commit to user
xxxii subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka yaitu dengan
konteks keadaan pribadi,sosial, dan budaya mereka Johnson, 2006: 19.
b. Komponen Contextual Teaching and Learning CTL
CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni : konstruktivisme Constructivism, bertanya Questioning, menemukan Inquiry,
masyarakat belajar Learning Community, pemodelan Modelling dan penilaian sebenarnya Authentic Assesment Johnson, 2006: 21-22.
1. Konstruktivisme Constructivism
Konstruktivisme constructivism merupakan landasan berfikir filosofi pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas sempit dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu
memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide
bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri.
Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru.
2. Bertanya Questioning
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari ‘bertanya’. Questioning bertanya merupakan pendekatan pembelajaran CTL. Bertanya dalam
pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian
penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali 12
commit to user
xxxiii informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian
pada aspek yang belum diketahuinya. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna:
a. menggali informasi baik administrasi maupun akademis
b. mengecek pemahaman siswa
c. membangkitkan respon kepada siswa
d. mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
e. mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
f. memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
g. untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
h. untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa
Hampir pada semua aktivitas belajar questioning dapat diterapkan : antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara
siswa dengan orang lain yang didatangkan di kelas, dan sebagainya. Aktivitas bertanya juga ditemukan saat siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika
menemui kesulitan, ketika mengamati dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan itu dapat menimbulkan keinginan untuk bertanya.
3. Menemukan Inquiry
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi
yang diajarkannya. Adapun siklus inquiry adalah sebagai berikut:
a. observasi observation
b. bertanya questioning
c. mengajukan dugaan hyphotesis
d. pengumpulan data data gathering
e. penyimpulan conclussion
Pembelajaran berbasis inquiry merupakan strategi pembelajaran yang berpola pada metode-metode sains dan memberikan kesempatan siswa untuk
13
commit to user
xxxiv pembelajaran bermakna. Suatu masalah diajukan dan metode ilmiah digunakan
untuk memecahkan masalah tersebut. Langkah-langkah dalam pembelajaran inquiry antara lain:
a. merumuskan masalah dalam pembelajaran apapun
b. mengamati atau melakukan observasi
c. menganalisa dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,tabel,
dan karya lainnya. d.
mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien lain.
4. Masyarakat Belajar Learning Community
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar
meraut pensil dengan peraut elektronik, ia bertanya kepada temannya “Bagaimana caranya? Tolong bantuin aku” Lalu temannya yang sudah biasa, menunjukkan cara
mengoperasikan alat itu. Maka dua orang anak itu sudah membentuk masyarakat belajar learning community.
Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antara yang tahu dan belum tahu. Di ruang kelas, orang-orang yang ada di luar kelas,
semua adalah anggota masyarakat belajar. Di kelas CTL guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok belajar. Siswa
dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat
menangkap mengajari temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. Kelompok siswa dapat sangat bervariasi bentuknya,
baik keanggotaan, jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melakukan kolaborasi dengan mendatangkan seorang ahli ke kelas.
5. Pemodelan Modelling
Pada saat pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu berlangsung, sebaiknya ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara
mengoperasikan sesuatu, atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu, dengan demikian guru memberi model tentang bagaimana cara belajar. Dalam
14
commit to user
xxxv pembelajaran CTL, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan
melibatkan siswa. Seorang siswa dapat ditunjuk untuk memberi contoh mendemonstrasikan keahliannya. Siswa “contoh” tersebut dapat dikatakan sebagai
model. Siswa lain dapat menggunakan model tersebut sebagai “standar” kompetensi yang harus dicapainya, model juga dapat didatangkan dari luar.
6. Refleksi Reflection
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleks merupakan
respon terhadap suatu kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima, dengan demikian siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya.
Realisasi dalam pembelajaran berupa: rangkuman tentang apa yang dipelajari, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan dan saran tentang pembelajaran dan lain-
lain. 7.
Penilaian Yang Sebenarnya Authentic Assesment Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak. Penilaian
ini berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun
psikomotorik. Pembelajaran CTL lebih menekankan pada proses belajar daripada sekedaar hasil belajar. Oleh karena itu penilaian ini dilakukan terus menerus selama
kegiatan pembelajran berlangsung, yang mencakup penilaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keberhasilan pembelajaran CTL tidak hanya ditentukan oleh
perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek.
Dalam pembelajaran CTL, langkah-langkah yang ditempuh secara garis besarnya antara lain:
a. mengembangkan penilaian bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya
b. melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik
15
commit to user
xxxvi c.
mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya d.
menciptakan ‘masyarakat belajar’ belajar dalam kelompok e.
menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran f.
melakukan refleksi di akhir pertemuan g.
melakukan penilaian autentik Nurhadi, 2004: 103-106
Dalam pengelolaannya pembelajaran CTL ini dilakukan dengan model daur belajar yang dikemukakan oleh Martin dkk:
a. kegiatan awal eksplorasi, guru menyajikan fenomena untuk menggali
pengetahuan awal siswa b.
kegiatan inti eksplanasi,guru membimbing siswa merumuskan masalah dan hipotesis, melakukan kegiatan eksperimen, mencatat data, menganalisis dan
menyimpulkan data c.
pemantapan ekspansi, guru mengaplikasikan penguasaan konsep melalui kegiatan menjawab pertanyaan dalam penuntun belajar
d. penilaian evaluasi, guru melakukan penilaian melalui kegiatan presentasi
dan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat reflektif. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran CTL memiliki
kelebihan antara lain: a.
meningkatkan akademik siswa b.
siswa menjadi lebih aktif c.
siswa praktik, bukan menghafal d.
siswa dilatih untuk berfikir kritis e.
siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah Disamping memiliki kelebihan, pembelajaran CTL juga memiliki beberapa
kekurangan yaitu: a.
kegiatan belajar mengajar membutuhkan waktu yang lebih lama b.
keadaan kelas yang cenderung ramai jika siswa kurang memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar dalam kelompok
c. memerlukan persiapan rumit untuk melaksanakannya
16
commit to user
xxxvii
4. Laboratorium