commit to user
xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang harus segera diselesaikan oleh bangsa Indonesia. Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak
terlepas dari kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan pembelajaran di kelas merupakan bagian dari proses pendidikan yang bertujuan untuk membawa
suatu keadaan kepada keadaan baru yang lebih baik. Keberhasilan proses pendidikan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi
pemanfaatan prinsip-prinsip pembelajaran seperti pendekatan, model, strategi, dan metode pembelajaran. Hal ini harus dimanfaatkan secara optimal supaya mampu
mengembangkan semua unsur internal yang dimiliki peserta didik secara lebih intensif.
Pendekatan-pendekatan yang digunakan hendaknya mengacu pada empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO yang terdapat dalam buku
Learning: The Treasure Within yaitu belajar untuk mengetahui learning to know, belajar untuk melakukan sesuatubekerja terampil learning to do, belajar untuk
menjadi seseorangpribadi learning to be, dan belajar untuk menjalani kehidupan bersama learning to live together. Jadi, pembelajaran yang dilaksanakan tidak lagi
berpusat pada guru melainkan berpusat pada siswa Syafaruddin, 2002: 3. Sejauh ini pembelajaran yang diterapkan di Indonesia hanya bersifat satu
arah berupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa yang menitikberatkan pada penguasaan materi dan belum menuju pada aspek kecakapan hidup life skill
oriented sehingga hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal fakta-fakta dalam jangka pendek. Belajar akan lebih bermakna jika anak
‘mengalami’ sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya. Sehingga diperlukan konsepsi pembelajaran yang bisa meghadirkan situasi belajar yang
bermakna bagi siswa. Hal ini akan terwujud jika dalam pembelajaran terdapat upaya untuk menghadirkan suasana realistis yang bisa menghubungkan antara pengetahuan
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.
1
commit to user
xxii Pendekatan kontekstual merupakan salah satu bentuk pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan kearah kecakapan hidup life skill. Kecakapan hidup atau life skill merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani
menghadapi problema hidup dengan wajar tanpa merasa tertekan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu
mengatasinya. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Orientasi dari
pendekatan tersebut adalah guru bersama siswa bekerja dan mengalami pengetahuan yang dipelajari, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Siswa perlu mengerti makna belajar, apa manfaatnya, dan bagaimana mencapainya Nurhadi, 2004: 41.
Metode praktikum di laboratorium riil merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat khusus dan istimewa yang dimanfaatkan seoptimal mungkin yang
bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan yang nyata apa yang diperoleh dalam teori. Dalam metode ini siswa dapat
aktif melakukan percobaan secara langsung, mengamati prosesnya dan menyimpulkan hasil percobaannya, sehingga siswa dapat membentuk konsep dari
teori yang dipelajarinya. Dalam melaksanakan praktikum, siswa juga dapat melakukannya dengan
cara laboratorium virtual. Karakteristik laboratorium virtual adalah program yang berisi alat-alat laboratorium yang berfungsi sebagaimana alat riil. Para siswa diajak
untuk memberikan respon, komputer akan merespon dan memberikan feed back segera pada siswa dalam bentuk programmed instruction. Pada laboratorium virtual
siswa dapat melaksanakan percobaan sendiri secara bebas,tanpa ada rasa takut salah berdasarkan petunjuk praktikum yang ada, bahkan siswa dapat mengembangkan
sendiri dari petunjuk praktikum yang ada Mujiyono, 2005: 13. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran yaitu kreativitas. Kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang yang dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan
commit to user
xxiii yang tepat. Kreativitas merupakan hasil dari interaksi antara individu dan
lingkungannya. Kreativitas juga sangat dibutuhkan saat siswa melakukan praktikum untuk mengeksplor kemampuan serta ketrampilan yang dimilikinya. Seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, dengan demikian baik perubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat
menghambat upaya kreatif yang berperan penting dalam pembelajaran. Di dalam pelajaran kimia SMA, terdapat suatu materi yang penting untuk
diajarkan karena berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari, yaitu materi sistem koloid. Pada materi ini dibahas mengenai perbedaan antara sistem koloid dan sistem
dispersi lainnya, sifat-sifat koloid, pengaruh dari sifat-sifat koloid dan berbagai cara untuk membuat partikel koloid dalam dunia industri. Dengan mempelajari materi ini
siswa mendapatkan pengetahuan yang luas, bahkan manfaatnya menjadi lebih apabila siswa dapat menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Pada materi
sistem koloid lebih menekankan pada ketrampilan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan melakukan percobaan-percobaan yang
berkaitan dengan materi sistem koloid. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk aktif menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka dalam materi pokok
koloid Gebi dan Siti, 2007: 2. Dalam proses penyampaian materi pelajaran kimia yang dijumpai di SMA
Negeri 1 Cilacap masih menggunakan metode ceramah yang menjadikan guru sebagai pusat kegiatan belajar mengajar. Siswa pada umumnya mendengarkan,
membaca dan menghafal informasi yang diperoleh, sehingga konsep yang tertanam tidak kuat. Selain itu keterbatasan laboratorium dan waktu terkadang memaksa siswa
untuk tidak melaksanakan kegiatan praktikum. Hal ini dapat menimbulkan masalah dalam peningkatan prestasi belajar dan kreativitas siswa. Untuk meningkatkan
prestasi serta kreativitas siswa, diperlukan suatu pengembangan pendekatan, metode, maupun media pembelajaran. Hal inilah yang memotivasi dilakukannya pendekatan
yang berimplementasi pada kehidupan nyata. Pendekatan CTL yang dikombinasikan dengan metode praktikum dan berbantuan media komputer akan membantu siswa
untuk lebih mudah memahami dan menanamkan konsepnya dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user
xxiv Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul:
“Studi Komparasi Laboratorium Riil dengan Laboratorium Virtual pada Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL Terhadap Prestasi Belajar
Ditinjau dari Kreativitas Siswa pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Cilacap Tahun Ajaran 20092010”.
B. Identifikasi Masalah