Etiologi Manifestasi Klinik Gagal Jantung Kongestif .1 Definisi

Klasifikasi dari New York Heart Association: a. Kelas I asimtomatik: tidak membatasi aktivitas fisik normal. b. Kelas II ringan: nyaman saat istirahat namun timbul gejala pada aktivitas sedang sampai berat. c. Kelas III sedang: nyaman saat istirahat namun gejala timbul pada aktivitas ringan. d. Kelas IV berat: tidak mampu melakukan aktivitas fisik tanpa merasa tak nyaman, yang bisa juga dirasakan saat istirahat Rubenstein, 2007.

2.1.2 Etiologi

Gagal jantung terjadi sewaktu jantung tidak mampu memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrien tubuh. Gagal jantung disebabkan akibat disfungsi diastolik atau sistolik. Gagal jantung diastolik dapat terjadi dengan atau tanpa gagal jantung sistolik. Gagal jantung diastolik sering terjadi akibat hipertensi yang lama kronis Corwin, 2009. CHF dapat disebabkan oleh gangguan kemampuan otot jantung berkontraksi atau meningkatnya beban kerja dari jantung. Gagal jantung kongestif diikuti oleh peningkatan volume darah yang abnormal dan cairan interstitial jantung. Penyebab dasar gagal jantung kongestif antara lain penyakit jantung arteriosklerosis, penyakit hipertensi, penyakit katup jantung, kardiomiopati yang melebar, penyakit jantung kongenital Mycek, 2001. Secara epidemiologi cukup penting untuk mengetahui penyebab gagal jantung, di negara berkembang penyakit arteri koroner dan hipertensi merupakan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA penyebab terbanyak sedangkan penyebab lain terbanyak adalah penyakit jantung katup Mariyono dan Santoso, 2007.

2.1.3 Manifestasi Klinik

Gejala gagal jantung kongestif dapat dihubungkan dengan pengurangan curah jantung atau kongesti vena sistemik dan atau pulmonalis: a. Kelelahan, kelemahan Gejala ini merupakan manifestasi pengurangan curah jantung dengan akibat pengangkutan oksigen yang tidak adekuat ke otot rangka. b. Dispnea Peningkatan pengisian ventrikel kiri menyebabkan transudasi cairan kedalam paru sehingga meningkatkan kerja pernapasan. Dispnea bisa juga disebabkan akibat pengurangan darah ke otot pernapasan. d. Ortopnea Ortopnea menunjukkan kesulitan bernafas yang timbul setelah dalam beberapa menit mengambil posisi berbaring. e. Batuk Batuk sering menyertai gejala dispnea, ortopnea. Batuk bisa juga disebabkan oleh edema batang bronkhus atau tekanan pada batang bronkus oleh atrium kiri yang terdistensi. e. Dispnea nokturnal paroksismal Pasien CHF bisa mendadak bangun dari tidur dengan sensasi kesulitan bernafas beberapa jam setelah mengambil posisi berbaring. Sesak ini khas timbul pada pasien edema perifer dan karena peningkatan kongesti paru. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 6. Nokturia Retensi garam dan air yang timbul dalam CHF menyebabkan pengurangan produksi urin selama jam bangun. Tetapi nokturia bisa menyertai mobilisasi cairan edema yang timbul dalam posisi berbaring.

2.1.4 Diagnosis