Sugiharti : Anjar : Resepsionis : Anjar : Anjar :

commit to user 58 Peristiwa campur kode yang kedua adalah terjadi campur kode frasa dalam bahasa Indonesia ‘calon sekretaris bos’ ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk mempermudah jalannya komunikasi, mungkin jika menggunakan bahasa Jawa akan sulit mencari kata yang pas atau bahkan tidak tepat. Campur kode ini merupakan campur kode positif artinya tidak mengganggu dalam berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur.

31. O1 :

Mengko gek calone…. Eh, carise, calon istrine. Pendhamping ? ‘Jangan-jangan calonnya…Eh, carise, calon istrinya. Pendamping?’ DGSE372000 Pada data 31 terdapat peristiwa campur kode frasa dalam bahasa Indonesia ‘calon istrine’ ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode frasa tersebut adalah untuk memperhalus tuturan, mungkin jika menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko akan terkesan agak kasar, sedangkan objek yang dibicarakan adalah bos penutur O1. Peristiwa campur kode yang kedua adalah terjadi peristiwa campur kode kata yang ditandai masuknya unsur bahasa Indonesia ‘pendhamping’ ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk memperhalus tuturan, karena objek Anjar yang dibicarakan adalah orang yang disegani penutur O1.

32. Sugiharti :

Boten Pak, mangga. Kula pun kulina yen mung asap rokok ’Tidak Pak, silahkan. Saya sudah biasa jika hanya dengan asap rokok’ DGSE372000 Pada data 32 di atas terdapat peristiwa campur kode frasa dalam bahasa Indonesia ’asap rokok’ ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode frasa tersebut adalah untuk menunjukkan pada mitra tutur bahwa penutur Sugiharti commit to user 59 adalah merupakan kalangan terdidik sehingga memilih frasa tersebut dalam peristiwa alih kode di atas.

33. Anjar :

Mbak......mbak, sakit? Napa? ’Mbak….mbak, sakit? Kenapa?’ DGSE372000 Pada data 33 terdapat peristiwa campur kode kata yang ditandai masuknya unsur bahasa Indonesia ’sakit’ ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk mempermudah komunikasi antara penutur Anjar dengan mitra tutur Sugiharti.

34. Resepsionis :

O, Pak Anjar, mangga. Mangga, beres

’O pak Anjar, silahkan. Silahkan, beres’ DGSE382000 Pada data 34 terdapat peristiwa campur kode kata yang ditandai masuknya unsur bahasa Indonesia ’beres’ ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk meyakinkan mitra tutur Anjar dengan keadaan yang sebenarnya.

35. Anjar :

Ya lantai ngisor wae, e....e.....soale ngerti dhewe jeng. Iyo ora? ’Ya lantai dasar saja, e....e.... soalnya tahu sendiri jeng. Iya tidak?’ DGSE382000 Pada data 35 terdapat peristiwa campur kode kata yang ditandai masuknya unsur bahasa Indonesia ’lantai’ ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk mempermudah jalannya komunikasi antara penutur Anjar dengan mitra tutur Jeng Marni.

36. Anjar :

Meneng ya, sayang. Aku daknjupuk tas lan stop mapmu mau, neng mobil. ‘Diam ya, sayang. Aku mengambil tas dan stop mapmu tadi, di mobil’ DGSE382000 commit to user 60 Pada data 36 terdapat peristiwa campur kode kata yang ditandai masuknya unsur bahasa Indonesia ‘sayang’ ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk menunjjukan kemesraan penutur Anjar dengan mitra tutur Sugiharti. Jika menggunakan leksikon dari bahasa Jawa kesan mesra tersebut agak berkurang. Campur kode pada data 36 merupakan campur kode positif, artinya tidak mengganggu jalannya komunikasi antara penutur dan mitra tutur.

37. Anjar :