commit to user 46
Pada data 11 terdapat peristiwa campur kode kata yang ditandai dengan masuknya unsur bahasa Jawa ragam
krama ’panjenengan’
ke dalam unsur bahasa Jawa ragam
ngoko
. Fungsi campur kode tersebut adalah tingkat tutur dalam bahasa Jawa. Karena mitra tutur Pramulardi adalah orang yang
dihormati oleh penutur Sugiharti sehingga menggunakan kosakata ragam
krama
untuk penghormatan, yaitu
’panjenengan’
. Campur kode ini merupakan campur kode positif artinya tidak mengganggu komunikasi antara penutur dan
mitra tutur. Peristiwa campur kode yang kedua adalah campur kode kata yang ditandai
dengan masuknya unsur bahasa Indonesia ‘
total
’ ke dalam tuturan bahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk mencari jalan termudah
menyampaikan maksud penutur Sugiharti kepada mitra tutur Pramulardi.
12. Pramulardi :
Iyak, apa kuwi? Kathik nganggo akronim anyar. Apa basa slang ngendi kuwi?
’Iyak, apa itu? Kok memakai akronim baru. Apa bahasa slang dari mana itu?’
DGSE372000
Pada data 12 terjadi peristiwa campur kode kata yang ditandai dengan masuknya unsur bahasa Indonesia ’
akronim’
dan
’slang’
ke dalam tuturan bahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk mencari jalan
termudah menyampaikan maksud penutur Pramulardi kepada mitra tutur Sugiharti. Karena jika menggunakan padanan kata
’akronim’
dan
’slang’
dalam bahasa Jawa hasilnya akan kurang pas.
13. Sugiharti :
O, lha panjenengan cekelane komputer, ra tau mambu koran. Perjal kuwi; perempuan jalanan
’O, la kamu pegangannya komputer, tidak pernah baca koran. Perjal itu; perempuan jalanan’
DGSE372000
commit to user 47
Pada data 13 terdapat peristiwa campur kode kata yang ditandai dengan masuknya unsur bahasa Jawa ragam
krama ’panjenengan’
ke dalam unsur bahasa Jawa ragam
ngoko
. Fungsi campur kode tersebut adalah tingkat tutur dalam bahasa Jawa. Karena mitra tutur Pramulardi adalah orang yang
dihormati oleh penutur Sugiharti sehingga menggunakan kosakata ragam
krama
untuk penghormatan, yaitu
’panjenengan’
. Campur kode ini merupakan campur kode positif, artinya tidak bersifat mengganggu dalam berkomunikasi
antara penutur dan mitra tutur. Peristiwa campur kode kedua adalah campur kode idiom yang ditandai
dengan masuknya unsur bahasa Indonesia
’perempuan jalanan’
ke dalam unsur bahasa Jawa. Fungsi campur kode idiomungkapan tersebut adalah untuk
mencari jalan termudah menyampaikan maksud penutur Sugiharti kepada mitra tutur Pramulardi.
14. Pramulardi :
Emmm, iya ya, oke. Aku wis dhong. Jane, Dhik Sugi rak mung jirih yen awake dhewe dikira behind of the closed
door ; ya apa ora? Njur disengguh ngapa-ngapa,
kamangka…
‘Emmm, iya ya, oke. Aku sudah mengerti. Sebenarnya, dik Sugi bukannya hanya takut jika kita dikira di balik pintu
tertutup; iya apa tidak? Lalu dikira yang macam-macam, padahal…’
DGSE372000
Pada data 14 terdapat peristiwa campur kode kata yang ditandai masuknya unsur bahasa Inggris ‘
oke’
ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode tersebut adalah untuk sekedar bercanda dengan mitra tuturnya agar
terkesan bahwa penutur Pramulardi dan mitra tutur Sugiharti memiliki jalinan keakraban.
commit to user 48
Peristiwa campur kode yang kedua adalah campur kode idiomungkapan yang ditandai masuknya unsur bahasa Inggris ‘
behind of the closed door
’ ke dalam tuturan bahasa Jawa. Fungsi campur kode tersebut adalah untuk mencari
jalan termudah menyampaikan maksud penutur Pramulardi kepada mitra tutur Sugiharti.
15. Sugiharti :