Sugiharti : Pramulardi : HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

commit to user 50

17. Sugiharti :

Dudu kuwi, Mas, karepku. Iki wigati. Hadhiah sing dakjaluk, kersoa, panjenengan ngeterke aku; nyang kantor iki. Kantor sing mbutuhake aku iki. ‘Bukan itu, Mas, yang saya inginkan. Ini penting. Hadiah yang saya minta,kesediaanmu mengantarkan aku, ke kantor ini. Kantor yang membutuhkan aku ini’ DGSE382000 Pada data 17 terdapat peristiwa campur kode klausa yang ditandai dengan masuknya unsur bahasa Jawa ragam krama ’kersoa, panjenengan’ ke dalam unsur bahasa Jawa ragam ngoko . Fungsi campur kode tersebut adalah pengaruh tingkat tutur dalam bahasa Jawa. Karena mitra tutur Pramulardi adalah orang yang dihormati oleh penutur Sugiharti sehingga menggunakan kosakata ragam krama untuk penghormatan, yaitu ’kersoa, panjengan’ . Campur kode pada data 17 merupakan campur kode positif artinya tidak mengganggu komunikasi antara penutur dan mitra tutur.

18. Pramulardi :

Sorry, dhik, sorry much tenan. Ora merga piye-piye. Ora. Ning, aku lagi arep ngrampungake kuwi lho kolom-kolom kanggo penelitian. Penelitian action research neng hotel Srikandhi ’Maaf, dik, maaf sekali. Bukan karena apa-apa. Tidak. Tapi, saya mau menyelesaikan itu lho kolom-kolom untuk penelitian. Penelitian action research di hotel Srikandhi’ DGSE382000 Pada data 18 terdapat peristiwa campur kode kata yang ditandai masuknya unsur bahasa Inggris ‘ sorry ’ ke dalam bahasa Jawa. Fungsi campur kode tersebut adalah untuk sekedar bercanda dengan mitra tuturnya agar terkesan bahwa penutur Pramulardi dan mitra tutur Sugiharti memiliki jalinan keakraban. Peristiwa campur kode yang kedua adalah campur kode frasa yang ditandai masuknya unsur basa Inggris ’sorry much’ ke dalam bahasa Jawa. Fungsi peristiwa campur kode tersebut adalah untuk sekedar bercanda dengan commit to user 51 mitra tuturnya agar terkesan bahwa penutur Pramulardi dan mitra tutur Sugiharti memiliki jalinan keakraban. Peristiwa campur kode yang ketiga adalah campur kode reduplikasi yang ditandai dengan masuknya unsur bahasa Indonesia ’kolom-kolom’ ke dalam tuturan bahasa Jawa. Fungsi campur kode reduplikasi tersebut adalah untuk memudahkan berkomunikasi dengan mitra tutur. Sehingga, mitra tutur Sugiharti dapat memahami apakah yang dimaksud oleh penutur Pramulardi. Campur kode ini merupakan campur kode positif artinya tidak mengganggu dalam berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur. Peristiwa campur kode yang keempat adalah campur kode kata yang ditandai dengan masuknya unsur bahasa Indonesia ’ penelitian ’ ke dalam tuturan berbahasa Jawa. Fungsi campur kode kata tersebut adalah untuk memudahkan berkomunikasi dengan mitra tutur Sugiharti. Sehingga, mitra tutur Sugiharti dapat memahami apakah yang dimaksud oleh penutur Pramulardi. Campur kode ini merupakan campur kode positif artinya tidak mengganggu dalam berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur. Peristiwa campur kode yang kelima adalah campur kode klausa baster yang ditandai dengan masuknya unsur bahasa Idonesia dan bahasa Inggris ke dalam tuturan bahasa Jawa yaitu ’penelitian action research’ . Fungsi campur kode klausa baster tersebut adalah untuk memudahkan berkomunikasi dengan mitra tutur. Sehingga, mitra tutur Sugiharti dapat memahami apakah yang dimaksud oleh penutur Pramulardi.

19. Sugiharti :