STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) DENGAN METODESTUDENT TEAM S ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X v

(1)

commit to user

i

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN METODESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

DWI ANJANI DYAH. S . NIM: K7407063

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

DWI ANJANI DYAH. S . NIM: K7407063

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2011

Pembimbing I

Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd. NIP: 19500930 197603 1 001

Pembimbing II

Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd. NIP: 19691229 200501 2 001


(4)

commit to user

iv REVISI

Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .…….

Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M ... Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd ...


(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan:

Pada hari : Selasa Tanggal : 05 Juli 2011

Tim Penguji skripsi

Nama terang

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .…….

Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M ... Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd ...

Anggota II : Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd. ...

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP. 19600727 198702 1 001


(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Dwi Anjani Dyah. S. STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN METODE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode

Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode

Student Teams Achievement Division (STAD). (2) Untuk mengetahui prestasi belajar

siswa yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan metode Numbered

Heads Together (NHT) dengan metode Student Teams Achievement Division

(STAD).

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian

Randomized Subjects Postest - Only Design”. Populasi penelitian ini adalah siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011, sebanyak 4 kelas. Sampel terdiri dari 3 kelas, kelas XI IPS II sebagai kelompok eksperimen I, kelas XI IPS 1 sebagai kelompok eksperimen II dan kelas XI IPS 4 sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara random sampling, sedangkan kelas XI IPS 3 digunakan untuk uji instrumen penelitian.

Data penelitian ini berupa prestasi belajar akuntansi siswa yang diperoleh dari tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas metode Liliefors yang digunakan untuk menguji keadaan distribusi sampel, uji homogenitas dengan metode Bartlett. Uji hipotesis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number

Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student

Teams Achievement Division (STAD). Hasil ini diperoleh berdasarkan perolehan

rata-rata nilai kelompok eksperimen I yang menggunakan metode Number Heads

Together (NHT) sebesar 82,7442, sedangkan kelompok eksperimen II yang

menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) diperoleh rata-rata nilai sebesar 77,5455, jadi ada perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang menggunakan metode NHT dengan yang menggunakan metode STAD, sehingga H1 dalam penelitian ini telah terbukti. (2) Prestasi belajar siswa kelompok ekperimen I yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada kelompok eksperimen II yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD) dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis data

menggunakan uji t diperoleh harga (thitung > ttabel = 2,2100 > 1,67) dan (thitung > ttabel = 4,1155 > 1,67) dengan α = 5%, dan pencapaian prestasi belajar siswa kelompok ekperimen II yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi daripada kelompok kontrol, diperoleh harga (thitung > ttabel =


(7)

commit to user

vii

1,7368 > 1,67) dengan α = 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pencapaian prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode

Student Teams Achievement Division (STAD), sehingga H2 dalam penelitian ini


(8)

commit to user

viii ABSTRACT

Dwi Anjani Dyah. S. A COMPARATIVE STUDY OF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) METHOD AND STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) METHOD OF COOPERATIVE LEARNING VIEWED FROM THE ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT OF XI GRADERS OF SMA NEGERI 1 KARTASURA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta, July 2011.

The objectives of research are (1) to find out whether or not there is difference of accounting learning achievement between the students taught using Number Heads Together (NHT) method and those taught using Student Teams Achievement Division (STAD) method, and (2) to find out which one is the better student learning achievement between learning with Number Heads Together (NHT) method or that with Student Teams Achievement Division (STAD) method.

This study employed an experimental method with “randomized subjects posttest-only design”. The population of research was the XI graders of SMA Negeri 1 Kartasura in the school year of 2010/2011, consisting of 4 classes. The sample consisted of 3 classes: class XI IPS II as the experiment group I, class XI IPS 1 as the experiment group II and XI IPS 4 as the control group selected using random sampling technique, while class IPS 3 was used as the research instrument test.

The data of research contains the student accounting learning achievement obtained from the multiple choice objective test. The data analysis in this research was done using normality test with Liliefors method used to examine the condition of sample distribution, homogeneity with Bartlett method. The hypothesis test was done using t-test to find out the difference of learning achievement.

The result of research shows that (1) there is a difference of accounting learning achievement between the students taught using Number Heads Together (NHT) method and those taught using Student Teams Achievement Division (STAD) method. The result is obtained based on the mean value obtained by the experiment group I using Number Heads Together (NHT) method of 82.7442, while the experiment group II using Student Teams Achievement Division (STAD) method obtains the mean value of 77.5455, so there is a difference of learning achievement between the students taught using Number Heads Together (NHT) method and those taught using Student Teams Achievement Division (STAD) method, thus H1 in this research is supported. (2) The student learning achievement of experiment group I using Number Heads Together (NHT) method is better than that of experiment group II using Student Teams Achievement Division (STAD) method and control group. Based on the result of data analysis using t-test, the values (tstatistic > ttable = 2.2100 > 1.67) and (tstatistic > ttable = 4.1155> 1.67) are obtained with α = 5%, and the student learning achievement of experiment group II using Student Teams Achievement Division (STAD) method is higher than that of control group, the value (tstatistic > ttable = 1.7368 > 1.67) is obtained with α = 5%, so that it can be concluded that the student learning achievement using Numbered Heads Together (NHT) is better than that using Student Teams Achievement Division (STAD), so that H2 in this research is supported.


(9)

commit to user

ix MOTTO

”Sesungguhnya setiap kesulitan itu ada kemudahan” ( Q.S Al Insyiroh: 6)

Perjuangan ini mengajarkanku pada makna sebuah usaha, kesabaran dan keikhlasan untuk merealisasikan mimpi menjadi keberhasilan yang nyata.

(Penulis)

Berawal dari mimpi sebuah cita-cita terangkai, berbekal semangat, usaha dan doa kesuksesan akan tercapai

(Penulis)


(10)

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:  Ibu dan Bapakku

Doa dan kasih sayangnya senantiasa bisa membangkitkan semangatku untuk menggapai angan dan cita-citaku.

 Mas Jun dan dek Difa

Bersamamu bisa memotivasiku untuk terus melanjutkan perjuangan ini.  Pak Sigit dan Bu Mar

Bimbingan dan motivasinya memacuku untuk menyelesaikan skripsi ini.  Nero (Dian, Dyah, Dessy, Erlin), Nurul, Arni, Atta’, Lita, Sapto, Edi,

Derin, Agnes, Devina, Rohmad, Trahari, Eri, Samsul, Ilmi. Keberadaanmu selalu membuat hari-hariku menjadi tak biasa serta

menjadi penyemangat dalam keputusasaanku.  Sahabat-sahabat CAKA’07

Canda tawa dan dukungan kalian selalu hadir di saat aku jenuh dan hampir menyerah dengan keadaan.


(11)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberi kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh peneliti untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Sri Sumaryati, S.Pd. M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan dukungan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Bidang Keahlian Khusus Akuntansi yang dengan tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan dalam penyusunan skipsi ini.

7. Drs. H. Widodo, MM, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kartasura dan Dra. Sri Padmiyati selaku guru pamong, beserta seluruh keluarga besar SMA Negeri 1 Kartasura yang telah banyak memberikan bantuan bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

8. Ibu dan Bapak tercinta, yang selalu memberikan semangat, kasih sayang serta doa dan dukungan yang tak henti-hentinya mengiringi peneliti hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(12)

commit to user

xii

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sanagat peneliti harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Juni 2011


(13)

commit to user

xiii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGAJUAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN ... iii

REVISI ... iv

PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... viii

MOTTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran ... 9

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 9

b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ... 10

c. Komponen dan Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran ... 11


(14)

commit to user

xiv

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Untuk Belajar.. 11

2. Pembelajaran Kooperatif... 13

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 13

b. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 14

c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif ... 15

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 16

e. Macam-Macam Metode dalam Pembelajarn Kooperatif . 16 3. Metode Numbered Heads Together (NHT) ... 17

a. Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT) .. 17

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Heads Together (NHT) ... 18

c. Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together (NHT) ... 19

4. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)... 20

a. Pengertian Metode Student Teams Achievement Division (STAD) ... 20

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Student Teams Achievement Division (STAD) ... 21

c. Langkah-Langkah Metode Student Teams Achievement Division (STAD) ... 21

5. Prestasi Belajar Akuntansi ... 24

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 24

b. Fungsi Prestasi Belajar ... 24

c. Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi ... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

1. Tempat Penelitian ... 32


(15)

commit to user

xv

B. Populasi dan Sampel ... 33

1. Populasi Penelitian ... 33

2. Sampel Penelitian ... 33

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 33

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Sumber Data ... 33

2. Variabel Penelitian ... 34

3. Instrumen Penelitian ... 34

D. Rancangan Penelitian... 39

E. Teknik Analisis Data ... 40

1. Uji Prasyarat Analisis ... 40

2. Uji Hipotesis ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAAN A. Deskripsi Data ... 44

1. Deskripsi Data Umum ... 44

a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kartasura ... 44

b. Visi, Misi dan Tujuan ... 45

c. Struktur Organisasi ... 45

d. Kurikulum ... 47

e. Sarana dan Prasarana ... 47

f. Data Siswa ... 47

2. Deskripsi Data Khusus ... 48

a. Kelompok Eksperimen I ... 49

b. Kelompok Eksperimen II ... 50

c. Kelompok Kontrol ... 51

B. Pengujian Prasyarat Analisis... 52

1. Uji Normalitas ... 52

2. Uji Homogenitas ... 53

C. Hasil Pengujian Hipotesis... 53

1. Hasil Uji t ... 53


(16)

commit to user

xvi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ... 58

B. Implikasi ... 58

C. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(17)

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif ………... 16

Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan ……… 22

Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok ……… 22

Tabel 4. Fase-Fase Pembelajaran dengan Metode STAD ……… 23

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi ……… 32

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ……… 36

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ……… 37

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Suatu Item ……….. 37

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Suatu Item ………. 38

Tabel 10. Rancangan Penelitian “Randomized Subject PosttestOnly Design” 40

Tabel 11. Data Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kartasura Beserta Wali Kelasnya ..48

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Eksperimen I ……… 49

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Eksperimen II ………. 50

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Kontrol ……… 51

Tabel 15. Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Akuntansi ……….. 52

Tabel 16. Data Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ……… 53

Tabel 17. Data Hasil Uji Honogenitas Nilai Posttest Prestasi Belajar Akuntansi.. 53


(18)

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Akuntansi ……….. 26 Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir Tentang Penerapan Metode NHT dan Metode STAD ………. 31 Gambar 3. Struktur Organisasi Sekolah ………. 46 Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelompok Eksperimen I ……….... 50 Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelompok Eksperimen II ………... 51 Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi


(19)

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Siswa Kelompok Eksperimen I ………. 63

Lampiran 2. Daftar Siswa Kelompok Eksperimen II ……… 64

Lampiran 3. Daftar Siswa Kelompok Kontrol ……….. 65

Lampiran 4. Daftar Siswa Try Out(Uji Soal) ……….... 66

Lampiran 5. Daftar Kelompok Diskusi Kelompok Eksperimen I ………. 67

Lampiran 6. Daftar Kelompok Diskusi Kelompok Eksperimen II ……… 68

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen I …. 69

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen II … 73

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol …… …. 77

Lampiran 10. Materi Pembelajaran Akuntansi ……… 81

Lampiran 11. Soal Latihan ……….. 86

Lampiran 12. Jawaban Latihan Soal ……….. 87

Lampiran 13. Soal-Soal Posttest……… 88

Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Posttest……….. 95

Lampiran 15. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Taraf Pembeda Soal ………. 96

Lampiran 16. Contoh Perhitungan Uji Validitas Instrumen ………. 99

Lampiran 17. Contoh Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ………. 100

Lampiran 18. Contoh Perhitungan Taraf Kesukaran Suatu Item ………. 101

Lampiran 19. Contoh Perhitungan Taraf Pembeda Suatu Item ……… 102

Lampiran 20. Data Kemampuan Awal Siswa ……….. 103

Lampiran 21. Daftar Nilai PosstestSiswa ……… 104

Lampiran 22. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen I ……… 105

Lampiran 23. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen II ..……… 107

Lampiran 24. Uji Normalitas Kelompok Kontrol ……… 109

Lampiran 25. Uji Homogenitas ……… 111

Lampiran 26. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen I dengan Kelompok Eksperimen II ………. 112


(20)

commit to user

xx

Lampiran 27. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen I dengan

Kelompok Kontrol ………. 113

Lampiran 28. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen II dengan Kelompok Kontrol ……….. 114

Lampiran 29. Skor Perkembangan Nilai STAD ……….. 115

Lampiran 30. Daftar Tabel F ………... 118

Lampiran 31. Harga Kritik Chi Kuadrat ………. 119

Lampiran 32. Nilai Kritik Uji Lilliefors ………. 120


(21)

commit to user


(22)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menghadapi era globalisasi yang semakin pesat dan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan pondasi untuk terciptanya generasi muda yang berkualitas. Dengan adanya sumberdaya manusia yang berkualitas dapat menunjang perkembangan dan kemajuan kehidupan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3) yang memuat tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, dalam tatanan mikro pendidikan harus mampu menghasilkan SDM berkualitas dan professional sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Sisdiknas Pasal 3 di atas, termasuk di dalamnya kebutuhan dunia kerja dan respons terhadap terhadap perubahan masyarakat setempat. Dengan demikian, pendidikan harus mampu menciptakan lulusan yang mampu berpikir global serta dilandasi oleh akhlak yang mulia. (Mulyasa, 2007: 4).

Pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Dalam hal ini, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh seluruh komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas tenaga pendidik (guru), kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai, suasana belajar yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Namun demikian, guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan karena guru yang berinteraksi langsung dengan peserta didiknya sehingga guru yang lebih mengetahui perubahannya.


(23)

commit to user

2 Proses pembelajaran juga harus diperhatikan kualitasnya, yang mana merupakan kegiatan utama yang dilakukan di sekolah sebagai penentu keberhasilan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Siswa yang mengikuti pembelajaran diharapkan mengalami perubahan baik dalam ilmu pengetahuan maupun perilakunya. Dengan perubahan yang lebih baik dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah, yang mana prestasi belajar merupakan alat ukur untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah guru. Dalam hal ini guru dipandang sebagai faktor kunci dalam keberhasilan pembelajaran, karena guru setiap hari berinteraksi secara langsung dengan peserta didiknya dalam proses belajar mengajar. Guru memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran yang berkaitan erat dengan kemampuannya dalam memilih model pembelajaran yang dapat memberi keefektivitasan pembelajaran kepada siswa. Sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, minat terhadap pembelajaran guru, dan berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Strategi guru dalam memilih model pembelajaran yang akan diterapkan sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Seorang guru harus mampu menggunakan model-model pembelajaran dalam mengajar. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses belajar mengajar, karena dengan banyaknya model pembelajaran yang ada, seorang guru dituntut dapat memilih model yang tepat dan sesuai dengan kemampuan guru serta siswanya, karena sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang paling baik, setiap model memiliki spesifikasi masing- masing.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian, SMA Negeri 1 Kartasura merupakan salah satu sekolah negeri yang mempunyai input atau masukan siswa-siswa yang memiliki kemampuan dan daya tangkap terhadap materi yang disampaikan sangat bervariasi, sehingga prestasi belajar yang mampu dicapai masing-masing siswa juga beranekaragam. Salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XI program IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah mata pelajaran Akuntansi. Siswa wajib mengikuti setiap


(24)

commit to user

3 pembelajaran akuntansi dan diharapkan dapat memahami dan menguasai setiap materi yang disampaikan oleh guru. Mata pelajaran akuntansi sangat berkaitan erat dengan kemampuan berpikir logika dan nalar seseorang. Namun, masih banyak siswa yang kurang paham terhadap pembelajaran akuntansi karena siswa cenderung pasif dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan dan hanya semata-mata mendengarkan apa yang dikatakan gurunya tanpa adanya timbal balik dari siswa.

Tingkat penguasaan materi yang rendah akan mempersulit siswa dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal, karena akuntansi selain harus menguasai teori-teorinya juga harus sering melakukan praktik-praktik mengerjakan soal, jadi siswa juga harus ikut berperan aktif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Kurang maksimalnya prestasi belajar yang dicapai siswa tidak hanya disebabkan oleh perbedaan kemampuan dan daya tangkap yang di miliki masing-masing siswa, tetapi juga karena minimya minat belajar dari siswa itu sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik yang muncul dari dalam diri siswa maupun lingkungan eksternalnya. Misalnya siswa cenderung bosan mengikuti kegiatan pembelajaran karena keadaan kelas yang kurang kondusif ataupun siswa bosan terhadap pola pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran akuntansi masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Meskipun model pembelajaran konvensional saat ini masih bisa diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, tapi sebaiknya guru memberikan variasi-variasi dengan berbagai metode pembelajaran yang baru untuk mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi dan akhirnya prestasi belajar akuntansi pun juga akan meningkat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti ingin mencoba memberikan variasi model pembelajaran baru yang belum pernah diterapkan oleh guru dalam pembelajaran akuntansi. Model pembelajaran yang akan diterapkan pada siswa XI IPS khususnya mata pelajaran akuntansi adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem


(25)

commit to user

4 pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif lebih dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Pada pembelajaran kooperatif siswa dituntut dapat bekerjasama dengan teman-teman kelompoknya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan atau kasus yang diberikan oleh guru. Jadi, siswa mampu berfikir sendiri dalam memecahkan setiap masalah dan tidak hanya terpusat pada guru.

Pembelajaran kooperatif memiliki bermacam-macam metode, diantaranya adalah Numbered Heads Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Metode NHT ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sedangkan pada pembelajaran kooperatif dengan metode STAD (Student Teams Achievement

Divisions) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana untuk diterapkan pada kegiatan belajar mengajar bagi guru yang baru akan menggunakan pendekatan kooperatif.

Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri dari atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan mereka bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu. (Slavin, 2010: 11)

Dalam pelaksanaannya, metode NHT dan STAD menuntut siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran akuntansi yaitu dengan ikut aktif berdiskusi, menyampaikan pendapatnya, bertanya, menghargai perbedaan pendapat dan mengajarkan kepada siswa untuk bisa bekerjasama dalam kelompok. Jadi, siswa yang paling berperan aktif dalam pembelajaran akuntansi dan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan penerapan metode ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kesiapan masing-masing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.


(26)

commit to user

5 Namun, pada pembelajaran dengan metode NHT siswa yang bertugas menyampaikan hasil diskusi dari kelompoknya akan dipilih secara acak oleh guru berdasarkan nomor yang dimilikinya. Semua anggota kelompok mempunyai peluang yang sama untuk menjadi wakil dari kelompoknya dalam menyampaikan hasil diskusinya, jadi setiap anggota kelompok harus benar-benar paham hasil diskusi kelompoknya.

Berdasarkan pemaparan masalah diatas, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian untuk menguji pencapaian prestasi belajar siswa yang lebih baik antara menggunakan metode NHT dibandingkan dengan metode STAD yang akan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran akuntansi sebagai alternatif penggunaan metode pembelajaran. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011 dengan judul: Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Heads Together (NHT) dengan Metode Student

Teams Achievement Division (STAD) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat diidentifkasi permasalahan sebagai berikut:

1. Mengapa prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Kartasura kurang maksimal?

2. Mengapa dalam pembelajaran akuntansi siswa cenderung pasif?

3. Apakah diperlukan suatu pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?

4. Apakah terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams


(27)

commit to user

6 C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, diperlukan pembatasan masalah supaya penelitian ini lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XI IPS semester 2 SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Obyek Penelitian

a. Metode Pembelajaran

1) Metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada kelas eksperimen I.

2) Metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada kelas eksperimen II.

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dibatasi pada nilai kognitif yang diperoleh siswa dari hasil post test.

c. Materi Pokok

Materi pokok dalam penelitian ini adalah Jurnal Penyesuaian.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD)?

2. Apakah prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads

Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang


(28)

commit to user

7 E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD).

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT ) dengan metode

Student Teams Achievement Division (STAD).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan: 1. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai metode pembelajaran yang tepat untuk pencapaian prestasi belajar siswa yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan metode

Numbered Heads Together (NHT ) dengan metode Student Teams

Achievement Division (STAD).

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Memberikan variasi belajar kepada siswa untuk menghindari kejenuhan dan memberikan kemudahan kepada siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa lebih mandiri dan tidak hanya berpusat pada guru.

b. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru yang berupa alternatif pilihan metode pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.


(29)

commit to user

8 c. Bagi Peneliti

Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari proses perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk membekali peneliti sebagai calon guru yang nantinya akan menentukan model pembelajaran yang tepat bagi siswanya.


(30)

commit to user

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999: 9), menyatakan bahwa “belajar adalah suatu perilaku”. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Menurut Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1999: 6), “belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Jadi, dengan belajar akan membawa perubahan yang positif bagi pebelajar”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang dapat mengubah pola perilaku peserta didik kearah yang lebih baik, yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual.

Untuk mendukung peserta didik dalam belajar, maka perlu diadakan kegiatan belajar yang sudah terencana atau lebih dikenal dengan pembelajaran. Menurut Gino et al, (1999: 32), pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar.. Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran sangat erat hubungannya dalam mengusahakan perubahan yang positif bagi peserta didik baik dalam lingkup akademik maupun perubahan tingkah laku yang prosesnya melibatkan berbagai komponen yaitu tujuan, materi, metode atau strategi, media, serta evaluasi.


(31)

commit to user

10 b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Kegiatan belajar dan pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting, karena semua komponen dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar, sehingga program-program belajar dapat berjalan secara terprogram dan terarah.

Tujuan belajar menurut Bloom dalam Gino et al (1999: 19) dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kognitif, psikomotor dan afektif.

1) Ranah kognitif, meliputi enam tingkatan yaitu: a) Pengetahuan (Knowledge)

b) Pemahaman (Comprehension) c) Penerapan (Aplication)

d) Analisis (Analysis) e) Sintesis (Synthesis) f) Evaluasi (Evaluation) 2) Ranah afektif/sikap

a) Kemampuan menerima (Receiving) b) Kemampuan menanggapi (Responding) c) Berkeyakinan (Valuing)

d) Penerapan kerja (Organization) e) Ketelitian (Correcterzation by value) 3) Ranah psikomotor

a) Gerak tubuh (Body movement)

b) Koordinasi gerak (F inaly coordinated movement) c) Komunikasi non verbal (Non verbal communication) d) Perilaku bicara (Speech behaviours)

Tujuan pembelajaran merupakan apa yang ingin dicapai oleh guru dan siswanya pada akhir suatu pembelajaran. Jadi, tujuan pembelajaran merupakan hasil akhir dari proses pembelajaran. Menurut Djiwandono dalam Gino et al (1999: 40), ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). TIU menggariskan hasil-hasil di bidang studi yang seharusnya dicapai oleh siswa, sedangkan TIK merupakan penjabaran yang lebih konkrit dari suatu TIU menyangkut satu pokok bahasan atau topik pelajaran tertentu.


(32)

commit to user

11 c. Komponen dan Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran, kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yang mendukung, antara lain sebagai berikut:

1) Siswa, merupakan seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan penyimpan setiap isi pelajaran yang disampaikan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.

2) Guru, merupakan seseorang yang bertindak sebagai pendidik yang memberikan pengajaran kepada anak didiknya serta sebagai pengelola dalam pembelajaran agar dapat terlaksana dengan efektif.

3) Tujuan, pernyataan tentang sesuatu yang diinginkan setelah terjadinya pembelajaran yang bisa menjadikan pedoman dalam proses pembelajaran. 4) Bahan Ajar, adalah informasi atau materi yang berupa konsep-konsep yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

5) Metode, cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian materi kepada siswa.

6) Media, alat, perlengkapan atau perantara yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.

Unsur-unsur dinamis dalam belajar merupakan unsur-unsur yang dapat berubah dalam proses belajar. Unsur-unsur dinamis yang terkait dalam belajar diantaranya sebagai berikut:

1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa dalam belajar. 2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya.

3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya. 4) Suasana belajar dan upaya penyediaannya.

5) Kondisi subyek yang belajar dan upaya penyiapan peneguhannya.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Untuk Belajar

Tercapainya tujuan belajar dan pembelajaran yang sudah dijelaskan diatas, tidak hanya dipengaruhi oleh komponen-komponen yang ada, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang senantiasa mempengaruhi siswa untuk belajar. Menurut


(33)

commit to user

12 Dimyati dan Mudjiono (1999: 239-253), faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor Intern, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri.

a) Sikap terhadap belajar: penilaian atau persepsi siswa terhadap belajar sangat mempengaruhi keinginannya untuk belajar.

b) Motivasi belajar: merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.

c) Konsentrasi belajar: merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tertuju pada isi bahan belajar maupun aktivitas belajar.

d) Mengolah bahan belajar: merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.

e) Menyimpan perolehan hasil belajar: merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan.

f) Menggali hasil belajar yang tersimpan: merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima.

g) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar: merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar.

h) Rasa percaya diri siswa: merupakan keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.

i) Intelegensi dan keberhasilan siswa: merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien.

j) Kebiasaan belajar: merupakan penguat dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan kurang baik.

k) Cita-cita siswa: merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa yang ingin diwujudkannya dengan berbagai cara.


(34)

commit to user

13 2) Faktor Ekstern, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar

yang timbul dari luar.

(a) Guru sebagai Pembina siswa belajar: guru harus bisa memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan semangat belajar yang merupakan wujud emansipasi siswa.

(b) Prasarana dan sarana pembelajaran: kelengkapan dan pengelolaan prasarana dan sarana pembelajaran yang baiklah yang dapat mendukung proses pembelajaran berhasil dengan baik.

(c) Kebijakan penilaian: sekolah dan guru diharapkan berlaku arif dan bijak dalam menyampaikan keputusan hasil belajar siswa.

(d) Lingkungan sosial siswa di sekolah: suasana lingkungan sosial siswa berpengaruh pada semangat dan proses belajar siswa.

(e) Kurikulum sekolah: kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah kurikulum nasional yang disyahkan oleh pemerintah atau suatu kurikulum yang disahkan oleh yayasan pendidikan.

2. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin dalam Isjoni (2010: 15), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Pembelajaran kooperatif menurut Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007: 42), merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Pembelajaran dengan model kooperatif, siswa dituntut agar dapat bekerjasama dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, semua anggota kelompok harus memahami dan menguasai hasil dari diskusi kelompok tersebut. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berperan aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.


(35)

commit to user

14 Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang heterogen, dan satu sama lain saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru.

b. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2005: 31-36), unsur-unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan adalah sebagai berikut: 1) Saling Ketergantungan Positif, 2) tanggung jawab perseorangan, 3) tatap muka, 4) komunikasi antar anggota, 5) evaluasi proses kelompok

Unsur saling ketergantungan positif, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Jadi, semua siswa dalam satu kelompok saling bekerjasama dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau kasus yang diberikan oleh guru.

Tanggung jawab perseorangan merupakan kunci untuk menjamin anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama secara individu.

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan dampak positif bagi anggota kelompok. Hasil pemikiran dari beberapa siswa akan lebih baik dibandingkan dengan pemikiran individual.

Siswa sebaiknya dibekali berbagai keterampilan berkomunikasi dalam kelompok. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru sebaiknya memberikan cara-cara berkomunikasi yang baik. Hal ini akan bermanfaat untuk siswa yang nantinya akan mewakili kelompoknya untuk memaparkan hasil diskusi kelompoknya.


(36)

commit to user

15 Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tentunya mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya. Menurut Isjoni (2010: 20), ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1) Setiap anggota memiliki peran, 2) terjadi interaksi langsung di antara siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman kelompoknya, 4) guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok, 5) guru hanya berinteraksi dengan siswa saat diperlukan.

Setiap anggota dalam kelompok belajar kooperatif memiliki peran sendiri-sendiri dalam kelompoknya, tetapi tetap bekerjasama dalam menyelesaikan masalah atau tugas yang diberikan oleh guru. Semua anggota memiliki peran yang sama dalam untuk keberhasilan kelompoknya.

Hubungan interaksi secara langsung terjadi diantara siswa dalam kelompok. Interaksi ini terjadi akibat adanya saling ketergantungan positif antar siswa dalam kelompok untuk saling membantu, menyampaikan pendapatnya, dan memberikan motivasi dalam kegiatan diskusi kelompok.

Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk bisa bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan juga teman kelompoknya. Siswa yang sudah menguasai topik yang diberikan guru berkewajiban untuk menjelaskan kepada teman kelompoknya yang belum mengerti.

Guru sangat berperan dalam membangun dan mengembangkan ketrampilan interpersonal kelompok dalam berkomunikasi dengan teman kelompoknya baik dalam menyampaikan pendapatnya maupun menyampaikan hasil kelompoknya kepada kelompok lain.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang hanya akan berinteraksi bila siswa membutuhkannya, tetapi tetap memantau dan membimbing jalannya diskusi.


(37)

commit to user

16 d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya, yang sesuai dengan ciri-ciri yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Menurut Agus Suprijono (2010: 65-66), langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase. Fase-fase itu ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1: P resent goals and set

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar.

Fase 2: P resent information Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal.

Fase 3: Organize student into learning teams

Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.

Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya. Fase 5: Test on the materials

mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresen-tasikan hasil kerjanya.

Fase 6: P rovide recognition

Memberikan pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan presentasi individu maupun kelompok.

e . Macam-Macam Metode dalam Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif selain mempunyai unsur-unsur, ciri-ciri dan tahapan pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang lain juga mempunyai beberapa macam metode. Menurut Trianto (2010: 67-87), macam-macam metode dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1) Student Teams Achievement Division (STAD), 2) Jigsaw, 3) Investigasi Kelompok, 4) Think P air Share (TPS), 5)

Numbered Heads Together (NHT), 6) Teams Games Tournaments (TGT).

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode

dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Metode ini


(38)

commit to user

17 diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

Jigsaw atau yang dikenal dengan “Tim Ahli” merupakan metode

pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli untuk tiap topik yang berbeda. Untuk ahli yang mempunyai topik yang sama bergabung menjadi satu untuk menyelesaikan tugasnya, kemudian kembali ke kelompok semula untuk mengajarkan topik yang sudah mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberikan tes pada semua topik yang diberikan secara individu.

Investigasi Kelompok merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan sulit untuk diterapkan. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang sudah dipilihnya, kemudian mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

Think P air Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk banyak berpikir, merespons dan saling membantu pasangan diskusinya dalam menyelesaikan tugas dari guru.

Numbered Heads Together (NHT) merupkan pembelajaran kooperatif yang

terdiri dari empat fase yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama dan menjawab. Dalam pembelajaran ini siswa juga dibagi menjadi kelompok-kelompok yang tiap anggota kelompok-kelompok mempunyai nomor sendiri-sendiri.

Teams Games Tournaments (TGT) atau Pertandingan Permainan Tim. Pada

model ini siswa akan memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain agar memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

3. Metode Numbered Heads Together (NHT) a. Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT)

Metode Number Heads Together (NHT) merupakan salah satu bagian dari model pembelajaran kooperatif. Menurut Trianto (2007: 62), metode Number Heads


(39)

commit to user

18

Together (NHT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang rancang

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Menurut Spenser Kagan dalam Anita Lie (2005: 59-60), metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, metode ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Number

Heads Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya dalam kelompok belajar serta mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Heads Together (NHT)

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, karena pada dasarnya tidak ada metode pembelajaran yang paling baik untuk diterapkan pada semua topik pembelajaran. Menurut Spencer Kagan dalam Herta Delima Sitorus et al (2010: 2), kelebihan dan kelemahan metode NHT diantaranya sebagai berikut:

Kelebihan metode NHT:

1) Kelas menjadi hidup dan dinamis

2) Setiap siswa mendapat kesempatan untuk berekspresi dan mengeluarkan pendapatnya.

3) Munculnya jiwa kompetensi yang sehat.

4) Waktu untuk mengoreksi hasil kerja siswa, lebih efektif dan efisien. Kelemahan metode NHT:

1) Adanya alokasi waktu yang panjang.

2) Ketidakbiasaan siswa melakukan pembelajaran kooperatif, sehingga siswa terkadang merasa kaget dan merasa bosan.


(40)

commit to user

19 c. Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009: 42), langkah-langkah pembelajaran metode Number Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.

2) Guru memberikan tugas dan masing- masing kelompok mengerjakannya. 3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok dapat mngerjakannya atau mengetahui jawabannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6) Kesimpulan

Menurut Trianto (2007: 62-63), dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut:

1) Fase 1 : Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5.

2) Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat sangat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.

3) Fase 3 : Berfikir Bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

4) Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dalam kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-6.

2) Guru memberikan tugas yang sesuai dengan materi yang telah dibahas sebelumya.


(41)

commit to user

20 3) Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru, dan

memastikan bahwa semua anggota dalam kelompok tersebut mengetahui jawaban yang benar dan dapat mengerjakannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa yang nomornya dipanggil akan menyampaikan hasil diskusi dari kelompok mereka.

5) Tanggapan siswa dari kelompok lain, kemudian guru memanggil nomor yang lain.

6) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.

3. Metode Student Teams Achievement Division (STAD) a. Pengertian Metode Student Teams Achievement Division (STAD)

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana untuk diterapkan pada kegiatan belajar mengajar bagi guru yang baru akan menggunakan pendekatan kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin. Slavin (2010: 11) mengatakan bahwa:

Dalam STAD para siswa dabagi dalam tim belajar yang terdiri dari atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan mereka bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Menurut Trianto (2010: 68), STAD merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dalam setiap kegiatan pembelajaran, yang dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu: penyampaian materi, diskusi, presentasi, kuis dan penghargaan kelompok.


(42)

commit to user

21 b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Student Teams Achievement Division

(STAD)

Metode Student Teams Achievement Division (STAD) juga mempunyai kelebihan dan kelemahan, seperti halnya dengan metode kooperatif yang lainnya. Menurut Sunarto (2009: 3), kelebihan dan kelemahan dari metode STAD diantaranya sebagai berikut:

Kelebihan metode STAD:

1) Siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati orang lain. 2) Siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang lain. 3) Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain.

4) Siswa mampu menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan menyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti. 5) Mampu mengembangkan potensi yang berhasil guna, berdaya guna, kreatif

dan bertanggungjawab. Kelemahan metode STAD:

1) Membutuhkan alokasi waktu yang lama.

2) Anggota kelompok yang malas hanya mengandalkan pada teman mereka yang rajin, sehingga menjadikannya tidak berpikir mandiri.

3) Penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.

b. Langkah-Langkah Metode Student Teams Achievement Division (STAD) Menurut Slavin dalam Agus Suprijono (2010: 51-53), dalam proses pembelajarannya, STAD melalui lima tahapan yang meliputi:

1) Tahap penyajian materi

Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai dan memotivasi rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Selanjutnya, guru menyampaikan materinya.

2) Tahap kegiatan kelompok

Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.


(43)

commit to user

22 3) Tahap tes individual

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas.

4) Tahap penghitungan skor perkembangan individu

Dihitung berdasarkan skor awal, hal ini dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi yang terbaik sesuai dengan kemampuaannya.

5) Tahap pemberian penghargaan kelompok.

Diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Tahap pemberian kelompok dilakukan dengan menjumlahkan skor perkembangan individu dari masing-masing kelompok. Menurut Slavin dalam Trianto (2007: 55), kriteria perkembangan skor dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan

Nilai Tes Skor

Perkembangan - Lebih dari 10 poin di bawah skor awal

- 10 poin di bawah sampai 1 pon di bawah skor awal - Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal

- Lebih dari 10 poin di atas skor awal

- Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal)

0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin

Perhitungan skor perkembangan individu dilakukan dengan menghitung selisih antara nilai awal dan nilai posstest, selanjutnya skor kelompok dihitung dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Menurut Trianto (2007: 56), sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori kelompok sebagai berikut: Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok

Rata-rata tim Predikat

0 ≤ × ≤ 5 5 ≤ × ≤ 15 15 ≤ × ≤ 25 25 ≤ × ≤ 30

- Tim baik Tim hebat Tim super


(44)

commit to user

23 Menurut Trianto (2010: 70-71), langkah-langkah pembelajaran STAD didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase. Fase-fase dalam pembelajaran ini dijelaskan dalam tabel 4.

Tabel 4. Fase-Fase Pembelajaran dengan Metode STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan/menyampaikan informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan. Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5

Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarakan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberikan penghargaan

Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.

2) Guru menyajikan materi yang akan dipelajari.

3) Siswa mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru dengan kelompoknya. 4) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan

kelompok lain menanggapinya.

5) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi. 6) Memberikan penghargaan pada kelompok terbaik.


(45)

commit to user

24 4. Prestasi Belajar Akuntansi

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena dengan prestasi belajar dapat menjadi pedoman untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43), prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar siswa merupakan suatu bukti keberhasilan dari usaha belajar siswa, yang dapat diketahui siswa yang bersangkutan ketika telah menyelesaikan suatu aktivitas belajar tertentu. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, guru dapat mengetahui kemampuan dan kedudukan anak didiknya di dalam kelas.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai pebelajar setelah melakukan kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan masalah yang sangat penting, karena sepanjang hidupnya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-masing. Menurut Zainal Arifin (2010: 12-13), fungsi utama dari prestasi belajar antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (F eedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern suatu institusi

pendidikan. Indikator intern berarti bahwa prestasi belajar dijadikan indikator tingkat pendidikan atau produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern bahwa rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator


(46)

commit to user

25 kesuksesan anak didik dalam masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerapkan seluruh materi pelajaran.

c. Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi

Menurut Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the

American Institute of Certified P ublic Accountants) dalam Ahmed Riahi-Belkaoui

(2000: 37), mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut. Menurut American accounting Association (AAA) dalam Agus Suranto, Maksum Habibi, Kardiman dan Sudibyo (2005: 2), mendefinisikan akuntansi sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi merupakan suatu proses identifikasi, pencatatan, penggolongan dan peringkasan yang berkaitan dengan informasi keuangan yang bermanfaat sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya.

Menurut Yoga Firdaus et al (2005:7-8), manfaat akuntansi sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan informasi ekonomi (informasi keuangan perusahaan) yang akurat sehingga pemakai dapat mengambil keputusan dengan tepat. 2) Untuk memberikan pertanggungjawaban manajemen kepada para pemilik

perusahaan.

3) Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.

4) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, serta modal suatu perusahaan.

5) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan.


(47)

commit to user

26 6) Memberikan informasi keangan yang membantu para pemakai laporan

keuangan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 7) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva

dan kewajiban suatu perusahaan.

8) Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.

Menurut Yoga Firdaus et al (2005: 82-83), pencatatan akuntansi terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: 1) pembuatan atau penerimaan bukti untuk transaksi-transaksi yang terjadi, 2) pencatatan bukti transaksi-transaksi ke dalam jurnal, 3) pemindahan dari buku jurnal ke buku besar, 4) menyusun kertas kerja, 5) menyusun laporan keuangan dengan berpedoman pada kertas kerja, 6) berpedoman pada kertas kerja; mencatat ayat jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke dalam jurnal umum, 7) membukukan ayat jurnal penyesuaian dan penutup kedalam buku besar, 8) menyusun neraca saldo setelah penutupan. Kegiatan-kegiatan dalam akuntansi dapat diperjelas dengan gambar siklus akuntansi dibawah ini:

Gambar 1: Siklus Akuntansi. (Yoga Firdaus et al, 2005: 82) Neraca Saldo

Jurnal

Kertas Kerja Buku Besar

- Laporan Laba-Rugi

- Laporan Perubahan ekuitas - Neraca

Jurnal Penutup Buku Besar

Bukti Transaksi


(48)

commit to user

27 Hasil akhir dari kegiatan akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan menurut Yoga Firdaus et al (2005: 62-68) adalah laporan yang menyajikan informasi keuangan yang dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Menurut Umi Muawanah et al (2008: 22-25), laporan keuangan terdiri dari empat macam yaitu: 1) laporan laba-rugi, 2) laporan perubahan ekuitas, 3) neraca, dan 4) laporan arus kas.

Laporan laba-rugi (income statement) adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai seluruh hasil operasi (pendapatan) dan beban yang dikeluarkan (beban usaha) dalam kegiatan selama suatu periode tertentu. laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi, yang disebut laba bersih (net income), dan sebaliknya jika beban melebihi pendapatan disebut rugi bersih (net losses). Dampak dari pendapatan yang dihasilkan dari beban yang terjadi selama sebulan beroperasi ditunjukkan dalam persamaan dasar akuntansi sebagai kenaikan dan penurunan ekuitas pemilik. Pengaruh adanya laba bersih suatu periode akan meningkatkan ekuitas pada periode tersebut, sebaliknya, jika terjadi rugi bersih akan menurunkan ekuitas pemilik dalam periode yang bersangkutan.

Laporan ekuitas melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan ini merupakan penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini.

Neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukkan aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik per tanggal tertentu. Bentuk neraca ada 2 (dua), yaitu bentuk akun (account form) dan bentuk laporan (report form). Pada neraca bentuk akun, aset ditempatkan di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan ekuitas ada di sebelah kanan.

Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) arus kas dari aktivitas operasi, (2) aktivitas investasi, (3) aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi. Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya berbeda dari jumlah laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar secara tunai. Arus kas dari aktivitas investasi. Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau


(1)

commit to user

Hasil pengujian hipotesis prestasi belajar akuntansi menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa yang menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebih tinggi daripada penggunaan metode Student Teams

Achievement Division (STAD), maupun metode ceramah, tanya jawab dan

pemberian tugas. Rata-rata nilai posstest kelompok eksperimen I yaitu 82,7442, kelompok eksperimen II 77,5455 dan kelompok kontrol 74,8444. Hal ini terbukti pada hasil distribusi frekuensi menunjukkan bahwa kelompok eksperimen I mempunyai rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok eksperimen II maupun kelompok kontrol. Selain berdasarkan distribusi frekuensi, hasil analisis data yang dilakukan dengan uji t juga menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar kelompok eksperimen I lebih tinggi daripada kelompok eksperimen II (thitung > ttabel = 2,2100 > 1,67), rata-rata prestasi belajar kelompok eksperimen I

lebih tinggi daripada kelompok kontrol (thitung > ttabel = 4,1155 > 1,67), dan rata-rata

prestasi belajar kelompok eksperimen II lebih tinggi daripada kelompok kontrol (thitung > ttabel = 1,7368 > 1,67).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini telah terbukti, yaitu prestasi belajar siswa yang menggunakan metode

Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).


(2)

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pencapaian prestasi belajar siswa

antara pembelajaran yang menggunakan metode metode Number Heads

Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student

Teams Achievement Division (STAD). Hasil uji t dalam penelitian ini diperoleh harga thitung > ttabel, sehingga menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan dalam pencapaian prestasi belajar kedua kelompok eksperimen tersebut.

2. Prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together

(NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka implikasi yang dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Penelitian ini menjelaskan bahwa keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pemilihan metode

pembelajaran. Guru hendaknya mampu memilih dan menetapkan metode

pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan guru dan siswa serta cocok umtuk materi yang akan disampaikan. Pembelajaran dengan menggunakan metode NHT mendorong siswa untuk lebih aktif dan mampu berfikir kritis dalam berdiskusi, karena nantinya guru akan menunjuk nomor siswa untuk mewakili kelompoknya, sehingga siswa lebih siap dan paham dengan materi yang sedang dipelajari dan bisa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Akhirnya, mereka bisa dengan mudah mengerjakan soal posstest yang diberikan oleh guru dan memperoleh hasil yang


(3)

commit to user

maksimal. Pembelajaran dengan metode STAD selalu bekerja dalam tim, sehingga siswa cenderung santai dan hanya mengandalkan pada teman yang dianggap pandai dalam kelompoknya untuk mewakili kelompoknya, walaupun pada akhirnya akan ada penghargaan kelompok.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa yang menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dari pada pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru, khususnya guru mata pelajaran akuntansi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran dan pencapaian prestasi belajar siswa yang maksimal. Selain itu, guru juga harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar baik faktor intern maupun ekstern dan yang paling utama guru harus bisa memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran akuntansi sehingga dapat meningkatkan minat, keaktifan dan prestasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan saran-saran yang diharapkan dapat berguna dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru sebaiknya menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT)

dalam pembelajaran akuntansi, untuk memberikan kesempatan pada siswa

mengembangkan keaktifan, kreatifitas dan kemampuan berpikir kritis sehingga nantinya akan berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran akuntansi.

2. Bagi Siswa

Siswa hendaknya selalu ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan tidak hanya terpusat pada guru agar siswa dapat menjadi pribadi yang mandiri


(4)

commit to user

dan mampu memecahkan setiap permasalahan atau soal-soal yang diberikan oleh guru baik secara individu maupun kelompok.

3. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya meningkatkan profesionalitas dan kualitas guru dalam bidangnya dengan mengadakan seminar atau kegiatan dalam rangka pengembangan ketrampilan guru mengenai penggunaan berbagai macam metode pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, sekolah harus

menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung terciptanya kegiatan

pembelajaran yang berkualitas, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan prestasi belajar siswa pun juga kan maksimal.


(5)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi P AIKEM).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agus Suranto, Maksum Habibi, Kardiman dan Sudibyo. 2009. P rinsip-P rinsip Akuntansi 2 SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.

Anas Sudijono. 2008. P engantar Evaluasi P endidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anita Lie. 2005. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Budiyono. 2009. Statistika Untuk P enelitian. Surakarta: UNS Press.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan P embelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Emzir. 2008. Metodologi P enelitian P endidikan (Kuantitatif dan Kualitatif).

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Endang Purwaningsih. 2008. Studi Komparasi P enerapan Model P embelajaran Kooperatif dan Konvensional terhadap P restasi Belajar Mata P elajaran Ekonomi Kelas X di MAN Karangannyar Ta hun P elajaran 2007/2008.

Skipsi. Universitas Sebelas Maret.

Felisia Denta Cahyani. 2010. P enerapan Metode P engajaran Numbered Heads Togethet (NHT) Untuk Meningkatkan P restasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas

X SMK Bhineka Karya 1 Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi.

Universitas Sebelas Maret.

Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1994. Belajar dan P embelajaran I. Surakarta: UNS Press.

Herta Delima Sitorus. 2010. Efektivitas Model P embelajaran Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata P elajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap Hasil Belajar Siswa.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning (Efektivitas P embelajaran Kelompok).


(6)

commit to user

Masidjo. 1995. P enilaian P encapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi P embelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Sigit Santosa. 2011. P enelitian P endidikan. Surakarta: UNS Press.

Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning (Teori, Riset dan P raktik). Bandung: Nusa Media.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2006. Metode P enelitian P endidikan, P endekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2002. P rosedur P enelitian Suatu P endekatan P raktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sunarto. 2009. P eningkatan Motivasi dan Hasil Belajar F isika Listrik Dinamis Melalui Model P embelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dengan Lembar Kerja Tersruktur (LKT) pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 2 Boyolali Tahun P elajaran 2008/2009.

Sutratinah Tirtonegoro. 1988. Anak Supernormal dan P rogram P endidikannya. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Trianto. 2007. Model-Model P embelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

______. 2010. Mendesain Model P embelajaran Inovatif-P rogresif. Jakarta: Prenada Media Group.

Umi Muawanah dan Fahmi Poernawati. 2008. Konsep Dasar Akuntansi dan

P elaporan Keuangan. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Yoga Firdaus. 2005. P elajaran Akuntansi SMA Untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Zainal Arifin. 2010. Evaluasi P embelajaran (P rinsip, Teknik, P rosedur). Bandung:


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI TINGKAT KEAKTIFAN SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUB

0 6 110

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI Pengaruh Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (Nht) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas Vii Smp Negeri

0 3 14

Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ( NHT) Dan Student Team Achievement Division (STAD) pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi

0 4 100

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN METODE KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

4 18 99