dapat pula mengurangkan kerja jantung, karena memungkinkan jantung bekerja lebih efesien. Edema yang disertai dengan gagal jantung secara umum ditangani dengan
diuretik lengkungan Katzung, 2007. Pemberian injeksi furosemid secara intravena untuk terapi gagal jantung kongestif sudah tepat indikasi.
Captopril adalah golongan ACE yang bekerja menurunkan angiotensin II dan aldosteron, mempengaruhi efek negatif yang ditimbulkan senyawa-senyawa tersebut, di
antaranya dapat mereduksi remodeling ventrikuler, fibrosis miokardial, apoptosis miosit, vasokonstriksi dan retensi natrium dan air. Jadi penggunaan ACE inhibitor bertujuan
untuk memperbaiki cardiac remodeling, fungsi jantung, dan menurunkan kejadian kardiovaskular setelah infark miokard Depkes, 2008. Pemberian captopril pada gagal
jantung kongestif sudah tepat indikasi. Ambroksol berkhasiat sebagai mukolitik dengan cara viskositas dahak dikurangi
dengan jalan depolimerisasi serat-serat mukopolisakarida-nya. Reasorbsinya di usus baik, mulai kerjanya per oral sesudah lima jam. Selain itu, obat ini digunakan secara lokal di
bronkus untuk memudahkan pengeluaran dahak pasien yang dirawat di IGD. Efek samping pemberian secara oral adalah mual dan peninggian transaminase serum
Gunawan, 2007. Spironolakton diindikasikan untuk edema pada gagal jantung. Spironolakton
tepat indikasi karena pasien diberikan furosemide yang merupakan boros kalium, sedangkan spironolakton merupakan obat hemat kalium. Diuretik ini mempunyai efek
yang lemah dan khusus digunakan terkombinasi dengan diuretik lain pada penanganan gagal jantung guna menghemat eksresi kalium Tjay, 2002.
Novoravid merupakan injeksi insulin yang diindikasikan untuk mengendalikan hiperglikemia. Insulin merupakan salah satu alternatif pengobatan diabetes tipe 2. Dengan
demikian penggunaan novoravid sudah tepat.
4.1.3 Pengkajian Tepat Obat
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Furosemid adalah diuretik yang dapat mengurangkan akumulasi edema, biasanya pada paru-paru. Pengurangan cairan ini mungkin meningkatkan oksigenasi dan dengan
cara demikian meningkatkan fungsi miokardial. Apabila volume preload dikurangkan dapat pula mengurangkan kerja dari jantung, karena memungkinkan jantung bekerja lebih
efesien. Edema yang disertai dengan gagal jantung secara umum ditangani dengan diuretik lengkungan Katzung, 2007.
Diuretik lengkungan digunakan pada edema paru yang disebabkan oleh kegagalan ventrikel kiri jantung. Pemberian secara intravena membantu mengurangkan
sesak napas dan mengurangkan preload UK Health Departement, 2009. Pemberian injeksi furosemid untuk pasien gagal jantung sudah tepat obat.
Captopril menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi tahanan pembuluh darah perifer TPR, keluaran jantung dan denyut jantung tidak diubah. Kaptopril telah
banyak digunakan dalam pengobatan gagal jantung dan pengobatan setelah infark miokardial Katzung, 2007.
Pemberian spironolakton sudah tepat obat. Spironolakton sering diberikan bersama dengan diuretik tiazid atau pun diuretik loop untuk pengobatan edema dan
hipertensi. Kombinasi tersebut menghasilkan peningkatan mobilisasi cairan edema dan memperkecil gangguan homeostatis K
+
Jackson, 2007. Pemberian spironolakton ditujukan untuk mengatasi hipokalemia yang dapat terjadi akibat penggunaan diuretik
kuat, namun pemberian spironolakton bersama dengan captopril dapat menyebabkan hiperkalemia karena retensi kalium. Oleh karena itu, sebaiknya perlu dilakukan
pemantauan kadar kalium dalam darah. Pengobatan gagal jantung bertujuan untuk mengurangkan gejalasimptom yang
timbul, meningkatkan daya tahan dan juga mengurangi angka kematian. ACEIs biasanya disarankan pada penggunaan gagal jantung akibat gagal ventrikel kiri. Penggunaan
ACEIs pada gagal jantung biasanya dikombinasi dengan betabloker ataupun dengan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
diuretik UK Health Departement, 2009. Pemberian captopril untuk penanganan gagal jantung kongestif sudah tepat obat.
4.1.4 Pengkajian Tepat Dosis