commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari hasil beberapa kajian masih banyak ditemui berbagai masalah yang berkaitan dengan masalah implementasi pembelajaran. Salah satunya disebabkan
padatnya materi pembelajaran sehingga dapat mengakibatkan munculnya kecenderungan pengajaran yang berpusat pada guru teacher centered. Situasi
belajar seperti ini mengakibatkan berkurangnya kreativitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kondisi demikian dapat menyebabkan
siswa menjadi pasif dan cenderung untuk menghafal konsep tanpa disertai pemahaman yang memadai,karena mereka tidak dididik untuk berfikir
kritis,berlatih menemukan konsep atau prinsip maupun untuk mengembangkan kreativitasnya.
Paradigma semacam itu harus bergeser ke arah pembelajaran yang berorientasi pada pemberdayaan kreativitas siswa. Agar tujuan pemberdayaan
kreativitas tersebut dapat tercapai,maka peran guru perlu dialihkan dari peran dominan sebagai fasilisator di kelas sehingga siswa merasa terlibat dalam proses
pembelajaran dan memperoleh sesuatu dari proses belajarnya. Dalam proses pembelajaran,guru hendaknya menggunakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk melakukan eksplorasi sederhana, menguasai konsep-konsep sains dan
dalam aspek kecakapan berfikir rasional. Hal ini sesuai dengan jurnal Dilek Isik Kamuran Tarim 2009: 464 tentang peran guru dalam konsep konstruktivisme,
yang menyatakan: “
As constructivist approach suggest, the teacher is a facilitator or coach who oversees the student’s learning process. Students are active learners who play a critical
role in their own learning as they create projects, work with others, and use their own learning styles to succed”.
commit to user
Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar seperti
yang diharapkan secara maksimal. Yaitu model pembelajaran yang memuat kecakapan hidup dan melibatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
pada materi pembelajaran. Seperti yang disebutkan dalam jurnal Marian Mahat 2008: 83 bahwa tujuan belajar sekarang ini berkembang meliputi aspek
multidimensi. “ The purpose of the present study was to develop a multidimensional
instrument that cuould effectively measure affective, cognitive and behavioural aspect of attitudes within the real of inclisive education that includes physical,
social and curicular inclusion. While a number of studies have attempted to include one or the other”.
Pada penelitian ini ada dua macam model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran SSCS search, solve, create, share dan model
pembelajaran EDI Experimenting, Demonstrating, Information . Model pembelajaran SSCS Search, Solve, Create Share merupakan
model pembelajaran dengan sistem pemecahan masalah yang menekankan pada penggunaan metode ilmiah atau berfikir sistematis, logis, teratur dan teliti.
Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif,untuk memecahkan masalah rasional, lugas dan tuntas. Model pembelajaran SSCS ini
melibatkan siswa dalam penelitian sains, sehingga siswa menjadi terlibat secara aktif dalam penerapan isi, konsep, dan ketrampilan berfikir menjadi lebih tinggi.
Mereka dirangsang untuk menjadi seorang eksplorer, mencari penemuan terbaru, inventor mengembangkan idegagasan dan pengujian-pengujian baru yang
inovatif, desainer mengkreasi rencana dan model terbaru, pengambil keputusan berlatih bagaimana menetapkan pilihan yang bijaksana dan sebagai komunikator
mengembangkan metode dan teknik untuk bertukar pendapat dan berinteraksi Edward L.Pizzini, 1991: 6.
Model pembelajaran EDI Experimenting Demonstrating Information merupakan kombinasi dari metode eksperimen, demonstrasi dan ceramah.
Tekanan utama dari ketiga metode ini terletak pada metode eksperimen dan
commit to user
demonstrasi, sedangkan metode ceramah digunakan dalam upaya menjelaskan hakekat bahan pelajaran sebagai pengantar sebelum melakukan demonstrasi dan
eksperimen. Melalui eksperimen siswa diharapkan mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan yang dihadapinya dengan
melakukan percobaaneksperimen sendiri. Dengan eksperimen siswa dapat menemukan bukti kebenaran dari teori tentang sesuatu yang dipelajarinya
Roestiyah, N.K., 1991: 80. Melalui demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik. Penggunaan demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang jalannya
proses atau kerja suatu hal. Roestiyah, N.K., 1991: 83. Penggunaan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif akan
merangsang siswa untuk membelajarkan diri mereka sendiri. Mereka akan berusaha mengaktualisasikan dan mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki
secara maksimal untuk mempelajari materi pelajaranpelatihan yang tengah dihadapinya. Dengan demikian diharapkan siswa akan mampu mencapai prestasi
belajar yang optimal. Pembelajaran kimia harus sesuai dengan karakteristik konsep kimia yang
menekankan pada ketrampilan proses. Agar pembelajaran kimia di SMA lebih bermakna perlu diupayakan peningkatan mutu pendidikan yaitu diterapkannya
model pembelajaran yang memberikan tekanan pada keterlibatan siswa dalam proses yang aktif.
Proses mengajar di SMA Negeri 1 Ceper umumnya guru masih banyak menggunakan metode yang didominasi metode konvensional yang menjadikan
guru sebagai pusat pembelajaran teacher centered. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa umumnya
hanya mendengarkan, membaca, dan menghafal informasi yang diperoleh, sehingga konsep yang tertanam tidak kuat. Dengan metode mengajar seperti ini
hasil yang dicapai kurang maksimal dan keaktifan siswa serta potensi yang ada
commit to user
pada siswa kurang terekplorasi secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga mereka
akan berusaha meneksplorasi seluruh potensi yang dimilikinya secara maksimal untuk menghadapi atau mempelajari materi yang dihadapinya.
Dalam pembelajaran kimia di SMA banyak pokok bahasan yang menuntut siswa melaksanakan eksperimen, salah satunya adalah pokok bahasan larutan
elektrolit dan non elektrolit. Pembelajaran materi ini harus disesuaikan dengan karakteristik konsep kimia yang menekankan pada ketrampilan proses.
Pencapaian kompetensi dasar tersebut dapat dikembangkan melalui pemilihan model pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa untuk
menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Untuk itu dalam pembelajarannya perlu digunakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembentukan konsep sehingga dapat meninggkatkan pencapaian hasil belajar.
Dalam hal ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran SSCS dan EDI dimana dengan model pembelajaran SSCS siswa
diharapkan siswa dapat terlibat secara aktif dan merangsang siswa untuk membelajarkan
dirinya. Dengan
demikian mereka
akan berusaha
menndayagunakan seluruh potensi yang dimilikinya untuk mempelajari materi yang sedang dipelajarinya. Sedangkan model pembelajaran EDI diharapkan
proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan terkesan secara mendalam melalui proses demonstrasi dan juga siswa mampu mencari dan menemukan
jawaban atas permasalahan yang dihadapiny dengan melakukan eksperimen, sehingga diharapkan siswa akan memperoleh prestasi belajar yang optimal.
Siswa yang memiliki sikap ilmiah juga akan memiliki sikap positif terhadap kegiatan ilmiah. Sikap positif ini akan mendorong siswa untuk terlibat
aktif baik secara fisik maupun mental dalam kegiatan ilmiah, seperti melakukan percobaan di laboratorium dan menganalisis data percobaan, sehingga sikap
ilmiah membuat siswa selalu ingin tahu, kritis, jujur, teliti, dan hati-hati dalam
commit to user
bertindak, tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti dan sanggup menerima saran dan gagasan-gagasan baru dari orang lain.
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran SSCS dan model pembelajaran EDI pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non
elektrolit, maka dilakukan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Penenrapan Model Pembelajaran SSCS Search, Solve, Create, Share
dan EDI Experimenting Demonstrating, Information dengan Memperhatikan Sikap Ilmiah Siswa SMA terhadap Prestasi Belajar Pokok Bahasan Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit.
B. Identifikasi Masalah