Setiap akhir bulan petugas melakukan stock opname yaitu menghitung jumlah dan kondisi kadaluarsa perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang dan membuat laporan
sisa stok.
3.3.3 Sub Instalasi Distribusi
Sub Instalasi Distribusi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang apoteker. Distribusi perbekalan farmasi obat-obatan dan alat kesehatan merupakan salah
satu fungsi utama pelayanan farmasi rumah sakit. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah menjamin pemberian obat yang benar dan tepat kepada pasien sesuai dengan dosis dan
jumlah yang tertulis pada resepkartu obat. Sistem distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat inap dilakukan berdasarkan resep perorangan Individual
Prescription. Untuk pasien rawat inap ASKES, Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pemprovsu untuk sediaan injeksi dilakukan berdasarkan One Day Dose Dispensing ODDD, namun
sediaan oral belum dilakukan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak perbekalan farmasi pada sore dan malam hari emergency dengan sistem floor stock.
One Day Dose Dispensing ODDD merupakan sistem distribusi di mana obat dikemas untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan apoteker dalam memonitor
penyampaian perbekalan farmasi kepada pasien sehingga tercapai penggunaan obat yang rasional dan efektif.
Secara umum sistem pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi pada sub instalasi distribusi adalah sebagai berikut:
a. Sub instalasi distribusi meminta perbekalan farmasi ke gudang berdasarkan besarnya
kebutuhan rumah sakit dengan menggunakan formulir B2 Permintaan dan Pengeluaran Farmasi.
b. Sub instalasi distribusi menerima barang dari gudang dan menyalurkannya
berdasarkan permintaan melalui resep, dan kartu obat.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Sistem pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran barang dari dan ke sub instalasi distribusi dilakukan dengan cara cross check dengan sub instalasi administrasi setiap
bulan. Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan melalui:
a. Pelayanan farmasi pasien umum rawat inap dan rawat jalan.
b. Pelayanan farmasi pasien ASKES, Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pemprovsu rawat
inap. c.
Pelayanan farmasi pasien Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pemprovsu rawat jalan. d.
Apotek satelit Instalasi Gawat Darurat IGD. e.
Apotek satelit Instalasi Bedah Sentral IBS. f.
Distribusi ruang perawatanpoliklinik.
3.3.3.1 Pelayanan Farmasi Rawat Inap Jalan Umum
Pelayanan farmasi rawat inap jalan melayani pasien umum, pasien kredit pasien yang berasal dari perusahaan yang bekerja sama dengan RSUD Dr. Pirngadi seperti PJKA,
PLN, dan lain-lain, dan pasien penderita HIV. Permintaan obat menggunakan resepkartu obat. Untuk pasien penderita HIV harus disertai kartu pasien VCT Voluntary Counseling
and Testing. Pasien rawat jalan umum berasal dari poliklinik seperti poliklinik paru, gigi, mata, neurologi, obstetri dan ginekologi, nefrologi, gastrologi, kardiologi, dan lain-lain.
Pasien umum yang rawat inap berasal dari ruang rawat inap seperti ruang VIP, Plus A, Plus B. Pasien HIV berasal dari poliklinik VCT .
1. Prosedur Pelayanan Rawat Jalan
a. Pasien umum
Pasien umum adalah masyarakat umum yang datang untuk berobat ke rumah sakit dan harus membayar pengobatannya sendiri karena tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun.
Prosedur pelayanan farmasi rawat jalan:
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
i. Pasien memberikan resep kepada apotekerasisten apoteker.
ii. Resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien setuju lalu
membayar, maka obat segera disiapkan. iii.
Obat diserahkan beserta kuitansi rangkap dua. Lembar asli diberikan pada pasien dan lembar copy sebagai pertinggal di apotek Pelayanan Farmasi Rawat Jalan.
iv. Resep asli dan kuitansi disimpan di apotek yang akan diserahkan kepada bagian
administrasi untuk diperiksa kembali dan diarsipkan. Nomor resep sama dengan nomor kwitansi. Uang yang diterima akan disetorkan ke bagian keuangan.
b. Pasien kredit pasien yang berasal dari perusahaan yang bekerja sama dengan RSUD
Dr. Pirngadi. i.
Pasien menyerahkan resep rangkap tiga disertai surat keterangan dari perusahaan yang sudah disetujui oleh bagian keuangan rumah sakit.
ii. Apotekerasisten apoteker memeriksa kelengkapan resep, dan menyiapkan obat serta
memberi etiket. iii.
Obat diserahkan kepada pasien disertai informasi yang dibutuhkan. iv.
Pasien menandatangani resep sebagai bukti telah menerima obat. c.
Pasien poliklinik VCT Voluntary Counseling and Testing. Prosedur pelayanan farmasi pasien VCT:
i. Pasien membawa resep asli yang telah diberi stempel dari poliklinik VCT disertai kartu
pasien VCT lalu diserahkan kepada apotekerasisten apoteker. ii.
Resep diperiksa kelengkapannya, lalu obat disiapkan. iii.
Obat-obat yang diambil dicatat di dalam kartu pasien VCT. iv.
Lalu obat diserahkan kepada pasien. v.
Pasien menandatangani buku catatan pengambilan obat.
2. Prosedur Pelayanan Farmasi Rawat Inap
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
a. Pasien umum
i. Perawatkeluarga pasien membawa kartu obatresep ke apotek.
ii. Jika pasien membawa kartu obat, maka obat yang terdapat di kartu obat disalin kembali
pada blanko copy resep. Obat tersebut diberi harga, jika pasien setuju lalu membayar, maka obat segera disiapkan.
iii. Obat diserahkan beserta kuitansi rangkap dua. Lembar asli diberikan pada pasien dan
lembar copy sebagai pertinggal di apotek Pelayanan Farmasi Rawat Inap. iv.
Lembar copy resep dan kuitansi disimpan di apotek yang akan diserahkan kepada bagian administrasi untuk diperiksa kembali dan diarsipkan.
b. Pasien kredit
i. Pasien menyerahkan resep rangkap tiga disertai surat keterangan dari perusahaan
kepada apotekerasisten apoteker. Resep sudah diperiksa dan disetujui oleh bagian keuangan rumah sakit.
ii. Apotekerasisten apoteker memeriksa kelengkapan resep, dan menyiapkan obat serta
memberi etiket. iii.
Obat diserahkan kepada pasien disertai informasi yang dibutuhkan. iv.
Pasien menandatangani resep sebagai bukti telah menerima obat.
3.3.3.2 Pelayanan Farmasi Rawat Inap ASKESJamkesmasMedan SehatPemprovsu.
Pasien ASKES adalah pasien yang berasal dari Instansi Pemerintahan yaitu PNS Pegawai Negeri Sipil beserta keluarga yang meliputi istri dan 2 orang anak. Jaminan untuk
anak maksimum sampai umur 21 tahun kecuali disertai surat aktif kuliah, jaminan sampai umur 25 tahun.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas adalah suatu program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara
nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Peserta Jamkesmas adalah semua anggota keluarga
yang termasuk dalam kartu keluarga yang dinyatakan miskin oleh lurah setempat. Untuk pasien Jamkesmas, pemberian obat berdasarkan formularium Jamkesmas.
Penagihan biaya dilakukan satu bulan sekali ke bagian keuangan rumah sakit setelah semua berkas dan data-data terkumpul dan telah diperiksa oleh apoteker dan disetujui oleh Kepala
Instalasi Farmasi serta tim verifikasi. Ada beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Jamkesmas diantaranya:
a. Kertas resep rangkap tiga
b. Membawa fotokopi kartu Jamkesmas
c. Protokol terapi untuk obat-obat khusus dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Medan Sehat adalah salah satu program pemerintah daerah kota Medan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga kota Medan yang tidak mempunyai jaminan
kesehatan apapun seperti Jamkesmas atau Askes. Jika pasien berasal dari keluarga yang mampu, maka tidak diperbolehkan mengikuti program Medan Sehat ini. Pemberian obat
pasien Medan Sehat adalah sesuai formularium Jamkesmas. Penagihan biaya juga sama ketentuannya seperti pasien Jamkesmas. Beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Medan
Sehat diantaranya: a.
Pasien membawa resep b.
Membawa fotokopi kartu peserta Medan Sehat c.
Protokol terapi untuk obat-obat khusus dan hasil pemeriksaan laboratorium. Program Kesehatan Pemprovsu adalah salah satu kebijakan pemerintah Propinsi
Sumatera Utara untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Sumatera Utara yang
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun seperti Jamkesmas, Medan Sehat, atau Askes. Setiap warga Sumatera Utara berhak menjadi peserta program ini, tetapi harus memenuhi
syarat yang telah ditetapkan. Pemberian obat pasien Pemprovsu juga disesuaikan dengan formularium Jamkesmas. Penagihan biaya juga sama ketentuannya seperti pasien Jamkesmas.
Beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Pemprovsu diantaranya: a.
Membawa fotokopi KTP b.
Membawa fotokopi Kartu Keluarga c.
Memiliki Surat Permohonan Bantuan Pelayanan Kesehatan dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
d. Memiliki surat keterangan kurang mampu dari kelurahan yang diketahui oleh Camat.
e. Membawa surat rujukan dari puskesmasdokterspesialisRS Daerah.
Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien askes ditunjukan dalam Gambar 3.1
Resep dan Status Pasien Di bawa perawat ke apotek
Petugas apotek memeriksa kesesuaian dan kelengkapan resep
Petugas askes memeriksa kesesuaian resep
Apoteker melegalisasi dan memeriksa kerasionalan obat
Resep diberi nomor dan dicatat
Penyiapan obat Di buat CPO catatan pemberian obat
Obat diantar ke ruangan
Obat diberikan kepada Pasien
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 3.1 Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien askes
Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien jamkesmas,medan sehat, dan pemprovsu ditunjukkan dalam Gambar 3.2
Gambar 3.2
Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pemprovsu
Resep dan Status Pasien
Di bawa perawat ke apotek
Petugas apotek memeriksa kesesuaian dan kelengkapan resep
Apoteker melegalisasi dan memeriksa kerasionalan obat
Resep diberi nomor dan dicatat
Penyiapan obat
Di buat CPO catatan pemberian obat
Obat diambil oleh perawat
Obat diberikan kepada Pasien
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3.3.3.3 Pelayanan Farmasi Pasien JamkesmasMedan SehatPemprovsu Rawat Jalan.
Pelayanan farmasi ini khusus melayani pasien JamkesmasMedan SehatPemprovsu rawat jalan. Pasien JamkesmasMedan SehatPemprovsu ini berasal dari berbagai poliklinik
di rumah sakit. Prosedur pelayanan farmasi untuk pasien jamkesmas, medan sehat dan pemprovsu Rawat
jalan ditunjukkan dalam Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Pelayanan Farmasi Pasien JamkesmasMedan SehatPemprovsu Rawat Jalan
Resep dari Poliklinik Di bawa pasien ke apotek
Petugas apotek memeriksa kesesuaian dan kelengkapan jaminan
Petugas apotek memeriksa kesesuaian resep
Resep diberi nomor dan dicatat oleh asisten apoteker
Penyiapan obat dan diberi etiket Obat dicatat dalam kartu obat
Obat diserahkan kepada pasien
Pasien menandatangani resep Apoteker melegalisasi dan memeriksa
kerasionalan obat
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3.3.3.4 Pelayanan Farmasi di Instalasi Gawat Darurat IGD
Pelayanan farmasi di IGD dipimpin oleh seorang apoteker. Pelayanan farmasi di IGD selama 24 jam dilayani oleh petugas yang terbagi atas 3 shift yaitu pagi, siang dan malam
hari. Pada setiap pergantian shift dilakukan serah terima barang dan uang. Pengadaan barang dari unit gudang dengan menggunakan formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran
Farmasi. Tugas dan fungsi dari pelayanan farmasi di IGD:
a. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk dari IGD, baik pada jam kerja
maupun diluar jam kerja dan hari libur. Melayani pasien umum, pasien Askes, pasien Jamkesmas, pasien Medan Sehat, pasien Pemprovsu, pasien kredit dan pasien yang tidak
diketahui identitasnya Mr.Mrs. X. b.
Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang memerlukan tindakan bedah di KBE Kamar Bedah Emergensi, yaitu tindakan bedah yang dilakukan 24 jam untuk yang tidak
terjadwal. c.
Pasien yang membutuhkan Observasi ODC One Day Care d.
Fungsi ODC One Day Care yaitu sebagai tempat observasi pasien yang memerlukan penanganan khusus seperti pasien jantung, hipertensi. Pemantauan keadaan pasien di
ODC ini dilakukan 1 hari 12 jam. Jika pasien tidak diperbolehkan untuk pulang lebih dari 12 jam maka pasien dimasukkan ke ruang rawat inap, dan untuk terapi tambahan
maka petugas ruangan mengambil perbekalan farmasi di instalasi rawat inap.
Prosedur pelayanan farmasi di IGD: a.
Pasien Umum
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
i. Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kartu obat dan di
resep sementara. ii.
Perawat IGD membawa kartu obat dan resep tersebut ke pelayanan farmasi IGD. iii.
Petugas pelayanan farmasi IGD memberikan perbekalan farmasi yang diminta dan menginput ke komputer pada pelayanan obat pasien umum.
iv. Pembayaran langsung dipungut oleh juru pungut IGD untuk pasien PBJ Pulang
Berobat Jalan. Sedangkan untuk pasien rawat inap dipungut oleh juru pungut ruangan. Selanjutnya juru pungut instalasi farmasi akan menghitung dan mengklaim
jumlah biaya perbekalan farmasi yang dipakai ke pihak RSUD Dr. Pirngadi kota Medan.
v. Pada resep bebas, petugas IGD memberi harga dan menginformasikan pada keluarga
pasien. Bila keluarga pesien setuju maka petugas IGD menyiapkan perbekalan farmasi dan menginput ke komputer pada penjualan langsung dan mencetak kuitansi.
Kuitansi asli diberikan pada keluarga pasien bersamaan dengan penyerahan perbekalan farmasi setelah pembayaran perbekalan farmasi.
b. Pasien Askes
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien Askes yaitu pasien harus membawa kartu Askes atau kartu anggota perusahaan bagi pasien kredit. Perbekalan farmasi yang diberikan untuk
pasien Askes harus sesuai dengan DPHO Daftar Plafon Harga Obat. Prosedur pelayanan pasien Askes:
i. Dokter menulis perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada resep sementara yang
dibawa oleh perawatkeluarga pasien ke pelayanan farmasi IGD. ii.
Obat yang diresepkan harus sesuai DPHO. Jika diluar DPHO, maka petugas farmasi IGD mengkonfirmasikan ke dokter untuk mengganti obat yang sesuai dengan DPHO
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
atau memakai protokol terapi untuk dilaporkan ke komite medis, apakah penggunaan obat diluar DPHO diterima atau ditolak.
iii. Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut kepada perawatkeluarga
pasien. iv.
Jika pasien tidak membawa kartu Askes, maka pasien dianggap pasien Umum dan resep diinput di komputer pada pelayanan obat pasien umum. Apabila dikemudian
harinya pasien menyerahkan fotokopi kartu Askes, maka petugas IGD merubah status pasien ke komputer menjadi pelayanan obat pasien Askes dan ditulis di buku
perubahan status. Perubahan status maksimal 3x24 jam, selanjutnya melapor ke bagian pendaftaran IGD dan pelayanan farmasi IGD.
v. Penagihan biaya obat dilakukan oleh bagian keuangan apotek dengan mengarsipkan
kuitansi dan copy resep, untuk diberikan kepada bagian keuangan rumah sakit. Oleh bendahara rumah sakit dilakukan pengklaiman ke perusahaan yang bersangkutan PT.
Askes. c.
Pasien JamkesmasMedan SehatPemprovsu Persyaratan yang dipenuhi oleh pasien Jamkesmas yaitu pasien harus membawa kartu
Jamkesmas dan pasien Medan Sehat yaitu pasien harus membawa kartu Medan Sehat sedangkan untuk Pemprovsu harus melampirkan kelengkapan persyaratan. Perbekalan
farmasi yang diberikan harus sesuai dengan formularium Jamkesmas. Prosedur pelayanan pasien JamkesmasMedan SehatPemprovsu:
i. Dokter menulis perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada resep sementara yang
dibawa oleh perawatkeluarga pasien ke pelayanan farmasi IGD. ii.
Obat yang diresepkan harus sesuai formularium Jamkesmas. Jika diluar Formularium Jamkesmas, maka menggunakan protokol terapi untuk dilaporkan ke komite medis,
apakah penggunaan obat diluar formularium diterima atau ditolak.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
iii. Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut kepada perawatkeluarga
pasien. iv.
Jika pasien tidak membawa kartu JamkesmasMedan Sehat atau kelengkapan syarat peserta Pemprovsu, maka pasien dianggap pasien Umum dan resep diinput di
komputer pada pelayanan obat pasien Umum. Apabila dikemudian harinya pasien menyerahkan fotokopi kartu JamkesmasMedan Sehat atau kelengkapan syarat peserta
Pemprovsu, maka petugas IGD merubah status pasien ke komputer menjadi pelayanan obat pasien Jamkesmas dan ditulis di buku perubahan status. Perubahan
status maksimal 3x24 jam, selanjutnya melapor ke bagian pendaftaran IGD dan pelayanan farmasi IGD.
d. Pasien Mr.Mrs. X
Untuk pasien Mr.Mrs. X perbekalan farmasi yang diberikan sama seperti pada pasien Jamkesmas. Biaya perbekalan farmasi dimasukkan ke komputer pada pelayanan obat pasien
umum dan akan ditagih ke bagian keuangan rumah sakit setelah pasien meninggalkan rumah sakit. Jika pasien tidak mampu membayar, maka petugas IGD melaporkan ke bagian
pelayanan medis agar membuat surat keterangan miskin yang ditandatangani oleh direktur rumah sakit, sehingga pasien tersebut tidak perlu membayar biaya pengobatan dan perbekalan
farmasi yang digunakan. Penagihan biaya dilakukan pada bagian keuangan rumah sakit. e.
Pasien Kamar Bedan Emergency i.
Petugas KBE akan mencatat semua kebutuhan operasi ke dalam lembar pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi.
ii. Obat dan alat kesehatan disiapkan, petugas IGD akan menghitung setiap pengeluaran.
Jika operasi selesai maka petugas akan menginput total pengeluaran farmasi ke komputer pada pelayanan obat pasien berdasarkan status pasien tersebut.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
iii. Untuk obat golongan narkotika, petugas farmasi IGD mencatat ke formulir pemakaian
narkotika yang dilengkapi nama dokter, nama pasien dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan untuk keperluan pelaporan narkotika setiap bulannya. Pembuatan
laporan seluruh narkotika yang digunakan di rumah sakit dilakukan oleh bagian administrasi instalasi farmasi rumah sakit RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
3.3.3.5 Pelayanan Farmasi di Instalasi Bedah Sentral IBS
Pelayanan farmasi di Instalasi Bedah Sentral IBS melayani kebutuhan perbekalan farmasi untuk operasi yang terencana. Untuk pasien umum, pembiayaan obat dan alat
kesehatan yang digunakan dalam operasi di tanggung sendiri. Untuk pasien Askes, biaya penggunaan obat-obat operasi ditanggung oleh PT. Askes dan obat yang digunakan harus
sesuai DPHO. Sedangkan untuk pasien Jamkesmas Medan Sehat Pemprovsu, biaya penggunaan obat-obat ditanggung oleh pemerintah dan obat yang digunakan harus sesuai
formularium Jamkesmas. Bagi pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan Pemprovsu harus memenuhi persyaratan terlebih dahulu, yaitu:
a. Kartu Askes Jamkesmas Medan Sehat; kecuali untuk pasien Pemprovsu
b. Surat Jaminan Perawatan SJP; kecuali untuk pasien Pemprovsu
c. Protokol terapi yang dapat dilihat pada Lampiran 16 halaman 82 untuk penggunaan
alat-alat yang mahal, narkotik, yang melebihi batas ketentuan DPHO d.
Resep Adapun alur pelayanan farmasi IBS yaitu:
A. Pasien Askes. Jamkesmas, Pemprovsu, Medan Sehat:
i. Perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah
ii. Petugaskamar bedah menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian
obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi Lampiran 17 Petugas farmasi
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan yang ada di form tersebut.
iii. Perawat yang menerima perbekalan farmasi menandatangani form pemakaian obat-
obat dan alat kesehatan untuk pasien operasi dan juga petugas farmasi yang menyerahkan.
iv. Setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan dikembalikan oleh
perawat ke apotek, lalu petugas farmasi mencoret di form tersebut. v.
Setelah itu dokter yang mengoperasi dan dokter anestesi menandatangani form tersebut.
vi. Petugas farmasi menuliskan perbekalan farmasi yang digunakan kamar bedah ke
resep sementara, kemudian membawa resep sementara itu kelantai tiga untuk diserahkan keperawat.
vii. Perawat di ruangan memindahkan resep sementara tersebut ke resep asli dan
melampirkan persyaratan-persyaratan yang diperlukan seperti yang telah disebutkan di atas.
viii. Perawat membawa resep asli tersebut beserta kelengkapannya ke pelayanan farmasi
IBS dan petugas farmasi menginput perbekalan farmasi ke komputer. ix.
Petugas farmasi menyerahkan resep tersebut ke pelayanan Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan Pemprovsu rawat inap untuk diklaim.
x. Untuk perbekalan farmasi yang masuk paket operasi seperti benang-benang,
elektroda dan Prostigmin dibuat harganya di form pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi, lalu form tersebut diserahkan ke bagian administrasi
instalasi farmasi untuk diklaim ke bagian keuangan rumah sakit. B.
Pasien Umum i.
Perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
ii. Petugas apotek meminta keluarga pasien unruk membayar biaya perbekalan farmasi
sejumlah tertentu ke Bank Bukopin sebagai panjar. iii.
Petugas kamar bedah menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi.
iv. Petugas farmasi menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan yang
ada di form tersebut. v.
Perawat yang menerima perbekalan farmasi menandatangani form pemakaian obat- obat dan alat kesehatan untuk pasien operasi dan juga petugas farmasi yang
menyerahkan. vi.
Setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan dikembalikan oleh perawat ke apotek, lalu petugas farmasi mencoret di form tersebut.
vii. Setelah itu dokter yang mengoperasi dan dokter anestesi menandatangani form
tersebut. viii.
Semua biaya perbekalan diinput ke komputer dan ditagih ke bendahara rumah sakit oleh petugas keuangan farmasi.
Perbekalan farmasi yang terdapat di pelayanan farmasi IBS adalah obat-obatan sediaan injeksi terutama anestesi dan alat kesehatan habis pakai. Obat-obat dan alat-alat
kesehatan di pelayanan farmasi IBS ini berasal dari gudang instalasi farmasi yang diminta dua kali seminggu dengan menggunakan Formulir Permintaan dan Pengeluaran Farmasi
Formulir B2. Pemakaian obat narkotika di kamar bedah dicatat dalam formulir Pemakaian Obat
Golongan Narkotika dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan. Formulir ini merupakan pertinggal di sub instalasi distribusi. Ini akan memudahkan instalasi farmasi
rumah sakit untuk mengetahui jumlah pemakaian obat narkotik sehingga mudah untuk membuat laporan penggunaan obat-obat golongan narkotik.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pemasukan dan pengeluaran barang dicatat dalam buku pemasukan dan pengeluaran, lalu dimasukkan ke kartu stok dan di cross check dengan sub instalasi administrasi setiap
bulan. Setiap akhir bulan petugas apotek melakukan stock opname.
3.3.3.6 Distribusi Ruangan
Distribusi ruangan melayani permintaan dari poliklinik rawat jalan dan ruang perawatan rawat inap. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang
perawatan adalah perbekalan farmasi yang termasuk ke dalam unit cost. Obat dan alat kesehatan yang didistribusikan dari distribusi ruangan ke poliklinik dan ruangan perawatan
merupakan kebutuhan rutin seperti kapas, alkohol, plester, dan sebagainya. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang perawatan adalah
berdasarkan permintaan pemakaian dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi. Permintaan ini dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari senin.
Pengadaan barang berasal dari gudang instalasi farmasi yang biasanya diamprah pada hari Selasa dan Jumat dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan
Pengeluaran Farmasi. Pemasukan barang dari gudang dan pengeluaran ke ruangan didokumentasikan dalam buku pemasukan dan pengeluaran, kemudian dipindahkan ke kartu
apotek dengan sistem alfabet untuk tiap jenis barang.
3.3.4 Sub Instalasi Farmasi Klinis