Peran Apoteker dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit

undangan. Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit privat. − Rumah Sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero. Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan. Rumah Sakit pendidikan ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan. Rumah Sakit pendidikan merupakan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya UU No. 44 Tahun 2009. Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanannya. Klasifikasi rumah sakit umum sebagai berikut: a. Rumah Sakit umum kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas. b. Rumah Sakit umum kelas B mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11 spesialistik luas dan subspesialistik terbatas. c. Rumah Sakit umum kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dasar. d. Rumah Sakit umum kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

2.4 Peran Apoteker dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Di rumah sakit apoteker berperan dalam penerapan terapi dengan memastikan ketepatan pemberian obat oleh dokter, penyediaan obat dan memastikan penggunaan obat UNIVERSITAS SUMATRA UTARA dengan tepat. Apoteker juga berperan dalam manajemen farmasi rumah sakit Siregar dan Lia, 2004.

2.5 Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit

Panitia Farmasi dan Terapi PFT menurut Kepmenkes No. 1197MenkesSKX2004 adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara staf medik dan staf farmasi. Anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker yang mewakili farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya. Menurut SK Menkes No. 1197MenkesSKX2004 fungsi dan ruang lingkup PFT terkait dengan perannya dalam pelayanan farmasi rumah sakit adalah: a. Menyusun formularium rumah sakit sebagai pedoman utama bagi para dokter dalam memberi terapi kepada pasien. Pemilihan obat untuk dimasukkan ke dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi produk obat yang sama. PFT berdasarkan kesepakatan dapat menyetujui atau menolak produk obat atau dosis obat yang diusulkan oleh SMF. b. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit c. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan meneliti rekam medik kemudian dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi. d. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat. e. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat. f. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional Siregar, 2004. Tujuan dibentuknya Panitia Farmasi dan Terapi yaitu: UNIVERSITAS SUMATRA UTARA a. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat, dan evaluasinya. b. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai kebutuhan. Keanggotaan PFT terdiri dari 8-15 orang. Semua anggota tersebut mempunyai hak suara yang sama. Pada rumah sakit umum besar, misalnya kelas A atau B, perlu dibentuk suatu struktur organisasi PFT yang terdiri atas keanggotaan inti yang mempunyai hak suara sama, sebagai suatu tim pengarah dan pengambil keputusan. Anggota inti ini dibantu oleh berbagai subpanitia yang dipimpin oleh salah seorang anggota inti. Anggota dalam subpanitia adalah dokter praktisi spesialis, apoteker spesialis informasi obat, apoteker spesialis farmasi klinik, dan berbagai ahli sesuai dengan keahlian yang diperlukan dalam tiap subpanitia Siregar, 2004.

2.6 Formularium Rumah Sakit