commit to user
c
D. Pembahasan Hasil Analisa Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan pembelajaran CTL menggunakan laboratorium riil dan laboratorium virtual
terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid dan mengetahui pengaruh perbedaan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi
pokok sistem koloid serta interaksi antara pembelajaran CTL menggunakan laboratorium riil dan laboratorium virtual dengan kreativitas terhadap prestasi
belajar siswa pada materi pokok sistem koloid. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IA RSBI 1 sebagai
kelas eksperimen yang dikenai pengajaran CTL menggunakan laboratorium virtual dan kelas XI IA RSBI 6 sebagai kelas eksperimen yang dikenai pengajaran CTL
menggunakan laboratorium riil. Penentuan kelas eksperimen tersebut dilakukan dengan Cluster Random Sampling.
Sebelum dilakukan pembelajaran materi pokok sistem koloid terlebih dahulu dilakukan pretest. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa, seberapa jauh siswa telah memiliki pengetahuan mengenai pelajaran yang akan diikuti. Kemudian pada akhir pembelajaran materi pokok sistem koloid
dilakukan postest untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dari analisis variansi dua jalan untuk selisih nilai aspek kognitif dan nilai
afektif yang telah diuraikan di depan didapat hasil dari tiga pengujian hipotesis yang diajukan. Pada aspek kognitif dan afektif, hipotesis pertama dan kedua ditolak
sedangkan pada hipotesis ketiga diterima. 1.
Pengujian Hipotesis Pertama Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru
dengan peserta didik dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan, salah satunya yaitu memperoleh hasil belajar
yang memuaskan. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor eksternal yang termasuk pemilihan model maupun metode pembelajaran yang
tepat. Model maupun metode yang digunakan oleh guru akan bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini dicoba dikembangkan
CTL menggunakan laboratorium riil dan virtual dalam mengajarkan materi kimia 80
commit to user
ci sistem koloid semester genap kelas XI IA RSBI SMA Negeri 1 Cilacap pada tahun
pelajaran 20092010. Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan adanya praktikum baik secara riil maupun virtual, dapat
mengarahkan siswa untuk aktif dalam membangun pengetahuan sendiri hingga mereka menemukan konsep dari teori yang dipelajarinya. Dengan percobaan dengan
laboratorium riil akan menjadikan belajar lebih bermakna karena siswa mengalami secara nyata peristiwa-peristiwa yang terjadi selama praktikum. Proses pembelajaran
berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Sedangkan percobaan dengan laboratorium virtual merupakan percobaan yang dilakukan dengan menggunakan media komputer. Virtual adalah salah satu
aplikasi penggunaan teknologi komputer terbaru. Dalam hal ini virtual menampilkan tiga dimensi dengan penggunaan dapat secara aktif berpartisipasi dalam
pengoperasiannya. Penggunaan virtual dapat memberikan kesempatan untuk menemukan ide baru bagi yang menggunakan.
Materi sistem koloid merupakan materi yang berurutan secara sistematis. Dalam hal ini seorang siswa dituntut menemukan makna dari suatu konsep. Siswa
harus bisa menghubungkan konsep-konsep yang ia dapatkan sebelumnya. a.
Aspek Kognitif Hasil dari anava dua jalan aspek kognitif dari kedua metode tersebut
menunjukkan bahwa F
hitung
F
tabel
dengan nilai 5,778 3,978 yang berarti bahwa H
o
ditolak Lampiran 43 yang berarti H
1
diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan CTL menggunakan laboratorium
riil dan laboratorium virtual terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif pada materi kimia sistem koloid, maka diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi
ganda. 81
commit to user
cii Hasil dari uji komparasi ganda pasca anava antara pembelajaran CTL
menggunakan metode praktikum dan CTL dengan pemberian tugas menunjukkan bahwa F
hitung
F
tabel
dengan nilai 5,843 3,978 yang berarti bahwa H
o
ditolak Lampiran 44 yang berarti H
1
diterima. Hal ini membuktikan ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas CTL menggunakan laboratorium riil dan siswa kelas
CTL menggunakan laboratorium virtual. Karena rataan marginal CTL menggunakan laboratorium lebih besar daripada CTL menggunakan laboratorium virtual, yaitu
50,733 44,082 , maka CTL menggunakan laboratorium riil lebih meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa daripada CTL menggunakan laboratorium virtual
pada materi pokok sistem koloid kelas XI IA RSBI semester genap SMA Negeri 1 Cilacap tahun pelajaran 20092010.
Prestasi siswa yang diajar dengan pembelajaran CTL menggunakan laboratorium riil lebih tinggi daripada CTL menggunakan laboratorium virtual. Hal
ini dikarenakan materi sistem koloid adalah materi yang secara umum bersifat konkret nyata dan berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa
dapat aktif melakukan percobaan secara langsung dan nyata, mengamati prosesnya dan menyimpulkan hasil percobaannya, dimana percobaan yang dilakukan
berhubungan dengan benda-benda yang siswa temui dalam kehidupan sehari-hari. Melakukan percobaan dengan bahan-bahan yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari dan mengalami peristiwa secara nyata akan lebih memudahkan siswa dalam menemukan konsep materi yang dipelajarinya, dalam hal ini adalah koloid
karena siswa mengenal objek secara nyata. Dalam praktikum di laboratorium riil, banyak kemungkinan yang terjadi sehingga dapat mendorong siswa untuk lebih
berpikir kritis dalam memecahkan segala kemungkinan masalah yang ada. Selain itu siswa dapat bekerja aktif secara berkelompok sehingga memungkinkan terjadi
interaksi positif antar siswa dan tidak bosan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan demikian siswa merasa senang dan bersemangat saat belajar sehingga akan
mendukung meningkatnya prestasi kognitif. Sedangkan pada CTL menggunakan laboratorium virtual, kendalanya
adalah siswa tidak melihat secara nyata terhadap apa yang mereka praktikumkan sehingga siswa dituntut untuk memiliki kreativitas dan imajinasi yang tinggi dalam
82
commit to user
ciii melaksanakan praktikum secara virtual. Meskipun praktikum dengan laboratorium
virtual bisa dilakukan berulang-ulang tetapi siswa masih mengalami kesulitan dalam menemukan konsep. Hal ini dimungkinkan materi koloid yang secara umum bersifat
nyata sehingga siswa kesulitan untuk mendeskripsikan peristiwa nyata yang ada dalam laboratorium virtual.
b. Aspek Afektif
Hasil dari anava dua jalan aspek afektif dari kedua metode tersebut menunjukkan bahwa F
hitung
F
tabel
dengan nilai 9,813 3,978 yang berarti bahwa H
o
ditolak Lampiran 45 yang berarti H
1
diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan CTL menggunakan laboratorium
riil dan laboratorium virtual terhadap prestasi belajar siswa aspek afektif pada materi kimia sistem koloid, maka diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda.
Hasil dari uji komparasi ganda pasca anava antara pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan CTL menggunakan metode pemberian tugas
menunjukkan bahwa F
hitung
F
tabel
dengan nilai 9,928 3,978 yang berarti bahwa H
o
ditolak Lampiran 46. Dengan ditolaknya H
o
berarti H
1
diterima. Hal ini membuktikan ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas CTL menggunakan
laboratorium riil dan laboratorium virtual. Karena rataan marginal CTL menggunakan laboratorium riil lebih besar daripada CTL menggunakan
laboratorium virtual, yaitu 110,808 103,794, maka CTL menggunakan laboratorium riil lebih meningkatkan prestasi belajar afektif siswa daripada CTL
menggunakan laboratorium virtual pada materi kimia sistem koloid kelas XI IA RSBI semester genap SMA Negeri 1 Cilacap tahun pelajaran 20092010.
Rataan nilai afektif siswa yang diajar dengan CTL menggunakan laboratorium riil lebih besar daripada CTL menggunakan laboratorium virtual. Hal
ini disebabkan karena pada CTL menggunakan laboratorium riil siswa dituntut untuk bekerjasama dan lebih aktif serta kreatif dalam menemukan konsep dari materi
tersebut, sehingga mereka akan cenderung menemukan ide-ide dalam bereksperimen sampai mereka dapat membangun pengetahuan sendiri berdasarkan
pengalaman. Pengetahuan yang dibangun dari dirinya sendiri membuat mereka 83
commit to user
civ menjadi percaya terhadap kemampuan yang dimiliki dan bertanggung jawab dalam
memahami materi sistem koloid. Selain itu dengan metode eksperimen di laboratorium riil siswa dapat belajar menemukan konsep-konsep dengan berpikir
sistematis. Sedangkan pada siswa yang diajar dengan CTL menggunakan laboratorium virtual, kurang adanya interaksi antar siswa sehingga menjadi kurang
aktif karena mereka melaksanakan eksperimen dengan bantuan media komputer. Siswa tidak dapat mengamati secara nyata peristiwa yang terjadai saat praktikum
sehingga menyebabkan proses penemuan konsepnya kurang. 2.
Pengujian Hipotesis Kedua Hasil dari anava dua jalan aspek kognitif dan aspek afektif menunjukkan
bahwa F
hitung
F
tabel
. Pada anava dua jalan aspek kognitif F
hitung
4,43 F
tabel
3,978, sedangkan pada anava dua jalan aspek afektif F
hitung
12,962 F
tabel
3,978 yang berarti bahwa H
o
ditolak. Dengan ditolaknya H
o
berarti H
1
diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara kreativitas tinggi dan
rendah terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif dan aspek afektif pada materi pokok sistem koloid, maka diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda.
Hasil dari uji komparasi ganda pasca anava antara kreativitas tinggi dan rendah menunjukkan bahwa pada uji komparasi ganda aspek kognitif F
hitung
4,650 F
tabel
3,978 dan pada uji komparasi ganda aspek afektif F
hitung
12,991 F
tabel
3,978. Hal ini berarti perbedaan yang signifikan antara kreativitas tinggi dan rendah sehingga dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki kreativitas tinggi
prestasi belajar kognitifnya lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah. Begitu pula untuk aspek afektif terdapat perbedaan yang signifikan antara
kreativitas tinggi dan rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki reativitas tinggi prestasi belajar afektifnya lebih baik daripada siswa yang memiliki
kreativitas rendah pada materi pokok sistem koloid kelas XI IA RSBI semester genap SMA Negeri 1 Cilacap tahun pelajaran 20092010.
Kreativitas merupakan kemampuan untuk mengkombinasikan antara unsur-unsur yang baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya dan menerapkannya
dalam pemecahan. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki rasa ingin tahu 84
commit to user
cv yang tinggi dan memiliki keinginan untuk menciptakan atau menemukan hal baru
serta berani mengambil resiko. Mereka tertarik untuk mencoba-coba dan bereksperimen untuk menggali kreativitasnya hingga menemukan konsep sendiri.
Apabila terdapat hal-hal yang belum mereka mengerti saat praktikum, mereka cenderung berpikir luwes dan termotovasi untuk mencari jawaban dengan jalan
diskusi maupun mencari referensi lain. Berbeda dengan siswa yang memiliki kreativitas yang rendah, mereka akan melaksanakan praktikum sesuai dengan
perintah cara kerja tanpa mengeksplor kreativitasnya. Selain itu, jika mereka menemui kesulitan belum dimengerti, mereka tidak termotivasi untuk mencari dan
menemukan jawabannya sendiri. Pada materi sistem koloid perlu kemampuan siswa berpikir kreatif karena dalam proses belajarnya siswa akan menyoroti permasalahan
yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Jadi ada pengaruh antara kreativitas dengan prestasi yang akan dicapai oleh
siswa. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi maka ia akan selalu bersemangat belajar dan berusaha memahami materi yang diajarkan sehingga prestasi yang
dicapai juga akan bagus. Sebaliknya, siswa yang memiliki kreativitas rendah cenderung tidak tertarik terhadap materi yang diajarkan, malas belajar sehingga
prestasi yang dicapai juga tidak memuaskan. 3.
Pengujian Hipotesis Ketiga
Hasil dari anava dua jalan dengan menggunakan selisih nilai prestasi
kognitif menunjukkan bahwa F
hitung
F
tabel
. Pada anava dua jalan selisih nilai prestasi kognitif F
hitung
0,3 F
tabel
3,978 dan untuk prestasi afektif juga didapat F
hitung
0,00976 F
tabel
3,978, yang berarti bahwa H
o
diterima. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat interaksi antara penggunaan CTL menggunakan
laboratorium riil dan laboratorium virtual dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif pada materi kimia sistem koloid kelas XI IA RSBI
semester genap SMA Negeri 1 Cilacap tahun ajaran 20092010, maka tidak perlu dilakukan uji pasca anava.
Pembelajaran CTL Contextual Teaching and Learning menggunakan laboratorium riil lebih baik daripada pembelajaran CTL menggunakan laboratorium
85
commit to user
cvi virtual. Untuk kreativitas siswa, semakin tinggi kreativitas siswa maka semakin
tinggi pula prestasi belajar yang yang dicapai. Sehingga apapun metode pembelajaran yang digunakan, siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan memiliki
prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah. Sebaliknya, seberapapun tingkat kreativitas siswa, baik kategori tinggi maupun
rendah siswa yang dikenai pengajaran CTL menggunakan laboratorium riil akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang dikenai pengajaran
CTL menggunakan laboratorium virtual. Dapat disimpulkan bahwa apapun tingkat kreativitas siswa baik tinggi maupun rendah, siswa yang melakukan eksperimen di
laboratorium riil memiliki prestasi yang lebih baik daripada siswa yang melakukan eksperimen dengan media laboratorium virtual. Secara mandiri kreativitas siswa
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa tetapi setelah berinteraksi dengan metode pembelajaran yang digunakan kreativitas siswa tidak berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Pembelajaran menggunakan pendekatan CTL memberikan kontribusi yang
positif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi koloid terutama dengan cara eksperimen di laboratorium riil. Siswa lebih mudah menemukan konsep
materi yang mereka pelajari secara kreatif dari pengalaman yang mereka alami dengan benda-benda nyata yang ada di sekitar mereka.
86
commit to user
cvii
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN