Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

commit to user 15 Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tentunya mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya. Menurut Isjoni 2010: 20, ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1 Setiap anggota memiliki peran, 2 terjadi interaksi langsung di antara siswa, 3 setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman kelompoknya, 4 guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok, 5 guru hanya berinteraksi dengan siswa saat diperlukan. Setiap anggota dalam kelompok belajar kooperatif memiliki peran sendiri- sendiri dalam kelompoknya, tetapi tetap bekerjasama dalam menyelesaikan masalah atau tugas yang diberikan oleh guru. Semua anggota memiliki peran yang sama dalam untuk keberhasilan kelompoknya. Hubungan interaksi secara langsung terjadi diantara siswa dalam kelompok. Interaksi ini terjadi akibat adanya saling ketergantungan positif antar siswa dalam kelompok untuk saling membantu, menyampaikan pendapatnya, dan memberikan motivasi dalam kegiatan diskusi kelompok. Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk bisa bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan juga teman kelompoknya. Siswa yang sudah menguasai topik yang diberikan guru berkewajiban untuk menjelaskan kepada teman kelompoknya yang belum mengerti. Guru sangat berperan dalam membangun dan mengembangkan ketrampilan interpersonal kelompok dalam berkomunikasi dengan teman kelompoknya baik dalam menyampaikan pendapatnya maupun menyampaikan hasil kelompoknya kepada kelompok lain. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang hanya akan berinteraksi bila siswa membutuhkannya, tetapi tetap memantau dan membimbing jalannya diskusi. commit to user 16

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya, yang sesuai dengan ciri-ciri yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Menurut Agus Suprijono 2010: 65-66, langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase. Fase-fase itu ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif FASE-FASE PERILAKU GURU Fase 1: P resent goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar. Fase 2: P resent information Menyajikan informasi Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal. Fase 3: Organize student into learning teams Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien. Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya. Fase 5: Test on the materials mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresen- tasikan hasil kerjanya. Fase 6: P rovide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan presentasi individu maupun kelompok. e . Macam-Macam Metode dalam Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif selain mempunyai unsur-unsur, ciri-ciri dan tahapan pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang lain juga mempunyai beberapa macam metode. Menurut Trianto 2010: 67-87, macam-macam metode dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1 Student Teams Achievement Division STAD, 2 Jigsaw , 3 Investigasi Kelompok, 4 Think P air Share TPS, 5 Numbered Heads Together NHT, 6 Teams Games Tournaments TGT. Student Teams Achievement Division STAD merupakan salah satu metode dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Metode ini commit to user 17 diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Jigsaw atau yang dikenal dengan “Tim Ahli” merupakan metode pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen. Masing- masing anggota kelompok ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli untuk tiap topik yang berbeda. Untuk ahli yang mempunyai topik yang sama bergabung menjadi satu untuk menyelesaikan tugasnya, kemudian kembali ke kelompok semula untuk mengajarkan topik yang sudah mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberikan tes pada semua topik yang diberikan secara individu. Investigasi Kelompok merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan sulit untuk diterapkan. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang sudah dipilihnya, kemudian mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Think P air Share TPS atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk banyak berpikir, merespons dan saling membantu pasangan diskusinya dalam menyelesaikan tugas dari guru. Numbered Heads Together NHT merupkan pembelajaran kooperatif yang terdiri dari empat fase yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama dan menjawab. Dalam pembelajaran ini siswa juga dibagi menjadi kelompok- kelompok yang tiap anggota kelompok mempunyai nomor sendiri-sendiri. Teams Games Tournaments TGT atau Pertandingan Permainan Tim. Pada model ini siswa akan memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain agar memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

3. Metode

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI TINGKAT KEAKTIFAN SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUB

0 6 110

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI Pengaruh Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (Nht) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas Vii Smp Negeri

0 3 14

Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ( NHT) Dan Student Team Achievement Division (STAD) pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi

0 4 100

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN METODE KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

4 18 99