commit to user 72
berbahasa Indonesia.
Peristiwa campur
kode kata
tersebut adalah
untukmempermudah penutur menyampaikan maksud tuturannya. Peristiwa campur kode yang kedua adalah ditandai dengan masuknya
unsur kata dalam bahasa Jawa
‘temtu’
ke dalam tuturan berbahasa Indonesia. Fungsi campur kode kata tersebut adalah karena penutur O1 dalam
kesehariannya menggunakan bahasa Jawafaktor kebiasaan.
61. Satpam :
Aja mbak, eling Gawat kuwi Ngancam nyawane wong sahotel, wong atusan. Ayo angkat tangan apa bangga?
‘Jangan mbak, ingat Gawat itu Mengancam nyawanya orang sehotel, orang ratusan. Ayo angkat tangan apa melawan?’
DGSE382000
Pada data 61 terdapat peristiwa campur kode kata. Hal ini ditandai dengan masuknya unsur kata dalam bahasa Indonesia
‘gawat’
dan
‘ngancam’
dalam tuturan berbahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk mempermudah penutur Satpam menyampaikan maksud tuturannya. Jika
menggunakan bahasa Jawa akan sulit mencari kata yang pas atau bahkan tidak tepat.
Peristiwa campur kode yang kedua adalah campur kode frasa dalam bahasa Indonesia
‘angkat tangan’
ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode frasa tersebut adalah untuk mempermudah jalannya komunikasi, mungkin jika
menggunakan bahasa Jawa akan sulit mencari kata yang pas atau bahkan tidak tepat.
62 Sugiharti :
Sekarepku he, aku arep nglebur iblis lan setan-setan
keparat
‘Terserah aku he, aku akan melenyapkan iblis dan setan- setan keparat’
DGSE382000
commit to user 73
Pada data 62 terdapat peristiwa campur kode kata. Hal ini ditandai dengan masuknya unsur kata dalam bahasa Indonesia
’keparat’
dalam tuturan berbahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk mempermudah
penutur Sugiharti menyampaikan maksud tuturannya.
4.2.7 Episode 7
63. Yuli :
Oke , Pak, ya ngono kuwi sing dakgadhang. Perlune, supaya
ora kikuk.
’Oke, Pak, ya seperti itu yang ku inginkan. Perlunya supaya tidak kikuk’
DGSE362000
Pada data 63 terdapat peristiwa campur kode kata. Hal ini ditandai dengan masuknya unsur kata dalam bahasa Inggris
’oke’
dalam tuturan berbahasa Indonesia. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk
memperlihatkan jalinan keakraban antara penutur Yuli dengan mitra tutur Anjar.
Peristiwa campur kode yang kedua adalah campur kode kata. Hal ini ditandai dengan masuknya unsur kata dalam bahasa Indonesia
’kikuk’
dalam tuturan berbahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk
mempermudah penutur Yuli menyampaikan maksud tuturannya. Jika menggunakan bahasa Jawa akan sulit mencari kata yang pas atau bahkan tidak
tepat.
64. Anjar :