Klasifikasi Gejala dan Tanda Penatalaksanaan

2.3.2 Klasifikasi

Efusi pleura dapat berupa: a. transudat merupakan kumpulan cairan non-peradangan, jernih dan kandungan protein 0,3 g100 ml atau kurang. Satu-satunya sel yang ditemukan adalah limfosit dan sel-sel mesotel. Penyebabnya antara lain: i. gagal jantung: berkaitan dengan edema paru. ii. penyakit ginjal: tipe hipoproteinemia pada sindrom nefrotik; gagal ginjal. iii. penyakit hati: terutama sirosis. Volume cairan dapat mencapai proporsi yang sangat besar hingga 2-3 liter Thomson dan Cotton, 1997. b. eksudat merupakan kumpulan cairan berwarna kekuningan dengan kandungan protein lebih besar dari 3 g100 ml. Selain sel-sel mesotel juga ditemukan campuran limfosit dan polimorf. Sebagian besar penyebabnya adalah akibat penyakit peradangan paru yang mendasarinya, misalnya tuberkulosis, pneumonia, abses paru, bronkiektasis. Eksudat pleura juga dapat disertai infeksi sistemik, uremia, infark paru, demam reumatik dan lupus eritematosus sistemik Thomson dan Cotton, 1997.

2.3.3 Gejala dan Tanda

Gejala dan tanda dari efusi pleura antara lain: i. dispnea bervariasi. ii. nyeri pleuritik biasanya mendahului efusi. iii. trakea bergeser menjauhi sisi yang mengalami efusi. iv. pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang terkena. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA v. suara nafas berkurang di atas efusi pleura Price dan Wilson, 2006.

2.3.4 Penatalaksanaan

Aspirasi cairan biasanya diperlukan baik untuk pengobatan maupun membantu penegakan diagnosis. Biopsi pleura harus dilakukan pada saat yang sama. Spesimen dikirim ke laboratorium untuk: i. pemeriksaan mikroskopik ii. kultur bakteri, termasuk tuberculosis iii. histology iv. sitologi untuk mencari sel ganas v. kandungan protein: sekitar 30 gl sudah membedakan eksudat dari transudat Rubenstein, 2007. Efusi pleura diobati dengan aspirasi jarum torasentesis. Hal ini khususnya penting apabila efusi merupakan eksudat, karena dapat mengakibatkan fibrotoraks. Efusi ringan dan tidak merupakan peradangan transudat dapat diresorpsi ke dalam kapiler setelah penyebab efusi sudah diatasi Price dan Wilson, 2006. 2.4 Hipoalbuminemia 2.4.1 Definisi