commit to user
xliv
b. Ciri-ciri Kreativitas
Kreativitas berhubungan dengan faktor-faktor kognitif dan non kognitif. Hal ini diperlihatkan dalam ciri-ciri aptitide dan non aptitude dari kreativitas Utami
Munandar, 1999: 88-93.
Gambar 1. Ciri-ciri kreativitas ditinjau secara kognitif dan afektif Dalam gambar di atas ditunjukkan ciri-ciri non aptitude dari kreativitas
adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap dan perasaan, ciri-ciri non aptitude meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleng kemajemukan,
mapu mengambil resiko, dan bersifat menghargai. Rasa ingin tahu mencakup selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan pertanyaan dan peka dalam
pengamatan. Imajinatif mencakup mampu memperagakan atau membayangkan hal- hal yang belum terjadi dan menggunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan
khayalan dan kenyataan. Tertantang oleh kemajemukan mencakup terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi yang rumit dan lebih
tertarik pada tugas yang sulit. Sifat mengambil resiko menccakkup berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal mendapat kritik
dan tidak ragu-ragu karena ketidakjelasan. Sifat menghargai mencakup dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup dan menghargai kemampuan
dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. Sedangkan ciri-ciri aptitude adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan
kognitif, meliputi ketrampilan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, KREATIVITAS
Afektif non aptitude Kognitif aptitude
• Rasa ingin tahu
• Imajinatif
• Tertantang oleh kemajemukan
• Berani mengambil resiko
• Sifat menghargai
• Berpikir lancar
• Berpikir luwes
• Berpikir orisinil
• Elaborasi
• Mengevaluasi
24
commit to user
xlv elaborasimerinci dan mengevaluasi. Kemampuan berpikir lancar mencakup
kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelaesaian masalah atau pertanyaan, memberi banyak cara atau saran untuk melakukan banyak hal dan selalu
memikirkan lebih dari satu jawaban. Ketrampilan berpikir luwes mencakup kemampuan menghasilkan suatu gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi,
dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda, mencari alternatif jawaban yang berbeda, mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. Ketrampilan
berpikir orisinal mencakup kemampuan melahirkan ungkapan baru dan unik, mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.
Ketrampilan mengelaborasi mencakup kemampuan memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambahkan atau merinci dengan
detail dari suatu objek sehingga lebih menarik. Ketrampilan mengevaluasi mencakup kemampuan menentukan standar penilaian sendiri, mampu mengambil keputusan,
mencetuskan dan melaksanakan gagasan. Utami Munandar 1983 dalam Harsono 2009: 48 mengungkapkan proses
pemikiran kreatif dilakukan melalui 4 tahap yaitu: 1.
Tahap persiapan merupakan tahap pengumpulan informasi atau data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah. Cara yang dilakukan antara lain
menjajagi berbagi macam kemungkinan penyelesaian masalah. 2.
Tahap inkubasi merupakan tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri dari masalah untuk sementara waktu. Tahap ini sangat penting artinya bagi
proses timbulnya kreasi. 3.
Tahap iluminasi merupakan tahap timbulnya pandangan atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengakhiri munculnya
gagasan atau inspirasi baru. 4.
Tahap verifikasi atau evaluasi merupakan tahap pengujian inspirasi terhadap realita yang ada. Dalam hal ini diperlukan pemikiran kritis.
25
commit to user
xlvi
c. Pengukuran Kreativitas