9,6111 3,98 = F
tab
. Hal ini menunjukkan bahwa sikap ilmiah siswa memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar afektif. Untuk aspek psikomotor diperoleh F
hit
= 7,7825 3,98 = F
tab
Hal ini berarti terdapat pengaruh antara sikap ilmiah terhadap prestasi belajar psikomotor siswa.
Hasil anava menunjukkan bahwa kelas SSCS pada kelompok siswa dengan sikap ilmiah tinggi mempunyai rerata selisih nilai prestasi aspek kognitif
15,2075 dan kelompok siswa dengan sikap ilmiah rendah memiliki rerata selisih nilai prestasi kognitif 11,5952, untuk aspek afektif rerata nilainya 41,6875 dengan
sikap ilmiah kategori tinggi dan 38,4348 untuk sikap ilmiah kategori rendah. Untuk aspek psikomotor rerata nilainya 16,5625 dengan sikap ilmiah kategori
tinggi dan 15,4783 untuk sikap ilmiah kategori rendah. Sedangkan pada kelas EDI pada kelompok siswa dengan sikap ilmiah tinggi mempunyai rerata selisih nilai
prestasi aspek kognitif 18,7882 dan kelompok siswa dengan sikap ilmiah rendah memiliki rerata selisih nilai prestasi kognitif 15,0011, untuk aspek afektif rerata
nilainya 47,3182 dengan sikap ilmiah kategori tinggi dan 43,6111 untuk sikap ilmiah kategori rendah. Untuk aspek psikomotor rerata nilainya 18,6364 dengan
sikap ilmiah kategori tinggi dan 17,4444 untuk sikap ilmiah kategori rendah Hal ini berarti siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memiliki prestasi baik kognitif,
commit to user
afektif maupun psikomotor yang lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah siswa berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar pada pokok bahasan larutan elektrolit dan
non elektrolit dimana siswa yang mempunyai sikap ilmiah kategori tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan sikap
ilmiah kategori rendah. Siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi cenderung memiliki rasa ingin
tahu yang lebih, belajar dengan penuh percaya diri, bertanggungjawab dan mempunyai ketekunan terhadap tugas-tugas dan selalu berusaha memperoleh
prestasi belajar yang lebih baik. Keyakinan dan keingintahuan yang kuat terhadap pengetahuan baru merupakan modal dasar bagi siswa dalam meraih prestasi
belajar yang lebih baik. Untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah cenderung bersikap pasif, kurang memiliki rasa ingin tahu, mudah menyerah pada
kondisi, tidak mempunyai keinginan yang kuat untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi dua jalan dengan sel
tak sama aspek kognitif diperoleh F
hit
= 0,0049 3,98 = F
tab
, sehingga F
hit
anggota daerah kritik. Untuk aspek afektif diperoleh F
hit
= 0,0410 3,98 = F
tab
, sehingga F
hit
anggota daerah kritik. Untuk aspek psikomotor diperoleh F
hit
= 0,0174 3,98 = F
tab
, sehingga F
hit
anggota daerah kritik. Hal ini berarti tidak ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran SSCS dan model EDI dengan
sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan prestasi belajar siswa dikarenakan oleh model pembelajaran
yang diterapkan bukan karena sikap ilmiah tinggi atau rendah, dengan kata lain model pembelajaran dan sikap ilmiah tidak saling mempengaruhi atau tidak
berinteraksi.
commit to user
74
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN